"Kenapa muka kamu kayak gitu?" tanya Diana pada Aliya yang terus memicik ke arah Eza dan Nia berjalan.
"aku mau makan lagi, yuk kita pergi ke kantin," ajak Aliya, ia menarik lengan Diana dan menuju ke kantin.
Sebenarnya Aliya hanya ingin mengamati pria itu di sana, apalagi setelah bermimpi kotor seperti tadi.
"kamu bener-bener gila Al, cuma demi Eza kamu ke kantin, apa kata karyawan yang lain?" gerutu Diana yang tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti atsannya tersebut.
"Ada hal yang mau aku selidiki," ucapnya. "Oh ya." Aliya menghentikan langkahnya tiba-tiba. "Gimana dengan teman Eza? Udah dipanggil belum buat tes hari ini?"
Diana mengangguk. "Aneh tidak sih cuma dia aja yang dipanggil hari ini," ucap Diana.
"tidak lah, bilang aja buat ngisi divisi mana gitu, kamu kan pinter. "
Diana menghela napasnya dengan kasar, dia benar-benar tidak ada pilihan lain, selain menuruti ucapan Aliya.