Tapi Jeff tidak ingin mendesak pria itu dan mengikuti perkataannya saja.
"Oh begitu, gue pikir lo juga sudah pindah kemari ke Indonesia," ucap Jeff lagi.
"Tidak kok, tunggu… juga? Memangnya siapa lagi yang kemari?" tanya Ethan dengan bingung. Apakah salah satu teman mereka sewaktu kuliah juga pindah kemari?
"Lo gak tau atau pura-pura gak tau nih?" tanya Jeff, tapi melihat Ethan yang sepertinya benar-benar tidak tahu, Jeff akhirnya menambahkan.
"Lo gak tahu Maria udah balik ke Indonesia?" tanya Jeff lagi dengan terkejut.
Bukankah seharusnya Ethan yang menjadi orang pertama yang tahu bahwa wanita itu sudah kembali ke Indonesia?
"Jadi dia sudah balik…" ucap Ethan pelan karena tidak menyangka akan mendengar nama wanita itu lagi.
"Jadi lo benar-benar gak tau," ucap Jeff ketika melihat ekspresi wajah Ethan.
Ethan mengangguk, "Iya, kami sudah putus soalnya, sepertinya dia gak punya kontak aku, aku juga gak punya kontaknya, makanya aku tidak tahu mengenai kabarnya lagi," ucap Ethan lagi menjelaskan dengan ekspresi sedih.
"Woah, jangan-jangan si bodoh ini dicampakkan, ya?" pikir Carolina yang meski sedang makan, tapi tetap memfokuskan dirinya untuk mendengar pembicaraan mereka.
"Kalian putus? Serius? Kok gue gak tahu?" tanya Jeff yang tiba-tiba penasaran, karena sebagai teman sekamar Ethan, tentu saja tidak ada rahasia diantara mereka berdua.
Ethan bahkan mengenalkan Maria padanya ketika dia belum lama memacari wanita itu, dan karena wanita itu juga berasal dari Indonesia, Jeff juga dekat dengan wanita itu.
Mereka bertiga akhirnya menjadi sahabat dan kadang-kadang selalu jalan bersama, meski akhirnya Jeff merasakan bahwa dia seperti obat nyamuk karena keduanya selalu bermesraan dihadapannya.
Meski kadang sempat berantem dan hubungan mereka naik turun, Ethan dan Maria tetap berpacaran sampai akhirnya mereka lulus. Seingat Jeff keduanya masih bersama bahkan saat wisuda.
Jadi Jeff sedikit terkejut ketika mendengar mereka berdua akhirnya putus, apalagi Jeff sempat mendengar bahwa Ethan akan mengajak wanita itu untuk lebih serius lagi dan dia akan menyusul Maria yang berencana pergi ke Prancis setelah lulus.
"Yah… ceritanya panjang," ucap Ethan yang enggan menceritakannya karena saat ini mereka tidak hanya sedang berdua saja.
"Baiklah, gue juga gak tahu betul ceritanya gimana sih, tapi gue juga gak sengaja ketemu dia di hotel ini tahun lalu kayaknya ketika dia sedang melakukan pertemuan. Dia tiba-tiba jadi terkenal, memiliki banyak follower di Instagram dan akhirnya menjadi selebgram. Dia bahkan mungkin lebih banyak follower dari lo. Saat ini dia juga sudah memiliki brand kosmetik miliknya sendiri," ucap Jeff lagi menjelaskan.
"Ahh… jadi sekarang Ria sudah sukses," ucap Ethan dengan ekspresi bangga. Dari dulu Ethan memang yakin bahwa wanita itu bisa sukses.
"Yah, bisa dibilang seperti itu sih, kalian berdua tampaknya sudah sukses dan terkenal, nah gue masih gini gini aja," ucap Jeff lagi.
"Hotel kamu bagus kok," ucap Ethan memberikan semangat.
"Gue tau lo cuma pengen hibur gue, oh ya, bagi wa lo dong, lo gak bakal nyuruh gue nge dm lo kan di akun sosmed lo? Itu lo yang pake atau manajemen lo?" tanya Jeff yang telah mengeluarkan handphone miliknya untuk mencari Instagram Ethan.
"Aku gak pake itu, nomor Indonesia juga gak punya, akunku itu kadang aku yang pegang kadang manajerku," ucap Ethan yang memang belum melakukan registrasi untuk nomor Indonesia.
"Ohh, terus lo pake apaan? Ngomong-ngomong gue udah follow lo nih, jangan lupa follback, ya! Kan lumayan sosmed gue di follow aktor korea!" ucap Jeff lagi yang masih sibuk dengan handphone miliknya.
"Aku cuma pake Line dan Kakaotalk," jawab Ethan, karena di Korea Selatan hanya dua aplikasi messenger itu yang terkenal.
"Yaudah mana ID Line lo sini," ucap Jeff, Ethan pun memberikannya.
"Kalau gitu gue pergi duluan ya, ini gue udah dicari-cari lagi," ucap Jeff setelah menambahkan Ethan lewat ID miliknya. Dia kemudian bangkit berdiri dari tempat duduknya.
"Ngomong-ngomong, apa makanannya gak enak? Itu kayaknya rendangnya gak lo sentuh sama sekali, ada yang kurang?" tanya Jeff lagi yang akhirnya memperhatikan piring makanan Ethan.
Ethan yang juga telah berdiri dari tempat duduknya, menatap makanan di atas piringnya, "Tidak kok, aku hanya belum memakan makanannya saja, sejauh ini makanannya enak kok!"
