Karen tersenyum menatap Rafka. Ia tak menduga jika Rafka akan berkata seperti itu padanya.
"Baiklah, kamu yang menyuruhku." Karen lantas berdiri kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk berkemas.
Rafka terdiam, melihat Karen yang langsung menuruti apa yang dia suruh barusan. Sementara ibunya terlihat angkat tangan dengannya saat ini.
"Masih ada Rana, dia masih muda. Jadi kamu bisa bersamanya," kata ibunya. "Pilih salah satu, dan Rana tidak memiliki masa lalu buruk seperti Karen. Ibu harap kamu mau berpikir mengenai hal itu."
Rafka tak berharap jika ibunya mau menahan Karen. Namun, setidaknya dia memberitahu padanya jika yang dia lakukan tadi adalah kesalahan. Bukan malah memanas manasi dirinya dengan berkata seperti itu.
"Kamu sungguh sungguh mau mempertahankan mereka berdua?" tanya ibunya.
"Karen adalah istri Rafka, Bu."
"Rana juga istrimu."
Rafka tak memedulikan kata ibunya. Ia kemudian menghampiri Karen yang ada di dalam kamar.
