"Seharusnya pekerjaan ini tidak akan merepotkan." Lucio mengelap keringatnya yang mengucur membasahi wajahnya.
Malam semakin larut tapi dia masih berada di lahan luas yang ada di belakang pabriknya.
Dia melihat bangunan pabrik dari tempatnya berdiri. Kemudian menatap puas dengan apa yang dikerjakannya.
"Untuk latihan." Senyumnya yang biasa terlihat manis kini terlihat seperti sebuah seringaian yang menakutkan.
**
Adam mulai menggerak gerakkan jari jarinya. Dia sudah dapat bergerak meski tidak terlalu banyak.
Perawat yang selalu mengamati perkembangan Adam pun memanggil dokter.
"Bagaimana Dok? Apa kita perlu memanggil istrinya?"
Namun dokter itu hanya menggeleng.
"Nanti saja, istrinya sudah tidak begitu peduli dengan suaminya."
