Dengan nada mengejek, Yena mempertanyakan keamanannya. "Bersahabat katamu? Kau tahu darimana?"
"Pangeran Hazard dan aku menunggangi monster ini agar bisa lebih cepat sampai dari yang lain. Karena tugasku yang harus menyelamatkan kalian secepatnya," tutur Eden mencoba meyakinkan Yena, kemudian mengulurkan tangan meminta persetujuan darinya. "Bagaimana?"
Namun tetap saja, Yena masih ngeri setiap kali menengok wujud monster rubah di depan matanya ini. Cukup menatap bola matanya yang besar dan merah saja, membuat bulu kuduk Yena langsung berdiri.
"Memangnya tidak ada tunggangan lain?"
Eden menggeleng. "Tidak ada."
Yena berdecak sambil mengembuskan napas, berusaha menetralkan detak jantungnya karena merasa was-was.
Eden baru saja naik ke punggung monster itu dan mengulurkan tangannya lagi. "Mau cepat sampai atau tidak?"
"Iya, iya, oke!" pekik Yena akhirnya mau tak mau menyambut uluran tangan Eden.