"Ughh.."
"Kau kenapa!"
"Uugh.."
Sekali lagi Lia menahan mual yang menyiksa. Dia segera berlari ke kamar mandi dan menumpahkan isi perutnya. Membuat Jack melongo dengan kedua tangan terbuka. Dekapan eratnya tiba tiba kosong. Lia sepertinya terlalu lemah terhadap alkohol tinggi seperti Vodka.
"Lia, apa kau baik baik saja?"
"Ooeekk!!"
"Liaa.." Jack menyusul Lia ke kamar mandi, dan gadis itu terduduk di lantai. Dia berusaha bangkit saat perutnya kembali bergejolak, sekali lagi menumpahkan isi perut di wastafel.
"Perutku tiba tiba terasa penuh dan mual.."
"Pakaian mu jadi basah. Kau harus ganti pakaia. Mau aku bantu?"
"Entahlah, rasanya aku tak ada energi, semua sendiku terasa lemas.."
"Maaf aku lancang.." ujar Jack membantu Lia melepas kaosnya yang basah.
"Ah, kau harus melihat tubuhku lagi.." lirih Lia pasrah.
"Mmh.. ya.."
"Aku harap kita tak bertemu lagi. Kejadian seperti ini terasa konyol!"
"Aku rasa tidak juga.." balas jack santai. Wajahnya bisa saja santai tapi melihat tubuh sintal dan pinggang yang ramping, Jack kembali on. Di berusaha mensugesti diri untuk kuat, meski bendanya berontak nakal. Pria itu menggeleng sambil menelan ludah.
"Biar ku bantu bersihkan!"
"Terima kasih jack. Kau teman yang baik." Oke baiklah! Teman yang baik, Jack mengangguk mengerti. Dia mengambil handuk dan mengelap wajah Lia yang basah. Pria itu juga membasahi handuk dan membantu mengelap tubuh atas Lia yang hanya mengenakan bra.
Kalau bukan karena hutang janji dengan Edward mungkin Lia sudah habis dalam genggaman Jack malam ini.
"Hati hati tatapan matamu. Aku melihat bola mata itu akan keluar!"
Jack tertawa mendengar sindiran keras Lia. Dari tadi dia memang terpaku menatap aset kembar Lia.
"Baiklah Jack aku bisa melakukan sendiri. Bisa kau tinggalkan aku.."
"Baiklah.." ujar Jack keluar dari kamar mandi. Pria itu kembali duduk di tepi dipan. Wajahnya jelas sedang berpikir. Sepertinya akan sulit melewati malam dengan Lia. Terlalu banyak halal melintang yang membuyarkan pertahanan. Jack tak yakin akan bertahan. Dia menatap layar ponselnya dan menoleh ke kamar mandi yang sekarang di tutup rapat. Jack menggaris senyum getir.
"Lia, aku keluar sebentar!"
"Okay!"
Balas Lia ikut berteriak ketika mendengar suara Jack. Pria itu meninggalkan kamar dengan menenteng tas travelnya. Dia memainkan ponsel di tangan. Bibirnya tersenyum sinis.
"Hallo! Tuan Edward! Aku punya berita bagus untukmu.." Jack terlibat obrolan di telepon. Dari salam yang dia ucapkan jelas dia sedang menghubungi Edwardo.
"Aku sedang dalam perjalanan ke Sevilla. Aku akan mencarikan rumah di tepi pantai sesuai keinginanmu. Dan bonusnya adalah. Wanita yang pernah kau tunjuk di malam lalu juga akan menemanimu di Sevilla. Bukan kah itu jackpot!"
Jack membalas tawa riang Edward di sambungan telepon. Dia menuruni anak tangga menuju meja penjaga tamu.
Masih dengan sambungan di telepon Jack menjeda obrolannya, dan meminta sesuatu pada pemilik penginapan.
"Katakan pada teman menginapku. Aku sudah meninggalkan travel yang akan menjemputnya esok pagi. Jika dia bertanya aku kemana. Katakan aku terburu buru!" Pemilik penginapan hanya mengangguk saja sambil memberikan kunci yang lain pada Jack.
"Oiya, aku ingin seorang gadis dalam kamarku dan beberapa botol minuman. Bisa sekalian kau pindahkan mobilku, agar dia tak tahu aku masih berada di sini!"
"Tidak masalah tuan. Semua akan rapi!" Balas pemilik wisma menepuk segepok uang yang Jack berikan.
"Taruh barang wanita itu di lobi. Dan simpan punyaku di mobil!"
"Aman lan!!"
Jack kembali pada sambungan di telepon setelah urusan dengan pemilik wisma selesai.
"Hallo tuan. Oh. Kau masih belum selesai? Baiklah kalau begitu, hubungi aku setelah ranjangmu berhenti bergoyang.." tutup Jack. Jarinya memainkan kunci kamar yang lain. Dia kembali naik dan membuka pintu lainnya. Meninggalkan Lia sendirian.
Kembali ke kamar Lia.
Dia sudah duduk di tepi ranjang beberapa menit dan tak mendapati Jack kembali. Lia mengangkat bahu tak peduli.
"Terserahlah. Aku mengantuk!" Lirih Lia merebahkan diri di kasur. Tak berapa lama dia pun terlelap karena lelah.
