Liam sudah tiba di Jepang ketika waktu menunjukkan pukul enam sore. Dia masih menunggu Rafael di depan sebuah kamar. Karena Rafael kini masih membutuhkan istirahat.
Manajer Rafael menundukkan wajahnya. Ia merasa sangat bersalah. Sementara manajer Liam menepuk pelan bahu rekan kerjanya itu untuk menabahkan.
"Seharusnya aku dapat membantunya," katanya.
"Membantu apa? Membantu menggantikan posisinya?" sahut Liam dengan enteng.
"Tiap kali aku mengantarkan ke rumah wanita itu. Wajah Rafael—" Bahkan dia tak mampu melanjutkan kalimatnya.
"Apakah setelah kejadian ini, Eleena akan berhenti?" Liam bertanya pada dirinya sendiri.
"Mana mungkin," sahut manajer Liam.
Asisten Eleena sudah kembali ketika manajer Liam sudah sampai di sana. Semua biaya perawatan dan obat di rumah sakit Eleena yang menanggungnya.
Namun hal itu tak lantas membuat manajer Rafael tenang. Yang dia pikirkan adalah setelah ini apakah Rafael masih harus bersamanya?