Lagi lagi Aliya ribut dengan Key lagi. Meski sebenarnya hal itu bukanlah hal yang baru di dalam rumah itu.
Hanya saja kini Aliya tidak begitu memikirkannya setelah dia bertemu dengan Eza.
Atau mungkin posisi Adam nantinya bisa digantikan saja dengan Eza?
Namun, apakah Alen mau menerima ayah yang masih muda itu?
Pikiran Aliya berkecamuk. Dia menghubungi Eza malam itu untuk menemuinya di hotel.
Meski awalnya Eza menolaknya dengan terang terangan. Tapi pada akhirnya lelaki itu mau juga bertemu dengan dirinya di hotel.
"Mama mau ke mana?" tanya Alen.
"Ke hotel."
"Lagi?"
"Kenapa memang? Hotel adalah rumah kedua mama, kamu ingat kan Alen?"
Alen menatap ibunya dengan nanar. Ibunya tidak seperti ibu teman temannya yang selalu mementingkan pekerjaan di atas segalanya.
"Pulang jam berapa?"
"Kenapa kamu bertanya? Kamu mau ikut?"
Alen menggelengkan kepalanya. "Kenapa mama tidak sekalian saja tinggal di sana."
Aliya tersenyum. "Itu ide bagus sayang, mama akan memikirkan idemu itu."