Seorang wanita paruh baya baru saja keluar dari ruang kerja majikannya. Dengan keriput di wajahnya, ia masih menyunggingkan senyum di wajahnya.
Ia berjalan dengan langkah yang lelah menuju anak lelakinya yang berdiri membawa satu tas ransel di pundak.
Ia masih berseragam. Tidak membawa apa apa selain, tas dan buku yang ada di dalamnya.
"Kita harus bagaimana, Bu?" tanya Daniel. Ia masih sangat asing dengan rumah yang sangat mirip dengan istana itu.
"Kita tinggal di sini untuk sementara waktu ya," jawab ibunya sambil memegang kedua bahu anaknya. "Ibu—ibu mana mungkin membiarkanmu tinggal di luar sendirian."
"Tapi—"
"Majikan ibu sudah mengizinkan kita tinggal di sini. Ada kamar kosong di samping gudang. Kau tidur di sana, dan ibu tidur di kamar pembantu. Hanya sampai kau lulus. Dua tahun lagi, Daniel."
Melihat wajah sedih ibunya, mana mungkin Daniel mampu menolaknya.