Chereads / Siluman Naga Putih / Chapter 2 - Hyouka (2)

Chapter 2 - Hyouka (2)

Hyouka berada ditengah perjalanan,iya tepat sekali dihutan yang dimaksud oleh ketiga wanita itu. Hari sudah mulai gelap namun dia tetap berjalan menyusuri hutan untuk mencari rumah yang ia tuju.

KRUKKK~~~

perutnya terus mengeluarkan bunyi menandakan bahwa dia sudah lapar. Ia ingin mencari sesuatu yang bisa dimakan,namun lagi-lagi ia berpikir untuk tetap melanjutkan perjalanannya karena bisa saja ia menunda waktunya.

Ia percaya mungkin saat ini Jing Zhou sedang mencarinya terlebih dia pergi tanpa pamit dalam kondisi marah kepadanya.Dia merasa bersalah kenapa ia harus terbawa perasaan hanya karena Jing Zhou tidak menyetujui untuk menjadi Adipati.

Dilihatnya pada sekeliling hutan yang sunyi hanya mengeluarkan bunyi dari binatang-binatang kecil dan juga dedaunan yang bergesekan akibat hembusan angin.

Matanya mengarah kepada sesosok pria yang saat ini sedang terduduk pada batu besar didekat sungai. Pria itu memejamkan matanya terlihat tenang dan berpadu dengan alam.

Ia ingin menghampirinya untuk bertanya dimana arah menuju desa sebrang namun niatnya itu terkurung karena ia pikir pria itu sedang bersemedi dan seharusnya ia tidak mengganggunya.

Ia melangkah pergi dari sana namun tiba-tiba saja pria yang tadi terduduk dibatu besar itu berada didepannya dengan tatapan tajamnya. Hyouka menelan ludahnya kasar karena takut terjadi sesuatu sedangkan dirinya sama sekali tidak membawa senjata dan pergi dengan tangan kosong.

"Dari mana asalmu?"Tanya pria misterius itu kepada Hyouka yang saat ini tidak berani berkontak mata dengannya.

"Aku dari Gongcha" Jawab Hyouka singkat.

Pria itu masih berdiam diri disana sambil menatap tajam Hyouka. Sedangkan Hyouka sama sekali tak berkutik. Ia merasa pria ini memiliki energi yang cukup kuat mungkin saja jika dia memakai pedang dengan dirinya yang sekali bergerak sudah ditebas kepalanya oleh pria misterius itu.

"A-aku...."

"Kau lapar?"

Hyouka mendongakkan kepalanya. Bagaimana bisa pria ini tahu jika perut Hyouka sudah meronta-ronta ingin diisi dengan sesuatu yang bisa dimakan.

Hyouka mengangguk pelan. Pria itu mengeluarkan satu buah apel dari dalam bajunya. Namun,Hyouka terkejut begitu melihat bahwa tangan dari pria tersebut berbeda dari manusia biasa.

Tangan yang memiliki cakar berwarna putih,dirinya sempat berpikir jika saja cakar itu mengenai manusia mungkin saja kepalanya akan tertebas seperti pedang.

"Apa kau tak mau?"Tanyanya sekali lagi.

Namun,Hyouka masih memandang tangannya dan memasang wajah tegang.

"Apa yang akan kau lakukan begitu melihatku?"

Hyouka membuyarkan lamunannya,dia menatap pria yang berada didepannya dengan tajam. Seperti ingin segera menerkamnya ditempat namun ia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa senjata. Walaupun ia bisa menguasai ilmu bela diri seperti tidak mungkin bahwa dia akan melawan pria ini dengan tangan kosong.

"Kau membenciku benar?"

'Kenapa pria ini selalu memberiku sebuah pertanyaan?'Batin Hyouka. Ia sama sekali tak berniat menjawab semua pertanyaan yamg diberikan oleh pria itu.

"Jika benar itu kau. Bukankah kau akan membunuhku di sini?"

Kini Hyouka melempar sebuah pertanyaan untuk memastikan bahwa pria yang berada didepannya saat ini adalah pria yang dicarinya selama ini. Iya!dia siluman naga putih yang sudah menjadi bahan perbincangan para penduduk disekitar kerajaan Gongcha.

"Kenapa aku harus membunuhmu tanpa alasan."

Hyouka membelalak tak percaya dengan jawaban dari pria ini. Ia pikir pria itu akan memberikan jawaban yang pasti tapi ternyata ia berkata lain.

"Kau percaya jika yang membunuh semua orang itu adalah siluman naga putih?lalu kenapa aku tidak membunuhmu?"

