Aliya tersenyum ketika berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan. Akhir akhir ini dia lebih tertarik bermain main dengan Adam alih alih dengan Rafka yang menurutnya sudah tidak menarik lagi.
"Namanya Wendy? Masih dua puluh tahun, tapi masih cantik aku," puji Aliya pada dirinya sendiri.
Ia sudah mengetahui nama kekasih Adam dan di mana wanita itu kuliah. Kini tinggal dia memainkan permainan selanjutnya.
Semua terasa menyenangkan bagi Aliya karena mampu membuat adrenalinnya terpacu.
"Nama kekasihmu Wendy ya?" tanya Aliya pura pura tak peduli. Dia sambil memegang ponselnya bertanya pada Adam.
Adam melirik Aliya dari kaca spionnya.
"Dari mana Anda tahu?"
"Kamu lupa ya siapa aku? Aku bisa langsung tau selama aku mau mencaritahunya."
Adam diam saja. Ia benar benar merasakan firasat buruk yang akan terjadi padanya.
"Saya mohon jangan katakan masalah itu padanya."
"Kenapa?"