Kafka baru aja turun dari ojek online yang dinaikinya dari rumah Randu tadi pagi. Dia terus memandang gedung hotel pencakar langit yang berada tepat di depan matanya tersebut. Dalam hati dia sedikit ragu. Apa orang biasa sepertinya bisa kerja di tempat seperti ini?
Tapi yang namanya keberuntungan bukan cuma milik orang-orang good looking bukan? Dengan langkah yakin, laki-laki yang sudah menata rambutnya dengan klimis itu berjalan memasuki gedung hotel tersebut.
"Pagi mbak," sapa Kafka ramah pada resepsionis yang sedang berdiri di belakang meja.
"Iya pagi," jawab resepsionis bernama Susi tersebut.
"Saya pelamar yang mau interview tahap dua mbak."
"Oh, namanya siapa mas?"
"Kafka mbak." Kafka menyerahkan kartu pelamarnya pada Susi. Wanita itu kemudian mencatatnya dan menyuruh Kafka untuk langsung naik ke lantai tiga.