Untuk pertama kalinya akhirnya Vina diajak makan malam di rumah nenek Lois. Meski hanya makan malam di rumah kakek dan neneknya, Vina tetap saja masih merasa gugup. Apalagi mereka adalah keluarga Lois.
Vina berdiri di samping mobil. Kakinya seakan terpaku dan tidak mau bergerak meski Lois sudah menarik tangannya untuk masuk ke dalam.
Lois pernah mengatakan padanya jika rumah neneknya itu sederhana. Tapi yang dilihat Vina saat ini lebih dari kata sederhana. Bahkan kata sederhana tidak cukup untuk menggambarkannya.
Rumah dengan tiga lantai dan taman luas di depannya itu. Sama seperti sebuah taman di sebuah hotel mewah. Ada air mancur di depannya.
Untuk sejenak, Vina lupa jika nenek dan kakek Lois adalah pemilik toko roti terkenal. Dulu ia mengira itu hanyalah toko roti biasa.
Namun nyatanya, toko roti itu sudah memiliki puluhan cabang bahkan sudah ada di Sydney dan Belanda.