Mereka berkali-kali bertemu dengan monster level 3-5, namun mereka dengan mudah melewati semuanya. Total sudah lebih dari 200 monster level 3-5 yang mereka miliki untuk dijual di guild petualang, oh didalam setiap monster memiliki power stone yang bisa digunakan setiap petualang untuk berkultivasi guna menaikkan tingkat kekuatan Aura mereka.
Kini mereka berada di perbatasan area monster level 1-5 dan 6-10, jaraknya cuman 100 meter didepan mereka. Ridho langsung mengaktifkan mata auranya untuk melihat monster level berapa saja yang menunggu mereka didepan.
"ada berapa banyak kak monsternya,?" tanya Arman yang begitu bersemangat untuk menghadapi monster level 5 keatas, karena bagi dia melawan monster level 1-5 cuman pemanasan saja.
"ada beberapa puluh monster level 7 hingga 10 depan sana menunggu kita, apakah kamu telah siap man," tanya ridho,
Arman lantas memancarkan wajah yang penuh bahagia ketika mendengar level 7-10 berarti dia tidak mesti melawan level 6 langsung loncat ke level 7.
"eh, kenapa wajah kamu man, ahaha" tawa ridho melihat wajah arman yang seperti anak-anak yang mendapatkan hadiah permainan kesukaan mereka.
"hehehe, aku bersemangat kak, ternyata begini rasanya mengejar monster dan bertarung bersama monster," cengir Arman sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"dasar kamu man,!!!! kalau gitu mari kita lanjutkan perjalanan didepan, kamu siap kan." tanya ridho,
"siap bos,"
Mereka berdua lalu melanjutkan perjalanan melewati hutan terlarang, kali ini mereka memasuki area terlarang kedua dimana tempat ini menjadi markas kawanan monster level 6-10.
Mereka membutuhkan waktu sekitar 2 jam saat melewati area level 1-5, jadi sekarang waktu yang mereka butuhkan untuk melalui semua area adalah 8 jam, itu sudah sesuai target dari rencana awal.
Ketika sedang berlari melewati area kedua mereka tiba-tiba mereka bertemu dengan Orge yang berlevel 8, Arman sangat bersemangat ketika melihat monster itu, karena selama ini dia hanya mendengar cerita tentang monster dari guru Bahar.
"hati-hati man, monster ini diluar kendali kita, aku merasa tidak sanggup melawannya," ucap ridho yang panik ketika melihat monster tersebut, namun jawaban yang diberikan oleh Arman sungguh sangat membuat ridho tidak percaya.
"tenang aja kak, aku bisa melawannya sendiri, kakak beristirahat saja dulu sambil menunggu aku selesai bertarung," jawab Arman.
"kamu jangan menganggap mudah monster ini man, dia memiliki kecepatan di atas kita, dan dia juga memiliki kepintaran layaknya seorang manusia," panik ridho mengingatkan kepada Arman.
"tenang kak, aku punya cara mengalahkan monster ini," jawab Arman sambil mengedipkan mata kepada ridho.
Arman lantas mengeluarkan sebuah pedang dari cincin penyimpanannya,
"cling"
Ridho kaget melihat Arman mengeluarkan sebuah pedang, dia tidak mengira Arman ternyata juga bisa menggunakan sebuah pedang.
"kamu juga bisa menggunakan pedang yah man,?" tanya ridho yang penasaran.
"iya nih kak,
"kakak lihat aja yah gimana caraku bisa mengalahkan monster ini, hehehe,"
"tapi ketika kamu merasa tidak sanggup melawan monster ini, lebih baik kamu mundur dan kita berdua lari," ucap ridho.
"oke kak, tapi Arman yakin bisa mengalahkan monster ini," jawab Arman yang merasa percaya diri bisa mengalahkan monster ceberus yang ada dihadapannya saat ini.
Ridho sebenarnya mempunyai rencana lain ketika menyadari ada ceberus didepan mereka, dia berencana untuk meminum potion mereka dan bergerak cepat menuju keluar dari hutan terlarang ini. Tapi Arman ternyata menganggap serius tentang ujian menjadi petualang ini, dia sangat ingin menguji sampai mana kemampuannya dalam hal kekuatan dan beladiri.
Ridho menjauh dari Arman, dia memilih menjauh karena dia tidak ingin mengganggu pertempuran Arman bersama monster ini.
Arman mulai melesat dengan kecepatan yang dia miliki, dia mencoba meninju rahang bawah monster itu, namun tak disangka ternyata monster itu cukup pintar juga, dia berhasil menghindari serangan dadakan yang dibuat oleh Arman. Arman lantas berencana menyerang bagian, namun lagi-lagi monster itu bisa menghindari serangan Arman.
"AARRRRRGGGGG!!!!!!!" teriakan monster itu terdengar sangat keras dan membuat telinga Arman jadi sakit, Arman lantas menutup telinganya dengan kedua tangannya untuk menghindari atau mengurangi rasa sakit yang dia rasa akibat teriakan dari monster itu.
