"Sienna!"
Merasa namanya di panggil Sienna pun melihat siapa yang telah memanggilnya. Pandangannya tepat pada gadis cantik yang tengah berlari kecil menghampirinya.
"Kenapa kamu berlari Vienna? Aku akan tetap menunggumu walau kamu berjalan dengan pelan" ucap Sienna yang melihat Vienna tengah kehabisan nafas setelah berlari menghampirinya.
Sienna dan Vienna bukanlah gadis kembar karena nama mereka yang hampir sama. Mereka hanya dua orang asing yang bertemu saat mereka masih duduk dibangku SMA. Jika ada yang melihat mereka selalu bersama, pasti mereka dikira anak kembar. Walaupun dari wajah mereka saja tidak ada kemiripan sama sekali.
Sienna Autumn Charity dan Vienna Blaire Cheverly dua gadis yang memiliki sifat berbeda tapi saling melengkapi seperti saudara. Sienna merupakan putri semata wayang dari keluarga yang berada dan lumayan terkenal di Jakarta. Sedangkan Vienna adalah gadis biasa yang sederhana, ceria dan pintar yang berasal dari keluarga yang juga biasa saja atau sederhana.
Sienna dan Vienna adalah dua gadis sederhana, sifat mereka yang sama-sama baik hati dan juga tak memandang semua orang dengan status. Begitu juga mereka tidak memandang status mereka yang juga berbeda dalam berteman. Kalau saja dulu mereka tidak terjadi masalah yang membuat mereka tak sengaja mau tak mau saling mengenal. Mereka pasti saat ini masih menjadi orang asing dan tak bersahabat baik seperti sekarang kalau tidak ada masalah tersebut.
"Hosh.. Hosh.. Aku.. tak mau.. membuatmu.. menunggu lama Sienna.." ucapnya terbata-bata Vienna kehabisan nafas.
"Ayo duduk disana untuk mengistirahatkan nafasmu dulu Vie" ajak Sienna duduk dibawah pohon yang suka digunakan para mahasiswa untuk berkumpul.
Mereka berdua sekarang berkuliah semester 3. Sienna mengambil jurusan Management Bisnis untuk mengambil alih perusahaan papanya nanti dan sedangkan Vienna mengambil jurusan kedokteran yang telah menjadi cita-cita gadis itu dari kecil.
"Ini minumlah" Sienna menyodorkan botol minum yang sempat ia beli sebelum bertemu dengan Vienna.
"Terima kasih Sienna" dengan tanpa aba-aba Vienna menghabiskan satu botol air itu dengan cepat.
"Pelan-pelan Vie, nanti kamu akan tersedak" khawatir Sienna kepada Vienna yang menurutnya agak terlalu cepat meminumnya saat ia abis berlari.
"Ahhh.. Gak apa-apa Sienna. Aku akan baik-baik saja dan juga aku calon dokter, jadi aku tahu yang aku perbuat sekarang tidak apa untukku" jelas Vienna tapi tak diterima oleh Sienna.
"Ya sudah" kesal Sienna. "Apa jadwalmu hari ini sudah selesai Vie?" tanya Sienna.
"Aku sudah selesai hari ini, karena dosenku jadwal siang sedang berhalangan jadi ditiadakan. Bagaimana denganmu Sienna?"
"Aku juga sudah. Aku ingin pergi keperpus untuk mengerjakan tugasku. Apa kamu mau ikut Vie?" ajak Sienna.
"Tidak untuk hari ini Sienna, aku ada janji dengan David dan Danica. Sikembar itu memakasaku untuk ikut dengan mereka untuk kemall. Aku kira aku bisa mengajakmu kalau kamu mau Sienna" ajak Vienna
"Sepertinya lain kali saja Vie. Tugasku harus segera aku selesaikan hari ini" tolak halus Sienna.
"Apa kamu tidak mau ikut denganku Na? Aku juga sudah lama tak jalan bersamamu" rengek Vienna
"Maafkan aku Vie. Jika aku sudah punya jawdal kosong, aku akan pergi jalan bersamamu" janji Sienna.
"Baiklah Sienna. Lain kali kamu harus janji ikut denganku oke?" paksa Vienna dan dianggukan oleh Sienna. Ia tidak bisa menolak ucapan Vienna yang sudah seperti kakaknya sendiri.
Vienna pun pamit dan meninggalkan Sienna yang akan menuju perpustakan. Sebenarnya alasan Sienna menolak ajakan Vienna adalah karena ada David. Pria itu selalu membuat Sienna risih karena tatapan tajamnya. Sienna tidak mengerti kenapa David seperti itu kepadanya dan lembut kepada Vienna. Tapi Sienna tidak mau terlalu memikirkannya, karena tujuannya sekarang adalah kuliah, lulus dan meneruskan perusahaan papanya.
