Renata mendorong pintu ruangan di mana Sarah berada. Dia sedang duduk dan fokus pada komputernya. Selama Renata tidak masuk, dia sama sekali tidak menghubungi wanita itu meski hanya sekadar bertanya masalah pekerjaan yang ia tinggalkan.
"Sudah sehat?" tanya Sarah khawatir.
Renata mengangguk.
"Maaf ya Sar," katanya lagi.
"Tak apa-apa, lagian kalau karyawan aku sakit masa aku suruh kerja," sahutnya memaklumi. "Cuma aku mau minta maaf nih Ren, kerjaan kamu jadi dobel," lanjutnya tak enak.
"Iya nanti aku selesaiin hari ini." Renata memaksakan senyumnya.
Namun kantung matanya tak bisa menutupi Sarah kalau sahabatnya itu memang kurang tidur beberapa hari ini.
"Nanti pesan desain gaun yang ini ya, Ren. Soalnya stok udah abis," kata Sarah sambil menyerahkan beberapa lembar kertas bergambar desain gaun yang akan ia pajang di etalase depan butiknya.
"Oke."
Sarah menatap ragu di samping meja Renata. Diamatinya itu wajah Renata sampai ia menengadah menatap Sarah.
