Tak lama setelah guru bahar menghembuskan nafas terakhirnya, para pasukan badik merah mulai menyerang kota semoi, dimulai dari suara raungan naga yang menyemburkan api membakar rumah-rumah yang ada dikota semoi.
Para warga tidak mengetahui hal itu, karena mereka telah dipengaruhi oleh mantra tidur dari sang alchemist yang dimiliki oleh pasukan badik merah. Para pasukan badik merah mulai menjarah harta serta memperkosa para wanita yang sedang tertidur lelap dan juga membunuh para pria yang masih tersisa.
Arman dan ridho tidak mengetahui apa yang terjadi setelahnya, karena meraka telah berlari meninggalkan Kota Semoi dan menuju desa Sepaku yang berjarak sekitar beberapa KM dari tempat tinggal mereka. Mereka kabur bukan karena takut dengan kelompok badik merah, tapi mereka kabur karena perintah dari sang guru Bahar.
Para pasukan badik merah sangat rakus akan menjarah harta benda warga serta mereka tak segan-segan membunuh mereka bahkan tak tersisa satupun dari warga kota Semoi yang dibiarkan hidup. Anak bayi tidak lepas dari pembantaian mereka.
"Bunuh semuanya, jangan sampai ada yang tersisa, meskipun itu adalah anak bayi sekalipun kalian mesti membunuh mereka,.." teriak pemimpin pasukan badik merah.
"siap komandan" teriak para pasukan.
"nikmati malam ini, puaskan diri kalian untuk memperkosa para wanita yang kalian temui didalam rumah, mereka tidak akan terbangun meskipun kalian perkosa mereka..." teriak sang mage, yang membuat para pasukan makin bersemangat untuk melancarkan kegiatan mereka, di samping bisa mendapatkan harta mereka juga bisa menikmati para wanita Kota Semoi yang terkenal akan kecantikan mereka.
"keluarkan bangkai mayat yang ada didalam rumah untuk jadi santapan para naga kita dan serigala kita yang sedang kelaparan," teriak sang pemimpin,
Para pasukan lantas mengeluarkan bangkai mayat yang ada didalam rumah dan mengumpulkan mereka didepan lapangan balai kota, para naga dan serigala yang kelaparan lantas segera melahap semua bangkai mayat yang menggunung.
Penyerangan terjadi dalam semalam, tidak adalagi yang tersisa dari kota Semoi, bahkan bangkai sekalipun tidak ada. Kota Semoi rata oleh tanah.
-------
Tak dirasa kejadian itu telah berlalu selama 3 hari.
Malam berganti pagi, pagi berganti siang begitupun selanjutnya selama 3 hari. Hari ini sang matahari telah mantap di posisi tengah yang menandakan waktu telah menunjukkan pukul 12 siang.
Terlihat ada dua pemuda yang sedang berjalan disebuah lebatnya hutan belantara ditengah perbatasan pegunungan yang dimana biasanya monster-monster liar bermukim.
Arman dan ridho sedang menuju ke desa sepaku untuk bertemu dengan sahabat guru Bahar yang bernama Rasyid, kini mereka berada di perbatasan pegunungan yang dipenuhi oleh monster. Mereka berdua tidak sempat membawa perbekalan makanan, yang mereka bawa hanya pedang dan cincin pemberian guru Bahar yang melingkar di jari tangan mereka.
Mereka beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju desa sepaku, mereka beristirahat dibawah pohon guna menghindari panasnya terik matahari
"Kak gimana ini, kita akan melewati perbatasan pegunungan, disana terdapat banyak monster yang kuat-kuat, aku hanya bisa melawan LV 4 sedangkan yang lain belum bisa ku kalahkan," panik Arman,
Mendengar adiknya yang sedang panik, ridho lantas berusaha menenangkan Arman dengan berucap,
"Tenang saja man, kita hanya perlu berhati-hati, sebaiknya kita bersembunyi atau menghindar jika bertemu dengan monster LV 5 keatas,"
"-tapi kak,." protes Arman,
"Sudah jangan panik man!!!! sekarang kita coba periksa apa yang ada didalam cincin ruang yang diberikan oleh guru Bahar kepada kita,
"kamu tau kan cara menggunakan cincin ruang ini,?" tanya ridho,
"iya tahu kak, kita hanya perlu memberikan kesadaran aura kita kepada cincin ini," jawab Arman
"iya benar, sekarang mari kita periksa cincin ini"
Mereka berdua lalu memeriksa cincin pemberian guru Bahar, mereka berharap bisa menemukan sesuatu yang bisa mereka gunakan untuk melalui hutan yang penuh dengan monster.
Cincin ridho hanya berisikan beberapa senjata, buku pelajaran ilmu pedang, potion serta beberapa barang berharga lainnya. Sedangkan cincin Arman berisikan, beberapa peralatan, baju sirah, senjata, buku ilmu beladiri tangan kosong, potion serta barang berharga lainnya.
"Kamu mendapatkan sesuatu yang bisa digunakan man,?" dengan tatapan penuh harap mendapatkan jawaban yang membuat mereka bisa melewati hutan yang penuh monster ini.
