Malam harinya Daniel tak dapat konsentrasi belajar. Dia terus menerus menatap ponselnya yang tidak ada pesan ataupun panggilan dari siapa siapa. Dia kemudian menatap pintu kamarnya selama beberapa menit. Biasanya pada jam jam ini Alen akan menganggunya dan mengatakan hal hal yang tidak biasa.
Daniel menghela napasnya. Sejak pulang dari rumah sakit tadi Daniel belum melihat Alen lagi. Dia bahkan sama sekali tak mendengar suara gadis itu yang biasanya melengking di penjuru rumah.
"Kenapa aku tak bisa berhenti memikirkan dia?" gumam Daniel. Dia menggelengkan kepalanya cepat mencoba menghilangkan bayangan Alen yang ia lihat sedang menangis tadi sore.
"Apa dia baik baik saja?" gumam Daniel khawatir.
TOK TOK!
Daniel langsung beranjak dari tempat duduknya dan bergegas membuka pintu, karena ia berpikir mungkin saja itu Alen yang ingin menyusun rencana lagi dengannya.
"Ibu?" Daniel terlihat kecewa ketika ia mengetahui jika bukan Alen yang datang ke kamarnya. Melainkan ibunya.