Rafael pergi ke bioskop malam itu, sendirian tanpa Liam atau manajernya. Dia sengaja memilih film yang tidak banyak penonton untuk menghindari jika ada orang yang mengenalnya.
Ia menonton film tapi pikirannya ke mana mana. Tawaran dari bosnya kemarin masih membuatnya bingung. Haruskah dia menerimanya atau menolaknya saja.
Ia ingin menolak karena tak ingin dikenal dengan actor film dewasa, tapi di sisi lain. Dia juga masih membutuhkan uang untuk melanjutkan hidupnya setelah dia habis kontrak di agensi tersebut.
Uang yang dia pegang sekarang. Masih belum bisa dikatakan cukup untuk memenuhi hidupnya.
Rafael menghela napasnya. Ia keluar dari gedung bioskop sebelum film itu selesai. Ia jenuh dan ingin berjalan jalan sebentar sebelum pulang ke rumahnya.
Dia sudah pergi dari apartemen itu tadi pagi, meski Liam sudah mengatakan padanya jika apartemen itu masih ada hak dirinya tinggal di sana.
Namun dia merasa tidak enak setelah apa yang sudah terjadi selama ini.