"Setahun lagi kontrak kita akan selesai." Renata tersenyum dengan lebar.
"Kamu senang ya berpisah denganku?"
"Bagaimana denganmu sendiri? Berpisah atau bersamaku sama saja, kan?" tanya Renata.
Liam lagi lagi tak dapat berkata apa apa, dia memang merasa jika akhir akhir ini sudah mengabaikan Renata dan anaknya. Namun, itu bukan keinginannya. Bahkan Renata sudah tahu tentang pekerjaannya yang akan sibuk selama dua tahun.
Tetapi kenapa Renata tiba tiba tak mau memahaminya?
"Kamu … kenapa begini?" tanya Liam.
Hati Renata yang sudah mulai lelah tak bisa menjawab pertanyaan dari Liam. Dia meletakkan sendoknya dan mengamati kedua bola mata Liam bergantian.
Dia mengerti jika Liam lelah. Tapi saat ini hatinya juga sedang lelah. Dia mencintai lelaki itu dan dia tidak ingin melihatnya bersama dengan perempuan lain.
Renata merasa tak bisa menerima kenyataan tiap kali Liam bermain dengan lawan mainnya.
"Tak tahu, aku tidak tahu!" jawab Renata. Dia menangis sambil berteriak pada Liam.
