"Ada apa?" tanya Carolina lagi ketika mereka telah berada jauh dari Riko.
Kelima wanita itu saling mendorong satu sama lainnya, sebelum salah satu diantara mereka bertanya.
"Ethan oppa aslinya gimana? Lebih ganteng nggak? Wajahnya bersinar, nggak?" tanya salah satu wanita itu.
Carolina menatap mereka dengan tatapan bingung.
Ethan oppa?
Siapa?
Melihat Carolina yang diam saja, wanita yang menghadangnya berkata, "Gak usah pura-pura gak tau deh! Lo magang di NamTech, kan?"
Carolina sama sekali tidak suka dengan nada bicara wanita itu, tapi dia melirik ke arah samping sebentar dan melihat Riko masih berada di situ. Dia akhirnya kembali mengenakan senyum di wajahnya.
"Iya, aku emang magang di NamTech, tapi aku gak tau siapa itu Ethan," jawab Carolina dengan jujur. Dia bahkan hanya menghafal nama Andi yang merupakan pengawasnya di dalam tim Andi dan sudah melupakan nama staff HRD kenalan sir David. Siapa pula ini Ethan?
"Apakah dia satpam yang gue temui di depan kantor, ya?" pikir Carolina lagi, tapi dia langsung segera menggelengkan kepalanya, kenapa juga anak-anak ini manggil satpam di depan kantor dengan sebutan oppa.
"Kak Carol gak tau ya? Ini kak," wanita yang menyapa Riko tadi memberikan handphone miliknya.
Carolina awalnya sedikit ragu-ragu, tapi dia akhirnya mengambil handphone itu.
"Oh jadi dia Ethan yang mereka maksud," pikir Carolina yang melihat foto seorang pria memakai setelan jas dan berambut merah. Kalau dipikir-pikir, dia tidak tahu siapa nama pria itu. Dia hanya mengetahuinya dari alamat email yang diberikan oleh pria itu.
Carolina kemudian melirik ke bawah untuk membaca berita itu.
BREAKING NEWS
Nam Ethan, pemain di drama...
Mata Carolina kemudian tertuju pada kolom komentar
Nur_Ariyati_1695: "*Emotikon wajah tersenyum mata hati*"
Erahandy_khirana : "Ethan oppa ganteng banget! *Emotikon tersenyum*
Lihat semua 15,415 komentar
Carolina yang penasaran, menekan itu untuk melihat komentar lainnya.
Bunda_kabade: "Melihat dari interior lobby dan komentar di atas, kyknya ini perusahaan NamTech, dech"
Rahma_Hariyanto: "INFO foto yg di blur adalah anak magang fakultas teknik universitas cerdas. Yang penasaran fotox dm aja. Nnti ku kirim"
Nining_Fakhira_9271: "Ethan oppa wajib dapat peran ceo di drama! Like yg setuju!"
Carolina yang belum melihat foto yang dimaksud oleh orang yang berkomentar, melihat kembali ke postingan dan sadar bahwa ada 2 foto yang dilampirkan.
Setelah melihat foto itu, dia akhirnya mengingat pria tua yang berada bersamanya di lobby pada hari itu.
"Sial! Ternyata om itu paparazi. Ngomong-ngomong, si apel merah seorang selebriti, ya?" pikir Carolina lagi, yang sudah bisa menebak situasi apa yang terjadi.
"Gimana? Lo yang di foto itu, kan?" tanya salah satu wanita lagi.
Carolina akhirnya mengangguk, dengan bukti yang ada di sosmed itu, dia tidak bisa mengelak dengan membuat alasan, lagipula mereka pasti datang mencarinya karena sudah mencari tahu terlebih dahulu dan hanya dia satu-satunya yang magang di perusahaan NamTech.
"Kamu beneran yang di foto? Bener-bener ngeliat Ethan oppa secara langsung?" tanya salah satunya lagi.
Carolina mengangguk lagi. Kalau pun dia bilang bukan, mereka pasti tidak akan mempercayainya, jadi lebih baik dia mengakuinya saja.
"Jinjja*? Omo! Ottoke*! Ottoke! Ottoke!" tiba-tiba salah satu dari mereka yang tadi diam saja, menjadi histeris.
(*Jinjja= Benarkah?
Ottoke = bagaimana ini, semacam ungkapan ketika lagi bingung untuk lakukan sesuatu)
Wanita itu yang sejak tadi berada di belakang, maju ke depan dan menggenggam tangan Carolina.
"Eonni*, bisakah nanti aku juga ikut Eonni ke NamTech, hm, jebal*?" ucapnya yang masih menggenggam tangan Carolina dan menatap Carolina dengan tatapan memohon.
(Eonni = panggilan perempuan untuk perempuan yang lebih tua
Jebal = Tolong / kumohon)
Melihat salah satu teman mereka yang memohon kepada Carolina, yang lainnya juga mulai ikut-ikutan.
"Eonni," ucap mereka termasuk wanita yang tadi menghadang Carolina. Meski awalnya wanita itu terlihat gengsi untuk melakukannya.
Carolina yang memang mengerti bahasa korea hanya bisa menghela nafasnya. Dia sudah bisa menebak bahwa mereka terlalu banyak menonton drama korea melihat dari gaya bicaranya yang mulai kekorea-korean.
Carolina akhirnya tahu bahwa ini alasan mereka yang kelihatan ragu-ragu ketika ditanya oleh Riko. Riko memang terkenal di kampus karena sering menjadi panitia, dan dia juga terkenal tidak menyukai wanita yang mengidolakan idol atau artis korea selatan.
"Maaf, tapi aku gak bisa membawa kalian ke tempat magang aku," ucap Carolina yang kemudian melepaskan tangannya dari genggaman wanita itu.