Sienna berkeliling perpustakaan untuk mencari buku referensi untuk menyelesaikan tugasnya. Tugas yang sebenarnya memang harus ia selesaikan juga hari ini. Jadi Sienna tak sepenuhnya berbohong kepada Vienna.
Setelah memutari hampir 5 rak buku, Sienna akhirnya menemukan buku yang ia inginkan. Karena letak bukunya terlalu tinggi dan juga disana tak ada tangga khusus untuk mengambil buku, Sienna menggunakan bangku untuk memanjat dan mendapatkannya dengan mudah. Saat ia ingin turun, kursi yang ia gunakan ternyata sudah mulai rapuh, tanpa aba-aba Sienna terjatuh, tapi Sienna merasa ada yang salah dan juga ia tidak merasakan sakit terjatuh.
Saat Sienna membuka matanya, ia terkejut karena David menangkap dirinya yang hampir terjatuh tadi. Tapi pikiran Sienna saat ini adalah kenapa David ada disini bersamanya dan bukan bersama Vienna dan Danica? Apa mereka tidak jadi pergi kemall?
"Apa kamu tidak bisa meminta penjaga perpustakaan untuk membantumu mengambil buku itu?" tegas David seperti biasanya kepada Sienna.
"Aku tak mau menyusahkan Derrick yang sedang sibuk disana" tunjuk Sienna kepada Derrick penjaga perpustakaan yang sedang sibuk mencatat buku pinjaman para mahasiswa.
"Kamu sudah bisa menurunkanku bukan? Sampai kapan kamu akan menggendongku seperti ini?" tanya polos Sienna.
David tidak merasa keberatan jika ia lebih lama lagi menggendong Sienna ala bridal. Lagi pula menurut David tubuh Sienna sangatlah ringan. Malah dalam pikiran David apakah Sienna suka berdiet? Kenapa tubuhnya sangat ringan saat David menggendongnya? Dengan enggan David menurunkan tubuh Sienna dari gendongannya.
"Terima kasih David" ucap Sienna meninggalkan David seorang diri. Tapi David langsung mengikuti Sienna sampai di meja yang Sienna duduki.
"Kenapa kamu mengikutiku? Apa kamu tidak jadi pergi dengan Vienna dan Danica?" tanya Sienna
"Aku.." sebelum David menjawab pertanyan Sienna. Ponsel pintar milik Sienna berbunyi dan menampilkan nama Edward. Sienna langsung menjawab panggilan tersebut.
"Hallo?"
"Sienna kamu dimana? Aku sudah berada di gebang kampusmu" ucap Edward Rowlando
"Kenapa kamu mendadak sekali menjemputku Ed?" kesal Sienna.
"Ya sudah. Kamu cepat kemari, aku sudah kepanasan disini menunggumu!" kesal pria itu yang tidak tahan dengan panas.
"Baiklah. Aku akan segera kesana" Sienna mematikan sambungan dan langsung membereskan buku-bukunya tanpa lupa mencatat buku pinjamannya kepada Derrick.
"Aku duluan ya David" Sienna benar-benar meninggalkan David sendirian.
Sejak Sienna menerima telpon, David tak mengalihkan pandangannya kepada Sienna. Ekspresi kesal Sienna yang sempat ia tampakan membuat David sempat terpesona. Bagaimana tidak kalau yang David tahu Sienna minim memberikan ekspresi dan lebih sering menampakkan wajah datarnya. Mendapatkan ekpresi kesal Sienna membuat David ingin sekali melihat ekspresi Sienna yang lainnya.
"Aku sudah memberikanmu waktu bersama Sienna, tapi kenapa kamu merusaknya?" keluh Vienna kepada David dan juga bersama Danica.
"Rencana kita gatot" keluh Danica duduk disebelah David.
"Ini karena kembaranmu itu Danica. Dikasih kesempatan malah disia-siain" rencana Vienna dan Danica adalah mendekatan David dengan Sienna yang dimana David menyukai Sienna tapi tak bisa menyatakan perasaannya.
Rencana mengajak Sienna ke mall kita diganti dengan kencan di perpustakaan. Walau berakhir kurang baik tapi saat adegan David menolong Sienna yang hampir terjatuh saja membuat Danica dan Vienna gemas setengah mati. Hampir saja mereka berteriak kalau tidak mengingat mereka sedang berada di perpustakaan.
"Adengan David menolong Sienna membuat gereget dan gemes banget Vie" seru Danica.
"Iya gemes gimana gitu. Kaya di drama-drama yang aku tonton." tambah Vienna.