"Gimana cantik makanannya? Enak?" kini Jeff bertanya pada Carolina yang tampak menikmati rendangnya.
Carolina yang ditanya, menelan makanannya sebelum akhirnya berkata, "Enak kok," ucapnya sambil mengacungkan jempolnya.
"Kamu yakin gak mau membagikan kartu bisnis kamu ke aku? Atau nomor kamu aja deh, kita bisa bekerja sama kok. Kamu juru bahasa apa?" tanya Jeff lagi.
"Hei! Bukankah kamu sudah dicari-cari? Sana pergi!" ucap Ethan lagi.
"Mencurigakan… benar-benar mencurigakan!" ucap Jeff lagi tiba-tiba.
"Ngomong-ngomong, ini kartu nama gue," lanjut Jeff lagi kemudian mengeluarkan kartu nama di saku jas miliknya dan memberikannya pada Ethan.
"Ini juga untukmu, cantik. Kalo kamu butuh uang tambahan, hubungi kakak aja, ya!" ucap Jeff lagi dan memberikannya pada Carolina.
"Kakak apanya! Sudah sana sana, kamu bisa pergi!" ucap Ethan lagi.
Entah kenapa dia tidak menyukai temannya itu yang terlihat menggoda wanita itu.
"Iya iya! Duh galak amat!" ucap Jeff lagi. "Jangan lupa hubungi kakak, ya, cantik," lanjutnya lagi sebelum akhirnya benar-benar pergi.
"Kamu tidak perlu mendengarkan kata-katanya!" ucap Ethan setelah Jeff telah keluar dari ruangan.
"Siapa juga yang mau, gue sibuk tahu!" ucap Carolina lagi, tapi dia tetap menyimpan kartu nama yang diberikan Jeff.
Siapa yang tahu suatu saat nanti dia perlu menghubungi orang itu, kan?
"Baguslah!" ucap Ethan kemudian mengeluarkan handphone miliknya lagi dan mulai terlihat serius menatapnya.
"Cie yang mau ngestalk mantan nya," ucap Carolina tiba-tiba karena Ethan sepertinya sedang sibuk dengan handphone miliknya.
"Ng-Nggak kok!" ucap Ethan lagi kemudian langsung memasukkan handphonenya lagi pada saku jas miliknya.
"Lah ngapain malu? Kalo lo memang masih kangen ya gak masalah. Menurut gue wajar kok kalo kangen sama mantan terus mau ngestalk akunnya, asal gak mengganggu aja," ucap Carolina lagi.
"Aku gak lagi ngestalk dia, kok!" ucap Ethan lagi yang masih membantah.
"Ya ya ya, serah lo aja!" ucap Carolina kemudian mengangkat tangannya, "Pak pelayan!"
Pelayan yang masih berada di pojokan, secara takut-takut datang mendekati mereka.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Setelah ini yang datang dessert, kan?" tanya Carolina lagi.
Pelayan itu mengangguk.
"Yaudah bawa aja sekarang, kami pesannya empat kan? Punya dua orang tadi juga dibawa, ya! Oh, atau dibungkus aja, yang dua dibungkus yang duanya dibawa kemari aja," ucap Carolina lagi, dia kemudian menatap Ethan yang tampak bengong dan belum menyentuh makanannya.
"Lo gak mau makan?" tanya Carolina lagi.
Ethan menggeleng, "Kamu makan aja,"
"Sekalian ini dibungkus aja, ya! Berarti tiga dessertnya dibungkus terus satunya disajikan," ucap Carolina lagi.
Pelayan itu hanya diam saja, tatapan mata dan ekspresi wajahnya terlihat kesulitan.
"Kenapa?" tanya Carolina lagi yang melihat itu.
"Tidak apa-apa, baiklah, saya akan segera membawanya!" ucap pelayan itu kemudian mengambil piring Ethan dan melangkahkan kakinya keluar.
Sebenarnya makanan dari hotel mereka tidak bisa dibungkus, tapi dia takut bahwa wanita itu akan memarahinya jika menolak perintahnya.
Yah, dia tinggal mencari cara agar bisa membungkus pesanan mereka.
"Kalau begitu aku ke toilet dulu, ya!" ucap Ethan lagi setelah beberapa saat.
"Takut amat mau ngestalk di sini," ucap Carolina lagi yang menyadari tingkah mencurigakan Ethan.
"Su-Sudah kubilang aku gak mau ngestalk! Ini panggilan dari alam, tahu!" bantah Ethan lagi kemudian langsung segera keluar dari ruangan itu.
Carolina hanya menatap kepergian Ethan sambil mendengus, "Dasar bodoh! Butuh seratus tahun bagi lo buat bohongin gue, tahu!" sebelum akhirnya melanjutkan memakan rendangnya yang tinggal sedikit lagi.
Sementara Ethan yang begitu keluar dari ruangan itu, segera mengeluarkan kembali handphonenya, matanya menatap layar handphone itu dengan tatapan kagum dan juga penuh kerinduan.
Layar handphone itu menunjukkan sebuah foto dan nama: Maria Anastasya
"Sepertinya kamu kelihatan baik-baik saja," pikirnya dan mulai menscroll layar handphonenya ke bawah untuk melihat foto-foto lainnya.
Mencari tahu, apakah ada foto pria lain yang wanita itu upload di akun sosmed miliknya.