Dia hanya anak magang di departemen IT, bukan ruangan si apel merah itu.
Meskipun dia mengetahui ruangan si apel merah itu dan bahkan pernah masuk ke dalamnya. Dia memilih untuk tidak memberitahukan mereka soal itu dan tidak akan membiarkan mereka ikut bersamanya.
Bagaimana imagenya nanti di NamTech jika dia membawa orang yang tidak berkepentingan untuk ikut dengannya ke dalam kantor?
"Eonni, jebal, antar kami masuk di lobby aja," ucap wanita itu yang masih memohon. Carolina mengangkat alisnya, jika mereka hanya ingin masuk ke dalam lobby, bukankah mereka tinggal masuk aja? Seperti dirinya waktu kemarin?
Melihat Carolina yang sepertinya bingung, salah satu dari mereka menjelaskan.
"Katanya NamTech saat ini gak mengizinkan orang luar masuk tanpa membuat janji terlebih dahulu," ucapnya.
Yah, kalau begitu, itu bukan urusan gue.
"Maaf ya, tapi aku gak bisa. Aku pergi dulu, ya!" melihat mereka yang sepertinya akan terus memohon, Carolina langsung berlari mendekati Riko.
"Kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Riko ketika Carolina berlari mendekatinya.
"Udah ayo pergi," ucap Carolina yang langsung menarik Riko.
Melihat Riko yang berada di sisi Carolina, kelima wanita itu tidak lagi mengejarnya.
***
"Huft... Huftt.." Andrew mengatur nafasnya ketika sampai di depan ruang dosen. Dia melihat lingkungan disekitarnya tapi gak bisa menemukan Riko maupun Carolina.
"Apa mereka berantem di tempat lain, ya?" pikir Andrew.
"Bro, lo lihat Riko atau Carol, nggak?" tanya Andrew ketika ada seseorang yang hendak masuk ke dalam ruang dosen.
"Tadi sih gue lihat mereka lagi nyari dekan," ucap orang itu.
"Oh oke, makasih," ucap Andrew.
"Sepertinya dia gak apa-apa, syukurlah!" batin Andrew kemudian setelah berpikir kembali, dia memutuskan untuk balik ke kantin, menunggu Riko yang pastinya akan ke kantin dan menanyakan kejadian tadi.
***
"Setelah ini lo mau ke mana? Mau langsung balik indekos?" tanya Riko, ketika dia dan Carolina telah memasukkan fotocopy KRS milik mereka untuk mengaktifkan registrasi akademik mereka.
Carolina melirik jam di layar handphone miliknya, 11:45.
"Kayaknya aku mau makan di kantin dulu, kamu gimana?" tanya Carolina.
"Sama, yaudah yuk bareng aja," ucap Riko.
Keduanya akhirnya berjalan bersama menuju ke kantin fakultas teknik.
Selama perjalanan, Riko sesekali melirik Carolina yang tampak was was akan lingkungan sekitarnya, tapi Riko yang memang dasarnya cuek, tidak menanyakan alasan kenapa Carolina tampak was was. Itu bukan urusannya.
Semenjak bertemu dengan kelima wanita tadi dan mengetahui alasan mereka mencarinya, Carolina menjadi was-was. Dia memang tidak tahu apakah si apel merah adalah seorang idol atau aktor, tapi melihat dari jumlah komentar di postingan sosmed itu padahal belum 24 jam. Carolina bisa menduga bahwa si apel merah itu populer.
Meski wajahnya di blur pada foto postingan itu, tapi identitasnya bisa dibilang sudah ketahuan. Jadi dia sedikit was was ketika berjalan, takut ada lagi yang akan menghadangnya dan meminta tolong seperti tadi.
Kelima wanita itu untungnya tidak main fisik ketika dia menolak permintaan mereka, bagaimana jika dia bertemu dengan fans yang bar-bar? Yang akan main fisik karena menolak permintaan mereka.
"Hei bro!" sapa Riko ketika melihat Andrew yang sedang duduk dengan teman-temannya yang lain.
"Yuk, Carol," ajak Riko untuk duduk semeja dengan Andrew dan lainnya.
"Ah, aku kayaknya duduk di situ aja. Aku gak suka asap rokok," ucap Carolina yang mencari alasan. Dia saat ini tidak dalam suasana hati untuk selalu tersenyum di depan Andrew, mengingat bahwa pria itu yang menaruh sesuatu di minumannya. Jadi dia memutuskan untuk duduk di meja kosong lainnya, toh dia selama ini gak masalah untuk makan sendirian.
"Oh, oke deh," ucap Riko kemudian menghampiri meja Andrew dan lainnya.
"Sana sana, ini kursi buat Carol," ucap salah satu yang berada di meja itu, memegang salah satu kursi kosong di situ.
"Karena lo ngerokok, dianya gak mau kemari. Udah untung gue setia kawan mau duduk di sini," balas Riko yang langsung merebut kursi itu.
Sementara Andrew hanya melirik Carolina sebentar, dia memutuskan untuk menanyakan kejadian tadi pada Riko terlebih dahulu sebelum akhirnya menghampiri Carolina.
"Gue gak begitu tau apa yang terjadi, sih," ucap Riko kemudian menceritakan kejadian tadi.
Andrew hanya diam saja, kemudian berdiri dari tempat duduknya dan berniat menghampiri Carolina. Tapi dia terkejut ketika melihat 5 kursi kosong di meja itu sudah diduduki oleh orang lain, dan ada tiga orang lainnya yang berdiri di dekat mereka.
"Apa sebenarnya yang terjadi? Apa Carol sedang di bully?" pikir Andrew khawatir.