Vina tidak berkata apa apa, selain hanya diam. Dia tidak ingin begitu memercayai apa yang dikatakan oleh Lois. Karena tahu jika dia akan semakin terluka kalau sampai percaya dengan janji seorang lelaki yang baru saja mendapatkan kehidupan terbaiknya.
"Aku bakalan nungguin kamu, tapi—kalau lebih dari satu tahun. Aku—aku bakalan ngelupain kamu."
"Tunggu aku November tahun depan."
Ketika pulang ke rumah, Vina masih terngiang ngiang dengan janji Henry—Lois maksudnya.
Vina tidak mau berharap banyak karena dia tidak ingin terlalu kecewa jika nantinya Lois tidak menepati janjinya.
Lagi pula, perempuan yang menjadi tunangan Lois itu sangat cantik. Dia juga dari keluarga kaya. Jadi mana mungkin Lois mau meninggalkan berlian hanya untuk Vina yang seperti emas satu karat.
Vina menghela napasnya. Tiap kali dia menarik napas, rasa sesak itu menggelenyar di dalam hatinya. Lalu tanpa sadar matanya sudah basah.