Kedua gadis itu tengah mengebu-ngebu karena adegan David dan Sienna. Vienna sempat mengabadikan adegan tersebut bersama Danica. Banyak foto yang mereka ambil dan terlihat mereka berdua sangat mesra.
"Lihat David" Vienna meperlihatkan fotonya dengan Sienna.
"Bagaimana menurutmu? Aku akan mengirimkannya kepadamu" ucap Vienna mengirimkan foto-foto tersebut kepada David.
David membuka HPnya dan melihat foto yang diambil Danica dan Vienna. David melihat fotonya dengan Sienna digendongannya. Mungkin wajah David terlihat sangat datar, tapi tidak dengan hatinya yang menghangat hanya dengan melihat Sienna.
"Kembaranmu itu kenapa tidak sepertimu sih Danica? Kenapa ia harus punya wajah yang datar? Karena wajahnya membuat Siennaku takut dengannya" ucap Vienna yang tahu kalau Sienna merasa risih dengan tatapan tajam David jika mereka sedang bersama.
"Aku tak tahu Vie. Aku sempat menanyai mama dan papa kenapa aku dan David memiliki sifat berbeda dan apa kamu tahu jawaban mereka?" Vienna menggelengkan kepalanya.
"Kata mereka mungkin karena dulu mama ngidam melihat pria-pria tampan dengan wajah yang datar dan jadilah hasilnya David begitu kata mereka" Vienna hanya mengaga mendengar penjelasan Danica yang menurutnya tidak masuk akal.
"Siapa itu Edward?" tanya David kepada Vienna yang menatapnya dan mendadak membuatnya bingung.
"Edward? Edward Rowlando maksudmu?" tanya balik Vienna dan tidak dijawab David.
"Dia siapa Vie? Pacarnya Sienna?" tanya Danica juga penasaran.
"Edward Rowlando sepupu Sienna. Aku kenal dia dari Sienna juga saat kami masih sekolah dulu" jelas Vienna
"Apakah dia tampan Vie?" tanya Danica yang ingin tahu tentang Edward ini.
"Hanya wajah tampan saja yang kamu pikirkan Danica? Edward sangat tampan kalau menurutku. Tunggu sepertinya aku mempunyai fotonya" Vienna mencari fotonya bersama Edward.
"Ini" Vienna memberikan foto itu kepada David dan Danica
"Wow sangat tampan dia Vie. Tolong kenalkan aku kepadanya" seru Danica senang.
"Dia biasa saja" ucap David membuat Danica dn Vienna menatapnya tak percaya.
"Dan, sepertinya kembaranmu ini merasa tersaingi" bisik Vienna
"Sepertinya begitu Vie. Aku juga merasakannya" bisik Danica
"Aku masih bisa jelas mendengar yang kalian ucapkan" Danica dan Vienna memandang David tidak percaya. Mereka sudah berbisik sangat pelan, tapi masih bisa didengarkan David dengan baik.
"Sepertinya David mempunyai kekuatan super" ledek Vienna dan David hanya datar seperti biasanya.
*******
Sienna pergi kegerbang kampus dengan cepat karena Edward telah menunggunya. Sienna suka dijemput Edward saat pulang kuliah bersama Vienna juga. Edward sebenarnya menjemput Sienna hanya ingin bertemu dengan sahabat Sienna saja.
Edward dengan Sienna hanya terpaut 2 tahun lebih tua Edward tentunya. Pria itu sedang magang di perusahaan milik ayahnya dimana orang itu adalah paman Sienna. Sienna dan Edward sama-sama sebagai ahli waris perusahan milik ayah mereka.
"Kenapa kamu mendadak sekali mau menjemputku Ed? Vienna sedang tidak bersamaku tahu!" kesal Sienna
"Aku hanya ingin berbaik hati dengan adiku saja" jawab santai Edward
"Apa yang mau kamu inginkan dengan bersikap baik kepadaku Ed?" Sienna tahu ada yang ingin Edward minta darinya.
"Masuk dulu. Baru aku kasih tahu kamu" Edward masuk kedalam mobil disusul Sienna.
Selama perjalanan pulang tentu saja, Sienna dan Edward tidak ada percakapan. Sienna sudah sangat penasaran apa yang mau Edward bicarakan. Akhirnya Sienna berani berbicara dahulu.
"Edward" panggil Sienna.
"Ya ya ya. Aku tahu kamu sudah sangat penasaran. Nanti kamu akan tahu setelah sampai dirumah" jelas Edward yang masih fokus mengemudi.
Tanpa membutuhkan waktu lama dan jalanan tidak terlalu macet, Sienna dan Edward sudah sampai dirumah Sienna. Mereka pun masuk kedalam rumah dimana seluruh keluarga sudah berkumpul.
