sore hari di tepi danau,
terlihat sepasang anak kecil sedang bermain ria disana.
yang tak lain adalah Marvel dan Ana.
setiap hari mereka selalu menyempatkan diri untuk bermain di sini. atau lebih tepatnya sudah menjadi kebiasaan.
tidak bertiga atau berempat, mereka selalu bermain berdua.
bagaikan bulan yang tak pernah meninggalkan bumi nya, Marvel selalu ada disisi Ana kapan pun dan dimana pun. Ana yang menyadari hal itu pun tak keberatan, justru ia pun merasa tenang di kala Marvel selalu menemaninya.
kertas origami yang berserakan di rumput hijau, hembusan angin yang menenangkan, dan daun daun dari pohon yang berguguran itu selalu menjadi saksi kebahagiaan mereka.
"perahu kertas ku sudah jadi, bagaimana dengan mu Marvel?" tanya Ana, seraya menunjukan senyum manisnya setiap melihat Marvel yang sedari tadi menggaruk kepalanya frustasi.
"ah, susah sekali! aku rasa aku gagal membuatnya"
Marvel jengkel, tak tega melihat Marvel yang seperti itu langsung saja Ana mengambil origami baru. ia mulai mengajarkan Marvel membuat perahu kertas yang benar.
"kelihatannya mudah ya" celetuk Marvel lagi
"ini memang mudah"
"maksudku tidak, ini terlihat mudah jika kau yang membuatnya. bagiku ini sulit karena otakku kecil sekali".
lagi lagi Ana tertawa, setiap omongan Marvel adalah kebahagiaan Ana juga. maka dari itu dia selalu tersenyum dan tertawa.
tak lama kemudian perahu kertas nya pun jadi.
"ini perahu mu, ayo kita layarkan"
Marvel mengambil perahu itu dan mengambil salah satu spidol berwarna biru, ia menuliskan namanya di sisi perahu kertas tersebut. setelah itu ia memberikan spidolnya pada Ana.
"ini, tulis namamu juga ya. jika nanti perahu kita terpisah dan tenggelam, setidaknya mereka telah membawa jauh nama kita. anggap saja seberapa jauh perahu itu berlayar itu adalah perjalanan hidup kita nantinya"
Ana yang masih polos dan terlihat kurang mengerti akan maksud ucapan Marvel hanya mengangguk lembut dan mulai menulis namanya di perahu itu.
mereka berjongkok di tepi danau, menempatkan perahu mereka di atas permukaan air dan meniupnya. sesekali memasukan tangan kedalam air dan menggoyang goyangkan nya agar tercipta gelombang yang menyebabkan perahu itu berlayar.
"selamat tinggal" ucap mereka bersamaan sambil melambaikan tangan
tak cukup sampai disitu, mereka masih mempunyai beberapa kegiatan yang biasa dilakukan.
diantaranya adalah bermain ayunan yang berada dibawah rumah pohon tak jauh dari danau.
Ana menduduki ayunan itu dan Marvel yang mendorongnya.
senyuman manis terukir jelas diwajah Ana, ia sangat menikmati momen momen bersama Marvel.
pemandangan senja pun turut menghiasi kebahagiaan mereka.
tiba tiba Marvel menghentikan ayunan nya, berjalan menuju tas nya yang tergeletak di rumput dan mengambil sesuatu.
"aku lupa memutar ini"
benda yang tak asing bagi mereka berdua,
'speaker mini' yang selalu dibawa oleh Marvel ketika mereka bermain disini.
Marvel selalu memutarnya dikala mereka sedang menikmati waktu bersama dibawah senja.
langsung saja Marvel menyalakan speaker itu dan memutar satu buah lagu berjudul 'Angel - Sarah mclachlan'
alasan Marvel memilih lagu itu karena ia yakin bahwa Ana adalah bidadari yang dikirim Tuhan untuknya.
setelah itu ia kembali menghampiri Ana, duduk di salah satu ayunan yang berada disampingnya.
mereka mulai mengayunkan ayunan masing - masing diiringi canda dan tawa. sesekali memandangi langit berwarna oranye itu.
bayangkan saja, bermain ayunan dibawah senja ditambah iringan lagu yang menenangkan, hembusan angin dan daun yang berguguran mengguyuri mereka berdua. sangat mengagumkan bukan?
Marvel memandangi Ana yang sedang tertawa itu, dan berkata di dalam hatinya "jika kau ingin tahu, ada 2 hal yang paling cantik di dunia ini. yaitu kamu dan senja" Marvel menggenggam tangan Ana dan mereka tertawa bersama.
'You are pulled from the wreckage'
'Of your silent reverie'
'You're in the arms of the angel'
'May you find some comfort here'
Angel - Sarah Mclachlan