Kali ini Hyouka tak berkutik sedikit pun. Pria itu berjalan dengan santai mengelilinginya.

"Lim Hyouka.. saya hanya akan membunuh sesuatu yang menurut saya menarik.."

Pria itu berbisik pelan sambil menyeringai lalu menghilang beberapa detik tanpa meninggalkan sebuah jejak sedikit pun.

"Hyouka!!"

Hyouka menoleh begitu ia merasa dipanggil oleh seseorang. Jing Zhou menghampirinya dengan membawa sebuah obor. Bahkan karena terlalu terfokus kepada pria itu dirinya sampai takbsadar bahwa malam telah tiba.

"Maafkan aku karena perkataanku tadi. Sekarang ayo pulang"

Jing Zhou menarik tangan Hyouka namun ditahan olehnya. Langkahnya terhenti pandangan Hyouka masih mengarah pada batu besar yang sebelumnya menjadi tempat siluman naga putih itu.

Dirinya merasa terhipnotis oleh nya sampai pikirannya dibuat kacau karena ia telah mengahantui pikiran Hyouka.

"Kenapa?"

"Tidak. Ayo pergi"

Mereka berdua meninggalkan hutan tersebut hanya dengan menggunakan sebuah obor,karena memang pada zaman itu masih belum ada yang namanya listrik ataupun sebuah lampu yang digunakan seperti sekarang.

Hyouka dan Jing Zhou tiba dirumahnya. Segera Jing Zhou menghidupkan api untuk menghangatkan tubuh Hyouka. Ia sedikit heran dengan perilaku Hyouka kali ini. Mengapa dia hanya diam saja dan sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun padahal dihari biasanya dia sangat cerewet.

"Apa kau masih belum memaafkanku?" Tanya Jing Zhou.

"Aku memaafkanmu. Hanya saja... aku tidak tahu harus bagaimana"

"Apa maksudmu?"

"Jung Zhou jika saja niat ku selama ini aku gagalkan apakah semuanya masih bisa berjalan mulus?"

****

"Arghhtt sial! wanita itu!!"

Tangan pria itu beberapa kali memukul-mukul batu besar yang berada dihadapannya. Beberapa kali juga ia mengeluarkan ucapan kasar karena merasa kesal.

Jeha,iya! dia Jeha pangeran ke-5 maksudku pria dengan keturunan naga putih.

"Wanita itu memiliki energi yang berbeda dari menusia lain. Aku tidak bisa membunuhnya"

Jeha merasakan sesuatu yang mengganjal ketika dirinya bertemu dengan wanita itu dihutan sana. Ia merasa kesal karena tidak bisa membunuhnya seakan dirinya tidak bisa dikendalikan oleh pikirannya sendiri.

Ia ingin sekali menerkam wanita itu tapi entah kenapa darah dengan penuh nafsu ini seakan menolak untuk menghadapi wanita berambut merah itu.

Namun,pikirannya masih tertuju kepada sesuatu. Ia bisa membunuhnya kapanpun namun juga bisa menjadi teman untuk bekerjasama. Ini hanya sebuah ramalan yang terlintas pada pikiran Jeha. Belum tentu kedua ramalan itu benar.

****

"I-itu siluman naga putih!!! cepat lari!!"

SRAKK!!!!

kedua pria itu tewas begitu saja setelah satu cakaran itu berhasil menebas kedua kepalanya. Tangannya merasa puas setelah apa yang telah dilakukannya tadi.

"Apa kau tidak lelah dengan pekerjaanmu ini?"

Seorang wanita muncul dengan memakai jubah serba hitam. Ia membuka tudungnya dan memperlihatkan wajahnya didepan Jeha.

"Kau lagi sepertinya" Ujarnya.

"Aku akan terus mengikutimu kapan pun kau berada"

"Apakah aku harus menjerit ketakutan setelah kau mengatakan itu?kau sudah tahu siapa aku kan"

Jeha mengelus rambut wanita itu pelan namun tangannya berhasil ditepis oleh wanita tersebut.

"Aku tidak bermain-main denganmu. Aku hanya membutuhkanmu"

"Membutuhkanku?untuk apa?"Jeha tak mengerti apa yang dimaksud wanita itu sekaligus heran kenapa dia mau membutuhkan bantuan dengan orang seperti Jeha yang jelas-jelas ditakuti oleh banyak orang.

"Aku akan mengurungkan niatku untuk membunuhmu jika kau benar-benar mau menjelaskan....

Apakah kau yang membunuh semua keluargaku?"