"Ada apa ini?" tanya Sienna kepada mamanya yang sudah menunggu dirinya.
"Hari ini kita akan mengadakan acara ulang tahun oma sayang. Kamu gak lupakan sama ulang tahun oma?" tanya mamanya.
"Astaga mama. Sienna lupa ma" Sienna menepuk jidatnya.
"Ya ampun sayang, ya udah sana cepet siap-siap sebelum oma sampai" suruh mamanya. Sienna pun langsung pergi kekamarnya untuk bersiap.
Sienna memilih gaun sederhana berwarna violet dengan make up natural. Sienna tidak suka dengan gaun yang terlalu glamor atau berwarna terang. Karena sikapnya ini seluruh keluarga sangat senang karena Sienna tidak sombong dan tetap rendah hati.
Setelah ia rasa sudah sempurna, Sienna turun menuju seluruh keluarganya yang telah sepenuhnya berkumpul menunggu sang yang berulang tahun sampai. Sienna menghampiri Edward ingin menanyakan hubungannya dengan Vienna.
"Edward, bagaimana hubunganmu dengan Vienna?" tanyanya penasaran.
"Aku masih mendekatinya dengan perlahan. Apa kamu tahu Na bagaimana kesannya Vienna terhadapku?"
"Hmm.. Dari yang aku lihat Vienna senang bersama denganmu dan juga dari yang aku lihat Vie sangt nyaman saat bersamamu" jelas Sienna membuat Edward bahagia setengah mati.
"Sienna.. Edward.. Oma sudah sampai" teriak ayah Sienna
"Iya" jawab keduanya bersamaan.
Setelah mengadakan pesta kejutan untuk sang Oma dan makan bersama seluruh keluarga. Ayah Sienna membuat pengumuman kepada semua orang disana.
"Semuanya selamat malam. Saya mau memberikan kabar yang cukup untuk membahagiakan untuk kita semua. Perusahaan kita akan membuka cabang di Italy dan Sienna akan kesana untuk menjadi pimpinan disana sampai ia siap untuk bekerja di perusahaan utama" ucap sang ayah membuat Sienna membulatkan matanya.
Terkejut? Tentu saja terkejut. Sienna harus pindah ke Italy dan juga kuliahnya. Kenapa ayahnya ini suka sekali memberikan kejutan? Sienna belum siap untuk berpisah dari Vienna sahabat satu-satunya.
Sienna sekarang berada diruang kerja ayahnya setelah seluruh keluarga besarnya pulang karena sudah larut dan juga besok masih hari kerja. Sienna ingin sekali menanyakan ayahnya kenapa perusahaan baru itu harus ia yang pimpin dan kenapa bukan orang yang lebih terpecaya lagi untuk menghandelnya.
"Papa tahu apa yang ada dipikiran kamu sayang" ucap Federick ayah Sienna
"Kenapa papa percayakan perusahaan baru itu kepada Sienna? Sienna belum yakin untuk menjalankan perusahaan itu" ucapnya khawatir
"Tenang saja sayang, papa yakin kamu bisa menjalankan perusahaan itu dengan baik. Papa sudah liat kok gimana kamu membantu Edward menjalankan perusahaannya"
"Tapi pa.." ucapan Sienna terpotong oleh ayahnya.
"Papa yakin sayang. Jangan merendahkan dirimu. Kamu harus yakin dan juga papa akan ada buat kamu kalau kamu merasa kesulitan disana dan papa akan memberikan solusi untukmu" peluk lembut Federick dan dianggukan oleh Sienna.
"Papa akan urus kepindahan kamu le Italy beserta kuliahmu juga harus pindah. Sekarang kamu istirahat, besok kamu ada kelaskan?"
"Iya pa. Sienna kekamar istirahat yah? Papa juga istirahat besok juga papa kerja kan?"
"Iya sayang. Good Night my baby" Federick mencium kening putrinya dan Sienna pergi kekamarnya untuk istirahat.
Besok Sienna memiliki 2 matakuliah dam untungnya siang dan juga Vienna punya jam matakuliah yang sama dengannya. Sienna jadi bisa bercerita kepada Vienna kalau ia akan pindah tinggal sementara ke Italy.
Sekarang saja Sienna harus memikirkan besok untuk menjelaskan dan jiga berbicara kepada Vienna tentang kepindahannya ke Italy. Belum pindah saja ia sudah kangen, apa lagi benar-benar sudah jauh darinya? Belum lagi dengan protesnya Vienna akan berpisah ke negara cukup jauh. Membayangkan protesan dari Vienna sudah membuat Sienna menyerah duluan.