Sementara Jack di kamar yang lain.
Pria itu meneguk minumannya. Dia seakan tak puas dengan dua botol lebih dulu. Pertahanan dirinya kuat juga. Tak berselang lama seorang wanita dengan dress pendek dan dada terbuka mengetuk pintu. Jack membuka pintu perlahan dan meneliti dari ujung rambut hingga ujung tungkai kaki yang terbuka sempurna.
"Selamat malam tuan. Namaku marry.." ujarnya memperkenalkan diri dan masuk ke dalam kamar Jack. Pria itu hanya tersenyum sinis.
"Ah, aku dengar tuan sangat lelah dan butuh teman untuk rileksasi.." ujarnya menggoda dengan bibir dan tatapan mata sensual. Jack masih duduk santai sambil meluruskan kaki di atas meja. Dia hanya melirik tanpa menoleh pada sentuhan menggoda marry di permukaan pakaiannya. Gadis itu meraba lembut bahu hingga melingkari punggung bidang Jack. Tidak ada yang salah. Gadis ini memiliki rambut pirang bergelombang dan panjang. Matanya berbinar berwarna hijau berkilau. Bibirnya penuh dengan polesan lipstik menggoda. Tubuhnya sensual dengan bentuk bak gitar spanyol di balut dress mini ketat.
Di belakang punggung Jack dia mulai beraksi. Menjulurkan lidah dan mengecap permukaan telinga Jack. Sementara telapak tangannya bermain main di dada Jack. Menelusup masuk dan mulai menelusuri dada bidang Jack. Pria itu sudah menanggalkan outer yang dia biasa kenakan. Hanya tersisa kaos berbahan Knit. Yang terus naik dan memamerkan otot otot perutnya yang kencang.
"Sayang.. kau suka blow job?" Tanya si gadis penghibur dengan nada sensual. Jack tak menjawab. Dia meneguk lagi alkoholnya. Tapi si gadis sedikit bermain kasar. Dia meraih botol minuman Jack. Mengisi rongga mulutnya lalu menancapkan bibirnya ke atas bibir Jack, menyerang bibir merah Jack yang sudah dari tadi terangsang. Bukan, bukan karena gadis di hadapannya ini. Melainkan bekas ciuman sebelumnya yang membuat bibir itu berwarna merah dan penuh.
"Alkohol menetes dari cela bibir mereka yang saling berpagutan panas. Jack meraih tisu dan mendorong dada gadis di hadapannya.
"Sorry, aku tak menyukai pakaian yang basah.." ucap Jack mencari alasan.
"Its okay.." balas si gadis berusaha mengerti.
"Bisa aku lanjutkan?" Jack mengangguk ragu. Kapan lagi bisa melayani pria tampan, muda dan kaya. Gadis itu mendengar bayaran yang lumayan tinggi untuk harga penginapan biasa ini. Ya, Jack memberikan uang dalam jumlah tak tanggung tanggung. Bukankah itu sudah memastikan jika dia kaya! Semua itu membuat si wanita penghibur bersemangat. Dia akan memuaskan Jack malam ini! Begitulah tekadnya.
Sekali lagi wanita itu menyambar bibir Jack, kali ini dia sudah bergeser duduk di pangkuan Jack, seperti yang dilakukan Lia sebelumnya. Pria itu jadi tertawa kecil.
"Kenapa kau tertawa?"
".." Jack tak bisa menjawab nada heran gadis yang duduk di pangkuannya. Dia hanya ingat tingkah Lia sebelumnya. Sudahlah! Gadis ini mana peduli, dia segera ingin menyambar bibir Jack tapi pria itu menghindar.
"Bisa kau langsung saja. Aku hanya membutuhkan dirimu untuk ini?"
Tunjuk Jack pada senjatanya yang on.
"Ah, kau tak sabar!" Sela si gadis segera membuka pakaian.
"Tidak perlu. Kau tak perlu menanggalkan pakaianmu. Aku tak butuh itu! Bermain dengan lidah mu saja!" Pinta Jack langsung ke intinya.
"Ah, okey.." sedikit kecewa tapi si gadis menurut saja. Dia mulai pekerjaan dari bermain main hingga merasakan semua batang itu di dalam rongga mulutnya. Dia berharap Jack meringis. Melenguh nikmat. Tapi wajah pria itu datar saja sambil meneguk minuman. Sial! Ini tidak bagus.
Jack meneguk minuman. Dia ingat bagaimana tangannya bergerak perlahan mengelap tubuh Lia. Dia membayangkan bisa mengecap lagi dan lagi, hingga puncaknya.. Jack melemparkan kotak tisu untuk gadis yang sudah bekerja keras di antara pahanya.
"Ambil uangmu, dan keluarlah!" Pinta Jack. Dia memang tak bisa melupakan Lia.
"Sial! Sudah kuduga. Ini berbeda!" Racaunya kesal sambil membanting diri di ranjang!.
___
jangan lupa tambahkan review kalian, semakin banyak semakin up novelnya. jangan lupa tinggalkan komentar kalian, spam komentar untuk dapat banyak freepass juga.. kirimkan batu kuasa sebagai bentuk dukungan untuk tulisan ini.
segala bentuk dukungan kalian sangat berarti bagiku.