Chereads / Pengabdi Birahi / Chapter 8 - Pengabdi 8

Chapter 8 - Pengabdi 8

Hari ini, matahari telah tenggelam di ufuk barat, dan kegelapan malam pun mulai datang. Seluruh penduduk ibu kota mulai pulang ke rumah masing-masing, kecuali sebagian yang masih sibuk kerja lembur hingga larut malam di gedung-gedung tinggi pencakar langit.

Dulu Widia tahu betul kondisi itu, karena pekerjaannya yang begitu memaksa. Tapi kini, perempuan cantik tersebut sudah bisa beristirahat sejak sore. Di malam hari ia sudah bisa bersantai di kamarnya, yang kemarin menjadi saksi pergumulan dirinya dengan sang pacar, Rezgy.

Mengingat kejadian kemarin, perasaan Widia campur aduk, antara senang dan kecewa. Ia tahu hal tersebut terasa salah dalam menjalin sebuah hubungan. Namun ia juga tidak bisa berbohong pada diri sendiri tentang perasaannya yang sesungguhnya.

Semuanya bermula ketika mereka berdua tengah menonton film di ruang keluarga. Film tersebut sebenarnya hanya film Hollywood biasa, namun memang ada adegan ranjang yang ditampilkan, khas film barat. Terlihat di layar sang pria tengah asyik mengecupi tubuh sang perempuan yang telah polos tanpa busana, di dalam ruangan dengan penerangan yang seadanya.

Menyaksikan hal tersebut, birahi Rezgy dan Widia pun naik. Rezgy memulai terlebih dahulu dengan menggenggam tangan Widia, dan Widia pun membalasnya dengan meremas-remas tangan Rezgy. Sang pria kemudian mengambil inisiatif dengan mendekatkan wajah ke arah Widia, dan mencium bibirnya yang indah.

"Hmm, Sayang …" desah Widia.

Perempuan tersebut pun membalas ciuman kekasihnya dengan kuluman yang tak kalah liar. Lidahnya mulai menjelajahi rongga mulut Rezgy, dan membelit lidah pasangannya tersebut. Tangan kanannya mulai merengkuh leher pacarnya dan mengelus-elus bagian belakang telinga.

Rezgy pun tidak tinggal diam. Ia mengarahkan tangannya ke payudara Widia yang masih tertutup kaos berwarna putih, dan mulai mengelus-elusnya. Lama kelamaan, elusan tersebut pun berubah menjadi remasan yang keras, membuat pemiliknya mendesah penuh nafsu.

Aktivitas tersebut membuat kedua insan tersebut semakin dibakar birahi, yang kemudian diakhiri dengan keputusan Rezgy untuk menggendong tubuh Widia ke dalam kamar. Begitu tubuh Widia telah merebah di atas ranjang, pria berusia 25 tahun tersebut pun langsung menindih dan mencecar tubuh kekasihnya dengan ciuman serta rabaan. Ia bahkan langsung melepas kaosnya, dan melemparnya ke lantai. Melihat hal itu, Widia pun langsung bernafsu menjilati dada hingga putng Rezgy.

Semuanya terus berlanjut, keduanya saling memberi rangsangan, hingga Widia yang memang masih ingin mempertahankan keperawanannya mencegah Rezgy dari membuka celana dalamnya. Bila menuruti hawa nafsu, perempuan tersebut sebenarnya sudah sangat ingin merasakan kenikmatan bersetubuh, merasakan tusukan penis Rezgy di dalam vaginanya. Namun ia masih memiliki akal sehat untuk mencegah hal tersebut terjadi. Ia pun mencoba memuaskan sang pacar dengan cara memberikan pelayanan blow job.

Namun hal tersebut kini akhirnya justru membuat Widia kecewa karena beberapa hal. Pertama, ia kembali sadar bahwa ukuran penis Rezgy memang lebih kecil dibandingkan Arfan. Kedua, kekasihnya tersebut sepertinya tidak begitu kuat untuk menahan birahi dalam waktu yang lama. Baru sekitar sepuluh menit dirangsang dengan kuluman di penisnya, pria yang memang bertubuh kurus tersebut sudah tak tahan untuk melepaskan seperma. Ia tak mampu bertahan dari serangan nafsu Widia yang cukup lihai.

Begitu mengetahui bahwa Rezgy telah orgasme, Widia pun langsung pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan seperma Rezgy yang tertampung di mulutnya. Setelah itu, ia merenung sesaat, memandangi kaca di atas wastafel yang ada di kamar mandinya. Ia memandangi wajah cantiknya. Ia mengelus-elus pipinya sendiri, sambil berpikir kenikmatan seperti apa yang ingin ia dapatkan.

Widia pun mulai melepaskan pakaian dan celana dalamnya, hingga tidak ada sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Ia pun mulai mengelus-elus tubuhnya sendiri, hingga kemudian memutuskan untuk melakukan sesuatu demi memuaskan birahinya.

Agar pacarnya tidak curiga, Widia pun menyalakan shower, karena ia tidak ingin apa yang ia lakukan selanjutnya menarik perhatian. Ketika shower telah menyala, perempuan manis tersebut mulai mengelus payudaranya sendiri dengan tangan kanannya, dan menyentuh vagina dengan tangan kirinya.

Widia memutar putng payudaranya yang masih berwarna kemerahan, dna masih berdiri tegak tanda pemiliknya masih memiliki nafsu yang memuncak. Ia kembali merasakan gairh birahi yang tak tertahankan.

Namun entah kenapa, Widia tidak bisa membayangkan tubuh kekasihnya, Rezgy. Ia justru tidak bisa melepaskan bayangan Arfan dan penis besarnya. Ia akhirnya malah membayangkan Arfan memeluknya dari belakang, dan menciumi lehernya yang terbuka.

