memasuki dilingkungan Holden premier league shyaya takjub dengan pemandangan rumah-rumah mewah yang disana dia melotot dengan mata yang bersinar tanpa berkedip dan bibirnya berbentuk O bulat, setelah beberapa menit mobil mewah tersebut memasuki gerbang besar yang terbuka lebar melintas ditaman indah.
shyaya tak kunjung diam diselalu tergagap setelah memasuki rumah mewah tersebut dengan ekspresi wajah mulusnya,
"akak inikah rumahnya" ucapnya dengan wajah bingung. dia tak habis pikir ternyata di negaranya masih ada rumah besar dan sangat indah tampa menunggu balasan dari kk stev, mobil pun berhenti tepat di depan rumah mewah itu.
Steven keluar dari mobil bersamaan adk juniornya dan dia membukakan pintu mobil belakang dan menuntun gadis mungil itu keluar. dengan wajah murung dan takjub shaya turun dengan cepat
"apa akak stev tinggal dirumah ini?" dengan mata yang berseri "tampa menjawab pertanyaan shyaya Stevan mengangguk kepala" sebelum shyaya berbicara lagi pintu rumah telah terbuka dan nampak lah pelayan yang nunduk menyambut tuan mudah dan tuan junior,
"selamat sore tuan" tampa banyak pertanyaan mereka masuk kedalam rumah menuju ruang keluarga. diruang keluarga Mama dan ayah Stevan lagi asik ngobrol,
'dengan jalan yang berat sampelah diruang keluarga dengan wajah yang dingin
"ma yah" seru junior kenyonya siska yang duduk dengan elengan menoleh kearah suara, nyonya siska melihat putranya dengan senyum indah tampa menghiraukan gadis kecil tersebut.
"nak kalian dah balik" senyum manis yang terurai di wajah cantik nyonya siska, walau dia telah berumur tapi siska masih keliatan ABG wajah cantik, putih mulus dan rambut panjang kebanggaannya.
siska terkejut melihat putranya berdua ada keganjalan di antara putranya dengan tempat yang sama junior berlari ke arah mamanya dan duduk diselah-selah mereka
"liat ma siapa yang dibawa kk stevan kerumah ini" wajah kesal dan kecewa yang di utarakan kepada kknya. siska dengan takjub melihat dari atas sampe bawah shyaya dengan senyuman khasnya dia melambaikan tangannya ke arah shyaya, tampa pikir Stevan mendekati mamanya
"gadis cantik siapa namanya" seru nyonya siska
"shyaya tante" dan menunjukkan gigi kecilnya itu dan tampak sangat manis dan siska membalas senyum manisnya itu dan mengusap kepala shyaya dengan lembut, setelah siska mengetahui siapa shyaya dan asal darimana siska melirik kearah anak pertamanya
"nak apa kamu telah minta ijin kepada keluarga shyaya dulu" dengan wajah cemas dan ingin segera mengetahui jawaban Stevan
"aku menemukan dia dipingkir jalan, dan hampir menambrak dia" dengan suara dingin stevan melihat mama dan ayahnya, tanpa ragu siska melirik ke arah shyaya dan memperhatikan seluruh tubuhnya ada yang terluka atau tidak tapi untung saja tidak ada yang lecet di tubuh shyaya dan ramput panjang shyaya juga sudah kering tertiup AC mobil.
"dia nggak punyak keluarga, jadi stevan bawa dia kesini" dengan wajah serius stevan menjelaskan semua yang terjadi.
'nyonya tidak menghiraukan apa yang terjadi, dia hanya melihat gadis kecil itu dengan senyum bahagia tampa meminta persetujuan dari suaminya siska melirik shyaya dengan penuh harapan
"gadis cantik kamu maukan tinggal dirumah tante" dengan terkejut junior dan ayahnya melirik nyonya siska dengan penuh tanyak???
shyaya cuma diam dan berdiri tepat didepan mereka dengan mata yang bersinar bibir yang berkerut, tangan yang mungil milik shyaya
"ma apa dia akan tinggal disini" ucap junior dengan kesal tampa ragu siska mengangguk dengan tenang. junior tak mau kalah dengan shyaya dia meminta ayahnya untuk mendukung dia tapi alah hasil ayahnya malah tersenyum dan mendukung apapun permintaan sang istri, junior merasa kesal dan hendak pergi ke lantai 2 menuju kamarnya dengan bantikan keras di pintu kamar.
....
pelayan membawa shyaya kekamar tamu dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi dengan merasa senang shyaya senyum kearah pelayan itu
"nama akak siapa, aku shyaya akak" dengan girang dan senyum dibibir manisnya itu, pelayan dengan senyum menjawab
"nama saya lili nona manis". jawabnya dengan ramah.
"hehehe sekarang kita teman akak lili" dengan senyum penuh arti pelayan merasa sangat senang bertemu dengan gadis kecil ini dengan mengusap ramput panjang shyaya. tiba-tiba terdengar grok grok pelayan melirik shyaya dengan senyum manis shyaya dengan merah dipipinya
"akak shyaya lapar" tampa menjawab omongan gadis kecil itu pelayan senyum dan sekarang menyelesaikan mandinya shyaya.
tiba diruang makan pelayan mendudukkan shyaya di kursinya dan mengambilkan makanan untuknya,bolom menyelesaikan makannya nyonya siska muncul dari belakang shyaya, dan duduk di samping.
"shyaya bolom makan dari tadi?" tampa sedikit diam shyaya menghabiskan makanan yang dimulutnya
"tante belom makan juga? sini shyaya suapin" dengan senyum shyaya yang manis dan mendorong makanan kearah mulutnya nyonya siska dan melahap makanan suapan shyaya.
bantin siska sangat terkejut melihat tingkah laku gadis kecil itu baru pertama kalinya dia disini tapi tingkat lakunya sudah seperti anak sendiri, sungguh bahagianya hati nyonya siska melihat shyaya yang penuh dengan perhatian dan sangat menggemasin...
stevan turun dari tangga dan menuju daput dia haus dan memilih air mineral dikulkas dengan tegupan ditenggorokan beberapa kali dan menoleh ke meja makan dia melihat gadis kecil itu dengan lahap makan sambil suapin nyonya siska, senyum tipis terdampar di pipisnya tidak ingin mengganggu shyaya dengan nyonya siska dia kembali ke atas dengan langkah berat....