Rafael mengatakan pada Zayn, bahwa dia akan dirawat di rumah sakit selama dua hari ke depan. Karena panas tubuhnya masih belum normal.
"Tapi aku tidak apa apa, Yah," kata Zayn.
"Kamu mungkin bilang tidak apa apa, tapi tubuhmu sekarang sedang minta istirahat," sahut Rafael.
Zayn hanya diam saja. Dia tidak bisa mendebat ayahnya atau melawannya. Ayahnya lebih menyeramkan jika marah apalagi jika mengenai kesehatan Zayn.
"Ayah sudah minta tolong pada kakakmu agar membawakan pakaian dalam ke sini."
Zayn mengangguk.
"Tadi teman Zayn ada di sini, Yah?"
"Brian?"
Zayn mengangguk.
"Ayah minta pulang karena takut kemalaman. Asrama kan tutup jam sembilan malam."
Zayn tidak berkata apa apa lagi. Rafael kembali ke mejanya dan membuka laptopnya.
Meski ada di rumah sakit ayahnya masih menyempatkan diri untuk bekerja. Hingga akhirnya dia ketiduran.
Lucio datang malamnya. Dia membawa pakaian ganti untuk dua hari hari.
Ia mengendap endap ketika melihat ayahnya tidur.