Mata Vina menatap kedua bola mata Kafka.
"Kasihan kenapa?"
"Dia gak punya temen."
"Lo kasihan apa suka?" tanya Vina dengan jantung berdebar debar.
"Gue juga gak tau, tapi—anehnya gue—"
Vina gak membiarkan Kafka melanjutkan ucapannya. Ia membungkam mulut Kafka dengan ciumannya.
Kafka membulatkan matanya, tapi anehnya dia juga gak bisa nolak. Ini adalah ciuman pertamanya.
Di sisi lain, Mona juga sudah ada di ambang pintu membawa obat tak sengaja menjatuhkannya hingga menimbulkan suara.
Vina dan Kafka menoleh, keduanya terkejut dan Vina langsung mengurai jarak di antara mereka.
"Mona," panggil Kafka pelan.
Raut wajah Mona mendadak menjadi kaku. Dia tersenyum canggung sambil menatap Kafka tak mengerti. Sementara Vina, dia merasa kalau dirinya tak perlu menjelaskan apapun pada Mona. Karena pada dasarnya mereka berdua memang bukanlah siapa siapa.