Malam malam sekali, Dara menerima telepon dari Nanda. Dara yang setengah sadar tidak begitu mendengar apa yang dikatakan Nanda padanya saat ini.
"Ra, aku sama Randu kecelakaan. Aku masih ada di Surabaya." Suara Nanda terdengar bergetar.
"Ra, kamu denger aku kan?"
Baru setelah itu Dara membuka matanya. Rasa kantuknya menguap begitu saja bersamaan dengan mimpi indahnya malam ini.
"Ke—kecelakaan? Di Surabaya?"
Nanda mengangguk meski Dara tidak mengetahuinya.
"Tunggu bentar, aku kasih telepon ke ibu dulu."
Tapi baru saja Dara keluar dari kamarnya, sambungan telepon Nanda terputus. Dan hal itu sontak membuat Dara kebingungan.
**
Jam tiga pagi.
Nanda hanya mendapatkan luka kecil, lain halnya dengan Randu yang terluka parah akibat kecelakaan tadi.
Sampai sekarang keadaan Randu kritis dan hal itu semakin membuat rasa bersalah pada diri Nanda berkumpul di dalam dirinya.