Monster itu kemudian mengulurkan tangan besarnya ke arah Agus. Melihat tangan yang datang ke arahnya, Agus mengumpulkan semua mana yang bisa dikerahkannya dan menciptakan penghalang. Terlepas dari usahanya, tangan besar monster itu bahkan tidak tersentak karena dengan mudah menghancurkan penghalang.
Agus menutup matanya ketika dia berdiri di depan tubuh yang tidak sadar. Dia tidak tahu mengapa dia melakukannya karena sudah tidak ada harapan bahkan jika dia memblokir serangan awal. Namun dia bergerak karena dia merasa berhutang kepada pemuda itu untuk semua materi yang dia dapat kumpulkan hari ini.