Chereads / Cerpen The Evil CEO / Chapter 2 - Dua

Chapter 2 - Dua

Anggota keluarga Hyejung menyambut Leehyuk dengan tangan terbuka. Ya siapa yang tidak menginginkan putrinya bersama dengan seorang pria yang mapan. Mereka menganggap Leehyuk adalah pilihan yang tepat sedang untuk Hyejung. Jauh lebih baik daripada Kyungho yang hanya bekerja sebagai karyawan di perusahaan kecil. Akan tetapi, saat melihat kesedihan di wajah Hyejung, tidak ayal sang ibu bertanya. Akan tetapi, gadis itu hanya bisa menyangkal. Dia harus melakukannya jika ingin keluarganya baik-baik saja.

"Tapi Ibu lihat kau tidak tampak bahagia. Kau terus diam dari tadi. Apa kau tidak benar-benar mencintai Leehyuk? Katakanlah ada apa sebenarnya? Ibu juga merasa aneh karena kau tiba-tiba putus dengan Kyungho dan memutuskan menikah dengan Leehyuk yang baru kaukenal. Apa mungkin Leehyuk berbuat sesuatu padamu?" desak wanita paruh baya itu.

Hyejung sontak menggeleng. Mana bisa dia menceritakan yang sebenarnya? Dia tidak akan menginginkan keluarganya berada dalam bahaya.

"Aku hanya merasa Leehyuk jauh lebih pantas bersamaku daripada Kyungho. Saat pertama melihatnya aku langsung jatuh hati padanya. Tidak kusangka diapun tertarik padaku. Kami kemudian diam-diam menjalin hubungan. Karena aku merasa bersalah pada Kyungho, maka aku membongkar semua. Lagipula hatiku sudah mantap untuk memilih Leehyuk menjadi suami," jawab Hyejung seraya menyunggingkan seulas senyum agar ibunya tidak terus mendesaknya. Akan tetapi, sang ibu masih tetap menatap curiga. Ia merasa putrinya menyembunyikan sesuatu.

***

Pesta pernikahan Leehyuk dan Hyejung digelar meriah. Hyejung tampak sangat cantik dengan gaun panjang berwarna kuning gading dan kerudung berwarna serupa. Polesan tipis riasan di wajahnya justru membuat wajah mungil itu tampak cantik alami.

Setelah beberapa lama, pesta pernikahan pernikahan yang bertabur kemewahan itupun berakhir. Teman dan kerabat satu per satu undur diri pulang ke rumah mereka masing-masing.

Hyejung hanya berdiam diri di kamar. Duduk seorang diri sambil memeluk lutut. Air mata mulai menggenang di pelupuk. Ia tidak tahu apakah keputusan yang diambilnya saat ini benar atau salah. Yang dia tahu dirinya mengambil keputusan terbaik untuk menyelamatkan mereka yang dia sayangi.

Hati kecil gadis itu berharap Leehyuk tidak akan datang ke kamar itu.

'Bagaimanapun kami hanya orang asing yang tidak saling mengenal akrab,' ucapnya dalam hati.

Harapan tersebut pupus saat Leehyuk masuk ke dalam kamar tersebut. Hyejung beringsut mundur ketakutan. Akan tetapi, dengan cepat Leehyuk bergerak mendekap tubuh mungil itu.

"Sekarang aku minta layani suamimu dengan baik," bisiknya di telinga gadis itu.

"A-ku tidak mau," ucap Hyejung memberanikan diri.

"Kalau begitu, aku akan menghukummu."

Setelahnya Leehyuk langsung menghujamkan ciuman panas penuh nafsu di bibir Hyejung. Beberapa saat kemudian, ciuman tersebut turun menjelajahi leher mulus dan jenjang gadis itu. Hyejung mendesah tanpa sadar. Jemari tangannya mencengkeram punggung sang suami.

"Kau juga menginginkanku rupanya," bisik Leehyuk lagi sambil melonggarkan pakaian Hyejung dan mengecup pelan pundak gadis itu. Tidak lama bagi keduanya untuk larut dalam candu hubungan yang menggairahkan.

***

'Apa aku sudah gila?' rutuk Hyejung penuh penyesalan. Tubuh mulusnya masih terbungkus selimut satin putih. Ranjang tersebut masih berantakan. Bibirnya bengkak dan bekas merah jejak ciuman dari percintaan semalam masih tertinggal jelas di tubuhnya. Leehyuk sudah lama keluar dari kamar sedang Hyejung masih terus menangis. Menyesali diri yang begitu mudah terpancing gairah oleh suami yang baru menikahinya.

"Kenapa aku bertindak begitu murahan? Harusnya kupertahankan harga diriku. Bukan malah seperti sengaja menyerahkan diri padanya."

Dalam kesedihan dan penyesalan, ia berlari menuju kamar mandi. Menggosok tubuhnya kuat-kuat. Berusaha menghilangkan jejak peristiwa semalam sambil berurai air mata.

***

"Kenapa kau menikah dengannya?" tanya gadis berambut pirang kehijauan yang senada dengan warna matanya. Bibirnya dipoles dengan lipstik merah menyala. Kulit putihnya terbilang kontras dengan gaun hitam dan sepasang sayap berwarna hitam di punggungnya.

"Aku tidak punya pilihan, Keya. Aku harus menjaga rahasia tentang klan iblis. Satu-satunya cara untuk membungkam mulutnya adalah memaksa dia menikah denganku."

"Jangan berbohong padaku. Kau bisa saja membunuh dia untuk membungkamnya selamanya. Tapi apa yang kaulakukan? Kau malah menikah dengannya. Setelah apa yang terjadi semalam, kurasa kau telah jatuh hati padanya."

"Kalaupun itu memang benar, lalu apa urusannya denganmu?"

Gadis bernama Keya itu mendekat dan memeluk Leehyuk dari belakang.

"Aku telah menganggap diriku sebagai pasanganmu selama ini. Apa masih kurang yang kulakukan selama ini untukmu? Apa karena gadis itu sangat cantik?"

Leehyuk berbalik dan menggenggam tangan gadis tersebut erat.

"Keya, kau gadis yang sangat cantik dan aku selamanya berutang budi padamu, tapi aku hanya bisa menganggapmu sebagai adik. Tidak lebih dari itu."

Segurat kekesalan terlihat di wajah cantik itu, meski begitu seperti biasa ia menutupi dengan seulas senyum manis.

"Aku mengerti," ucapnya.

'Aku pasti akan menyingkirkan istri manusiamu itu. Kau adalah milikku. Hanya milikku. Tidak akan kubiarkan siapa pun merebut apa yang menjadi milikku.'