Kini Rini bisa menikmati sarapannya dengan tenang, tidak ada yang berani menggodanya lagi, semuanya merasa takut akan kejadian yang barusan, dimana tangan para petualang itu dipotong dengan sangat mudah dan cepat.
"untung saja Aris (healer Rey) sempat menghentikan ku untuk menggoda wanita itu, jika tidak maka nasibku bakalan sama dengan para petualang itu," gumam Rey dalam hati.
"apakah kalian sudah selesai sarapan,?" tanya Rey kepada kelompok party miliknya.
"sudah tuan," jawab Beat.
"baiklah, sekarang kita menuju ke bengkel blacksmith milik si Rasyid," ucap Rey seraya berdiri dan berjalan menuju pintu keluar dari restoran penginapan tempat mereka nginap.
Rini sempat mendengar ucapan Rey,
"bukannya mereka tadi mengatakan bengkel blacksmith,?!? terus Rasyid,.?!? apakah itu adalah sahabat ayah yah,?!? sebaiknya aku ikuti mereka," pikir Rini setelah mendengar percakapan Rey bersama kelompok party nya.
Rini lantas ikut berdiri dan ikut berjalan meninggalkan restoran itu, dia mengambil jarak cukup jauh dari Rey dan kelompoknya agar tidak ketahuan sedang membuntuti mereka.
Berjalan sekitar 5 menit dan akhirnya mereka tiba didepan bengkel sekaligus toko milik paman Rasyid.
"hei keluar kamu pencuri,!!!!" teriak Rey yang mengagetkan penduduk sekitar, bahkan kelompoknya sendiripun kaget mendengar teriakan dari Rey.
"apa yang anda lakukan tuan,?!?" tegur beat kepada Rey yang tiba-tiba berteriak seperti itu.
"kamu diam aja dan mengikuti ku" bantah Rey.
"CEPAT KELUAR,!!!! JIKA TIDAK AKAN KU HANCURKAN BENGKEL INI,!!!! teriak Rey lagi yang membuat penduduk makin penasaran dan berkumpul disekitar mereka, termaksuk Rini didalamnya yang ikut berkumpul dan melihat apa yang terjadi.
"kelucuan apalagi yang akan ditunjukkan oleh badut ini," gumam Rini.
Paman Rasyid dan yang lainnya sedang menikmati sarapan diruang tengah, tiba-tiba merasa terganggu oleh teriakan itu.
"guru apakah anda mendengar teriakan yang ingin menghancurkan bengkel ini,?!?" tanya Irwan yang mendengar sebuah teriakan dari arah luar yang ingin menghancurkan bengkel milik gurunya.
"kamu pasti melamun wan, siapa yang berani menghancurkan bengkel ku,?!?" cuek paman Rasyid yang melanjutkan makannya.
"Cepat keluar,!!!! aku hitung sampai tiga jika kalian tidak keluar akan ku hancurkan bengkel ini,!!!!" teriak Rey lagi.
"benar paman ada yang teriak diluar ingin menghancurkan bengkel paman,!!!" panik Arman.
"siapa lagi yang berlagak sok jadi preman di desa ini," kesal paman Rasyid yang langsung berdiri dan berjalan menuju pintu keluar bengkelnya, diikuti Arman dan yang lainnya di belakang.
"siapa kalian,!!!!" teriak paman Rasyid kepada Rey dan kelompoknya.
"aku kesini untuk mengambil milikku, segera kembalikan Griffin itu,!!!!" teriak Rey yang membuat seluruh penonton termasuk kelompoknya kaget.
"hah,!!!!"
"aku tanya siapa kalian,?!? dan kenapa kalian ingin menghancurkan bengkel milikku,?!?" tanya paman Rasyid dengan tatapan tajam kearah Rey beserta kelompoknya.
"apa yang anda lakukan tuan, itu adalah tuan Rasyid, apakah anda tidak mengetahui siapa dia,??" tegur Beat yang khawatir jika apa yang Rey lakukan telah membuat tuan Rasyid marah.
"siapa itu Rasyid, aku tidak mengenalnya," sombong Rey kepada Beat. Rey memang tidak mengetahui siapa itu Rasyid karena yang dia ketahui hanyalah kesombongan semata dan para bangsawan lainnya.
Rini yang ada di kerumunan menyaksikan hal itu, dia kaget ketika mendengar bahwa yang keluar dari bengkel itu ada seorang pria tua baya yang bernama Rasyid, orang yang dia cari ada didepan matanya. Rini tak langsung menghampiri paman Rasyid, dia menunggu kelucuan apalagi yang akan disajikan oleh petualang bangsawan yang sombong ini.
"haaah!!!! kamu tidak mengetahui siapa diriku,!!! terus kenapa kalian datang kesini dan menggangguku yang sedang sarapan,!!! apa maksud kamu tentang Griffin itu milikmu,?!?"
"yah, Griffin itu adalah milikku, tamu anda telah mencurinya dariku," bangga Rey, namun kelompoknya merasa malu akan tingkah Rey yang konyol dan memalukan. Jelas-jelas Griffin itu bukan miliknya namun dia telah mengakui bahwa Griffin itu telah dicuri darinya.
"cepat serahkan Griffin itu kembali," teriak Rey lagi.
"hah,!!!!! kamu mabok yah,??? jelas-jelas Griffin itu milikku dan rekanku, namun kamu mengakuinya menjadi milikmu bahkan menuduh kami mencurinya,!?!" protes Arman yang kesal karena Rey telah menuduhnya telah mencuri Griffin darinya.