"Aku hanya menemukan sebuah potion yang bisa kita gunakan kak," ucap Arman,
"-potion jenis apa kan, aku juga memiliki potion tapi itu cuman bisa digunakan ketika kita sedang terluka," ungkap ridho yang merasa kecewa.
"Potion yang merubah tingkatan kekuatan kita kak, tapi itu hanya bekerja selama 8 jam," jawab Arman,
Ridho lantas berfikir berapa lama yang mereka butuhkan untuk melewati hutan ini, biasanya yang normal membutuhkan waktu 12 jam, namun ketika kita memiliki kekuatan Aura tingkat tiga maka kita bisa melewatinya sekitar 10 jam.
"Belum cukup man, buat kita lewati hutan ini, mungkin kita bisa melalui sekitar 10 jam dengan kekuatan Aura kita, tapi setelah potion itu hanya bisa memberi kita waktu selama 8 jam," ungkap ridho,
"gitu yah kak, terus gimana cara kita mengatasi sisa 2 jam berikutnya," tanya Arman,
"kita bertarung aja, tapi kamu gunakan kecepatan maksimum kamu yah, agar kita bisa lebih tepat waktu, sekarang kita istrahat dulu sambil memakan daging yang ada diruang cincin milik kita," usul ridho kepada Arman,
"baik kak,"
Mereka lalu mengeluarkan sepotong daging dan roti untuk mereka makan, karena 10 jam kedepannya mereka tidak boleh beristirahat sedikitpun karena kekuatan mereka belum layak untuk melalui perbatasan pegunungan itu.
------
Dilain sisi berita tentang Kota Semoi yang hilang dari peta benua tersebar cukup cepat, hingga keberbagai penjuru daerah, termaksuk di desa sepaku dimana Rasyid bermukim.
Pasar Sepaku ramai oleh para penjual dan pembeli, desas-desus tentang hancurnya kota Semoi juga cepat tersebar. Saat itu terdapat seorang pria paruh baya dengan pakaian yang sederhana sedang berjalan mencari sesuatu, yah pria paruh bayah itu adalah Rasyid, saat itu dia sedang berjalan dipasar untuk berbelanja kebutuhan tokonya.
Rasyid tanpa sengaja mendengar tentang kejadian itu karena suara para warga memanglah sangat keras dan lantang, mungkin dikarenakan telah lama tinggal di daerah yang dikelilingi oleh bukit dan pegunungan, dia mendengar kabar tentang kota Semoi yang telah hancur dan rata dengan tanah dalam semalam, dia juga mendengar tidak ada yang selamat dari pembantaian itu.
Desas-desus yang terdengar adalah kota Semoi hancur karena perbuatan monster yang berada di perbatasan pegunungan timur, namun hal itu tidak membuat Rasyid percaya. Dia lalu mendatangi penjual yang sedang membahas berita tersebut,
"Dari mana berita itu datangnya!!!!!" tanya Rasyid kepada salah satu penjual yang ada dipasar tersebut.
"Dari para pedagang yang berjualan disini, mereka melalui kota Semoi namun yang ditemukan adalah kehancuran dimana-mana, tidak ada mayat yang tersisa, hanya tulang belulang dari bangkai mayat yang terkoyak dimakan oleh monster," ungkap penjual,
"Apakah itu bisa dipercaya,???" desak Rasyid,
"entahlah,!!!! tapi para pedagang itu memang sering singgah di Kota Semoi sebelum menuju ke desa kita, memang ada apa Rasyid, apakah kamu mempunyai kenalan di kota semoi,.??"
"iya aku mempunyai seorang sahabat disana, dia yang selalu menjaga keamanan dan membantu para warga disana,"
"aku turut bersuka Rasyid, tapi semoga saja sahabat kamu bisa selamat,"
"iya terimakasih," balas Rasyid sambil meninggalkan penjual itu dan berjalan tak tentu arah.
Rasyid tidak menyangka kejadian seperti itu, dia sangat mengetahui kota Semoi memiliki seorang prajurit yang juga merupakan sahabatnya yaitu Bahar. Rasyid sangat percaya Bahar akan melakukan apapun untuk melawan semua monster yang menyerang kota tersebut, apalagi monster yang ada diperbatasan itu bukanlah level Bahar, dia dengan mudah menghilangkan mereka semua.
Rasyid sangat terpukul mendengar berita tersebut, dia lantas mencoba bertanya kesana kemari tentang kebenaran berita tersebut. Mulai dari para pelancong hingga para pedagang yang melawati dan singgah di kota semoi tak lepas dari Rasyid, dia mencari jawaban akan kebenaran berita itu, namun yang dia dapatkan hanya berita yang sama 'kota Semoi hancur karena serangan monster yang ada diperbatasan'.
Rasyid lalu memutuskan untuk pulang kembali ke toko miliknya, langkah kakinya terasa sangat berat, dia merasa sangat kehilangan apalagi Bahar adalah salah satu sahabatnya yang masih tersisa.