"Aku sudah memberitahumu bahwa aku tidak seperti semua master yang datang sebelum aku. Masih kemampuanmu itu cukup kuat, tapi itu terlalu banyak. Kurasa aku hanya akan menyimpan langkah itu sebagai kartu As. Aku hanya akan gunakan gerakan itu jika tidak ada hal lain yang bisa saya lakukan. Nah menguasai langkah itu, tampaknya juga cukup menarik." Arman sekali lagi tersenyum dengan senyum garangnya.
"Langkah itu menipu Arman! Kamu sudah curang, dan sekarang senjatamu juga curang."
"Penipu? Aku? Heh, kata pria yang memiliki senjata yang bisa meniadakan dan menyerap hampir semua sihir." Arman menegurnya, yang mengakibatkan saudaranya tertawa terbahak-bahak.
Setelah selesai menguji senjata milik Ridho, mereka berdua lalu kembali ke markas untuk sarapan pagi dan membersihkannya diri mereka yang sangat berantakan sehabis bertarung.
--------