Widia mebayangkan lelaki berkulit gelap dan bertubuh sedikit buncit tersebut membelai rambutnya yang hitam, dan mengelus-elus vaginanya, hingga memasukkan sebagian jari gempalnya ke dalam vagina yang masih perawan tersebut. Widia benar-benar ingin dipuaskan oleh sahabat pacarnya tersebut.

Beberapa menit bermain-main dengan fantasi tersebut, Widia akhirnya mendapat orgasme yang ia inginkan. Orgasme yang tidak bisa ia rasakan dari pacarnya sendiri. Sebelum keluar, ia pun sempat terduduk di atas toilet duduk, menikmati gelombang birahi yang menyeruak keluar.

Kejadian itulah yang kini tengah menguasai lamunan Widia ketika tengah sendirian di kamar. Apakah Arfan hanya imajinasinya semata, atau ia memang menginginkan tubuh Arfan secara nyata. Karena faktanya, Arfan lah yang menguasai imajinasi seksualnya.

Widia pun memutuskan bahwa ia perlu melakukan uji coba secara langsung. Ia pun mengambil smartphone dan mengirimkan WhatsApp kepada Arfan.

[Halo Arfan, sudah tidur belum? Kamu ada waktu gak hari sabtu besok? Bisa temenin aku ke toko buku]

Tidak lama kemudian, Widia menerima balasan.

[Sabtu besok kosong sih, memangnya kamu gak jalan sama Rezgy]

Widia sesaat bingung harus menjawab apa. Ia harus mengarang cerita yang masuk di akal agar Arfan tidak curiga.

[Lagi males sama dia, habis sibuk mulu]

Akhirnya Widia memutuskan untuk mengirim balasan seperti itu.

[Oke, Wid. Nanti aku jemput ke rumah ya]

Widia pun tersenyum membaca balasan dari Arfan tersebut dan kembali meletakkan smartphone miliknya.

Tiba-tiba, ia mendengar suara pintu kamarnya diketuk dari luar. Sesaat kemudian, ayahnya muncul dan langsung masuk ke dalam kamar.

"Kamu belum tidur?"

"Belum Yah, ada apa?"

"Besok bantu urus pengiriman barang ke Padang ya."

"Ayah yakin tetap mau kirim ke sana? Itu modalnya kan dari uang yang harus disetor untuk bayar pinjaman ke bank," ujar Widia mengingatkan.

"Gak apa-apa, nanti kan setelah barangnya sampai mereka janji mau langsung bayar. Baru setelah itu kita bayar utang ke bank, lumayan untungnya, Wid."

"Ya sudah, terserah Ayah saja."

Pak Wijaya baru akan beranjak keluar dari kamar anaknya, sebelum kemudian ia mengingat sesuatu dan berhenti.

"Oh iya, kemarin Ayah ketemu Angel. Dia sekarang ngajar bimbel ya?"

"Iya, Ayah. Lebih senang kerja dengan anak-anak katanya."

"Dia sudah punya pacar atau belum sih?"

"Belum tuh. Emang kenapa Ayah tanya-tanya?" ujar Widia curiga.

"Nggak, umur-umur segitu kan sudah waktunya punya pasangan. Kamu saja sudah beberapa tahun kan sama Rezgy," jawab sang Ayah.

"Setiap orang kan beda-beda, Yah. Katanya Angel juga mau main ke sini nanti, tapi belum tahu kapan," ujar Widia.

"Ohh," ujar Pak Wijaya menanggapi sambil berjalan keluar kamar. Ketika ia merasa Widia sudah tidak bisa melihatnya, ia pun tersenyum mengetahui bahwa Angel akan datang ke rumah itu dalam waktu dekat.

Ia pun bergegas ke kamarnya dan langsung mengunci pintu. Kemudian duda berusia 50 tahun itu mengeluarkan smartphone miliknya dari kantong, dan membuka aplikasi Facebook. Ia membuka profil seorang perempuan yang ia temukan di daftar teman Widia, anaknya.

Pak Wijaya pun duduk di tepi ranjang, dan langsung memelorotkan celana panjangnya. Ia mengambil lotion yang ada di meja sisi ranjang, dan mengeluarkan isinya. Setelah rata di tangannya, Ayah Widia tersebut pun mulai mengusapkan ke kemaluannya sendiri, dan mulai mengocok maju mundur.

Pria tua tersebut melakukan hal itu sambil memandangi foto perempuan yang tampil di layar smartphonenya. Ada foto perempuan tersebut ketika tengah mengajar di bimbel, ketika berkumpul bersama keluarga, hingga foto dirinya saat tengah bersama Widia.

Pak Wijaya paling menyukai foto perempuan tersebut ketika tengah selfie sendirian, dan tersenyum manis ke arah kamera. Ia membayangkan perempuan tersebut sedang tersenyum kepada dirinya.

"Ahhh, Angel … Cantik sekali sih kamu, Nak," gumam Pak Wijaya di sela-sela aktivitas masturbasinya.

Ia pun makin bersemangat begitu melihat foto Angel yang tengah berpose di pantai, dengan kemeja putih bermotif bunga. Kemeja tersebut tampak tidak mampu menutupi seluruh tubuhnya dengan sempurna. Rok hitam yang dikenakan Angel pun tengah berkibar menyingkap betisnya yang putih mulus. Pak Wijaya kian mempercepat kocokannya.

Hingga akhirnya semburan seperma pun meluncur keluar dari sarangnya. Pak Wijaya tampak menghembuskan napas lega. Ia tidak sadar bahwa tangannya yang tengah memegang smartphone tak sengaja menekan tombol 'Like'.

^^^