"tutup mulutmu, siapa kamu,!!! aku sedang berbicara dengan dia,!!!!" bentak Rey seraya menunjuk paman Rasyid dengan tidak sopan.
"kamu,!!!!" marah Irwan dan Ridho ketika melihat paman Rasyid ditunjuk dengan cara tidak sopan seperti itu, namun ditahan oleh paman Rasyid.
"kalian tidak perlu membuang tenaga untuk meladeni badut seperti ini,!!! Arman, sekarang kamu panggil Harpic kesini dan biar Harpic yang memberi dia pelajaran,!!" pinta paman Rasyid kepada Arman dan yang lainnya.
"baik paman," angguk Arman yang segera kebelakang untuk memanggil Harpic, namun baru beberapa langkah Harpic tengah muncul dari udara dan mendarat dekat mereka.
"guruu,!!!"
"aku baru mau memanggilmu kawan," ucap Arman seraya mengelus kepala Harpic.
"guruuu,"
"wah itu benar-benar Griffin, ternyata cerita itu tidak bohong," gumam seluruh penduduk yang sedang menonton kekonyolan Rey.
"itu benar Griffin, aku mesti mendapatkan dia untuk hadiah ayah, dia pasti sangat senang dan bangga padaku," bathin Rey ketika melihat kedatangan Harpic yang terbang.
"serahkan Griffin itu, itu milikku," teriak Rey yang semangat ingin mendapatkan Griffin tersebut, namun berbeda dengan kelompok party miliknya, mereka sangat malu terlihat dari raut wajah mereka yang kaget dan syok mendengar ketua mereka melakukan hal sperti itu.
"guruu,!!!" heran Harpic yang memiringkan kepalanya ketika mendengar bahwa dia adalah milik Rey.
"iya kawan, dia mengakui bahwa aku telah mencuri kamu darinya," ucap Arman kepada Harpic yang heran dengan badut yang sedang berdiri dihadapannya.
"guruu, ruuu, ruuu," tawa Harpic, dia lalu maju mendekati Rey dengan perlahan.
"tuan apa yang mesti kita lakukan sekarang," panik kelompok Rey.
"kalian tenang saja,!!!! kalian bilang bahwa dia jinak kan,?!?"
"iya tuan, tapi ...."
"sudah,!!!! ikuti aku saja," bentak Rey terhadap kelompoknya.
"yah sini sayang, aku merindukan kamu, mereka telah memisahkan kita," ucap Rey seraya mengangkat kedua tangannya seakan ingin memeluk Harpic.
"guruu,!!!" angguk Harpic yang ikut bermain dengannya.
"kalian lihat kan, jelas-jelas Griffin ini milikku, ahahaha," tawa Rey yang melihat respon dari Harpic seakan benar dialah sang pemilik sebenarnya. (akhirnya aku mendapatkan hadiah untuk ayah,!!!) gumam Rey dalam hati.
Harpic kian dekat dengan Rey, dia mengikuti alur drama yang dimainkan oleh Rey, namun tiba-tiba Harpic memukul Rey dengan cakarnya yang membuatnya terbang jauh. Kelompok Rey sudah bisa menebak apa yang bakalan terjadi, mereka hanya diam di tempat mereka dan tidak melakukan apapun.
"ha-ha-ha dasar petualang bodoh," tawa para penduduk.
"ha-ha-ha, iya nih!!!! bisa-bisanya dia mengakui sebagai pemilik Griffin itu, dasar petualang badut..." tawa penduduk lainnya.
"sekarang kalian mau bagaimana,?" tanya paman Rasyid kepada kelompok Rey yang tertinggal.
"maafkan kami tuan, kami tidak ada hubungannya dengan kebodohan ketua kami, kami sendiri juga tidak menahu maksud dan tujuannya,!!!" jawab Beat mewakili temannya yang lain.
"sebaiknya kalian jangan mengikuti dia lagi, itu bisa merusak citra kalian sebagai petualang," ucap paman Rasyid yang memberi saran kepada mereka berempat.
"baik tuan, kami akan mengingat saran anda,"
"baiklah, sekarang kalian pergi dari sini dan jangan menganggu ku lagi, paham!!!!!"
"paham tuan,!!! .... ayo kita cepat mencari dimana Rey mendarat," ucap Beat kepada teman-temannya, mereka lalu meninggalkan area itu dan bergegas mencari dimana Rey mendarat akibat pukulan dari seekor Griffin.
"dan kalian semua, tontonan sudah selesai dan sebaiknya urus urusan kalian masing-masing, jangan berkumpul didepan bengkel milikku," tegas paman Rasyid yang mengusir para penduduk yang berkumpul didepan bengkel miliknya.
"ayo kita masuk kedalam dan kembali sarapan,!!!" ucap paman Rasyid yang berbalik kebelakang dan masuk kedalam untuk melanjutkan sarapannya yang terganggu.
Satu persatu para penduduk membubarkan diri, termasuk Rini yang memilih untuk tidak segera menemui paman Rasyid, karena setidaknya kini dia telah tahu dimana keberadaan sahabat ayahnya itu. Dia kembali ke tengah desa untuk berbelanja kebutuhan bahan-bahan pembuatan potion.
"kamu sangat hebat kawan, sekali pukul saja bisa terpental jauh,"
"guruu," senyum Harpic.
"kamu sebaiknya kembali ke kandang lagi kawan, aku ingin melanjutkan sarapan lagi, ...."
"guruu," sedih Harpic, dia berharap bisa bermain dengan Arman atau anak-anak lainnya, dia sangat bosan berada didalam kandang.