Tanpa diduga monster itu mulai membalas dan menyerang Arman yang sedang tidak siap, monster itu mengincar bagian bawah dada Arman. Dengan sigap dia menghindari serangan tersebut, namun Arman sempat mendapat pukulan yang tepat mengenai bahu kirinya.
"Boleh juga yah kamu, sebenarnya aku masih ingin bermain lama denganmu, tapi kami dikejar waktu, jadi mohon maaf kini waktunya kamu untuk menghilang," ungkap Arman yang berencana untuk segera menghabisi monster itu dengan cepat dan dengan sekali tebasan.
Sebelum menyerang Arman berbalik kebelakang terlebih dahulu, dia tidak ingin kakaknya terkena serangan yang akan dia gunakan. Setelah melirik dan merasa aman, Arman lantas mengambil kuda-kuda untuk memulai serangannya, dia menggunakan separuh tenaga auranya untuk mengeluarkan serangan tersebut, sehingga dia membutuhkan potion untuk mengisi kembali tenaga auranya yang telah keluar.
Ridho mengenali posisi kuda-kuda tersebut, itu adalah salah satu jurus andalan dari guru Bahar yang bernama 'cortar la pierna' dimana serangannya bertujuan untuk menyerang monster yang besar dan tinggi, jurus itu berfokus menyerang kaki lawannya.
"Aku mesti bertanya nanti kepada Arman, apa rahasianya dia bisa menyelesaikan jurus itu," bathin ridho ketika dia melihat Arman menggunakan jurus pedang tersebut.
Arman mengumpulkan kekuatan auranya dan memfokuskan pada pedangnya sembari menguatkan kuda-kuda kakinya agar tidak goyah ketika melepaskan serangannya, setelah merasa kekuatan Aura yang dia kumpulkan cukup, Arman lantas berlari mendekat ke monster dan mengayunkan pedangnya tepat didada monster itu.
"cortar la pierna," teriak Arman.
"Arrrrgggghhh," teriak monster itu.
Tebasan Arman tepat mengenai dada dari monster itu dan meninggalkan luka yang cukup dalam, tak lama kemudian monster itu terjatuh.
Darah monster itu bercucuran keluar, membanjiri rumput hijau yang ada disekitarnya. Arman lantas mendekat kearah monster itu dan memasukkannya ke dalam cincin penyimpanan yang dia miliki.
Ridho tak henti-hentinya merasa bangga terhadap adiknya, dia tidak menyangka Arman bisa sehebat itu, dengan tatapan yang takjub dan bangga dia menghampiri Arman.
"aku tak menyangka kamu bisa menguasai 'cortar la pierna' man," ucap ridho sambil membersihkan sisa-sisa debu yang menempel pada celananya.
"hehehe, iya nih kak,
"cuman sekarang Arman butuh potion untuk mengembalikan aura yang telah Arman keluarkan tadi,"
Arman lantas mengeluarkan sebotol potion untuk diminumnya, diapun langsung meminumnya.
"glekk, gllekk,"
"-yah sudah kamu minum potion itu dulu, baru kita segera melanjutkan perjalanan kita,"
Sebenarnya ridho ingin menanyakan apa rahasia Arman sehingga dia bisa menguasai 'cortar la pierna', namun karena suasana lagi tidak memungkinkan, maka dia urungkan niatnya untuk bertanya dan memilih buntuk melanjutkan perjalanan.
Arman merasa segar dan auranya terisi kembali setelah meminum sebotol potion, melihat hal itu ridho lantas memutuskan untuk melanjutkan perjalanan melewati hutan terlarang ini. Ridho tak ingin membuang-buang waktu lagi untuk melawan setiap monster yang mereka temui, dia lantas memberitahu Arman bahwa ini adalah waktunya untuk meminum potion yang bisa merubah level tingkatan aura mereka.
"Ini saatnya man, untuk kita meminum potion ini," ucap ridho sambil menunjukkan potion yang ada ditangannya,
"Mesti sekarang yah kak, bukannya nanti diarea terakhir baru kita menggunakannya,?" tanya Arman yang penasaran kenapa ridho merubah rencana mereka, namun itu cuman alasan Arman saja, sebenarnya dia masih ingin menguji sejauh mana dia bertahan melawan monster yang mereka temui.
"Aku tidak ingin ada yang terluka diantara mereka kita berdua, kelak kita kembali lagi kesini untuk menguji sejauh mana kemampuan kita," jawab ridho yang memahami betul apa keinginan Arman sebenarnya.
Arman merasa kecewa dengan keputusan yang diambil oleh Ridho, dia lantas memasang wajah yang tak bersemangat dan kecewa, namun itu adalah keputusan yang baik untuk mereka berdua.
"Baiklah kak, kalau memang seperti aku tidak bisa bilang apa-apa," ungkap Arman yang berusaha menerima keputusan itu.
Ridho merasa bersalah melihat adiknya yang kecewa karena tidak bisa bertarung lagi dengan monster, namun dia mesti tegas, karena dia adalah kakak dari Arman.
"Kalau gitu, sekarang kita meminum potion itu dan segera berlari meninggalkan hutan terlarang ini,"
"iya kak,"