Chereads / MY ANGEL / Chapter 2 - rencana

Chapter 2 - rencana

setelah selesai bermain, mereka pulang ke rumah masing". dan Ana yang selalu diantar oleh Marvel menggunakan sepeda keranjangnya.

sampai di depan halaman rumah Ana, terlihat sang ibu sedang terduduk di kursi depan dengan tatapan cukup sinis, dan kedua tangan nya disilangkan di depan dada. sepertinya Ana akan dimarahi lagi.

Marvel mengantar Ana menghampiri ibunya, sekalian berpamitan.

Ana yang sekarang begitu gugup hanya terdiam dan menunduk, tak berani menatap wajah ibunya sedikitpun.

"Tante, Marvel pamit pulang dulu ya"

sambil tersenyum Marvel berusaha meraih tangan ibu Ana, namun belum sempat bersalaman Ibunya hanya memberikan lirikan sinis dan membawa Ana masuk kedalam.

Ana menoleh kebelakang dengan tatapan sayu, ia tahu pasti Marvel sedih sekali setelah mendapati perlakuan seperti itu.

tetapi tidak seperti yang dibayangkan, Marvel justru hanya tersenyum memakluminya.

ia pergi menjauh dari rumah Ana, menaiki sepedanya, dan pulang.

disisi lain Ana sedang di introgasi oleh ibunya di ruang tamu. mata Ana sudah berkaca kaca menahan tangis, bentakan demi bentakan harus ia hadapi sekarang. apalagi, Ana bukanlah tipe anak yang suka di bentak.

"dasar anak keras kepala, berapa kali sudah ibu bilang jangan bermain dengan anak lelaki itu lagi! semenjak bermain dengannya kau selalu pulang malam seperti ini! kau harus mendapat hukuman!"

tanpa perlu lama lagi Ana ditarik oleh ibunya menaiki tangga dan memasukan nya kedalam gudang.

bukan pertama kali, Ana sudah terbiasa menerima hukuman seperti ini. mulai dari dikurung di toilet semalaman, tidur di halaman rumah, dan sekarang dikurung di gudang.

tetapi Ana tidak pernah membantah, ia selalu menjalani hukumannya dengan tabah dan sabar.

sementara Marvel, dia tidak pernah tahu apa yang dialami Ana selama ini. karena Ana tidak pernah mau menceritakan semuanya kepada orang lain.

ibunya tidak menyukai Marvel mendekati Ana,

bagaimanapun juga keluarga Marvel adalah musuh bebuyutan keluarga Ana.

ayah Ana meninggal 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan. yang diduga kecelakaan tersebut telah direncanakan oleh keluarga Marvel.

namun semua belum sepenuhnya terbukti, ibu Ana secepatnya menyimpan dendam tanpa tahu alasan yang pasti.

dan terlebih lagi, ia takut jika Ana akan disakiti juga oleh Marvel. maka dari itu ia melarang keras putrinya bermain bersama Marvel.

Ana tidak bercerita pada Marvel bahwa ia harus menjauhinya, karena ia tahu itu hanya akan melukai hati Marvel.

jadi, setiap Marvel mengajaknya bermain Ana selalu menyetujui meskipun ia tahu akan mendapat konsekuensi nantinya.

dan sekarang Ana terkunci di gudang yang gelap,

hanya ada sedikit cahaya yang masuk dari bilah jendela disana. tidak ada cara lain, Ana harus memasang lilin.

ia menyimpan lilin itu di tengah tengah ruangan.

takut, itu yang dirasakan Ana saat ini.

ia hanya bisa mojok di sudut ruangan sambil menangis, terkadang tikus tikus kecil selalu melintas begitu saja yang membuat Ana semakin panik.

***

Marvel segera memasuki rumahnya dan harus mempersiapkan batin, pasti ia akan di tanya tanya oleh orang seisi rumah.

dan benar saja, baru saja membuka pintu semua orang yang sedang berkumpul diruang tamu langsung tertuju pada Marvel.

"kedua kalinya kau pulang malam" ucap sang ayah dingin, "sekali lagi kau seperti ini, ayah tidak akan mengizinkan mu keluar rumah kecuali untuk sekolah" lanjutnya.

Marvel menghela nafas panjang, ia hanya mengangguk ngangguk saja berjalan menuju kamar

"tidak ada yang menyuruhmu ke kamar" ucapan tegas dari sang ayah membuat langkah kaki Marvel terhenti dan segera membalikan tubuhnya

sementara orang yang lainya seperti ibu, adik tirinya, paman dan tante hanya terdiam.

daripada ikut campur sama saja mencari masalah dengan ayah Marvel. karena ayah Marvel dikenal galak, galak diwaktu tertentu. tapi di hari hari biasa ia sangat ramah sekali.

"duduk di samping ayah"

deg

deg

suasana hati Marvel mendadak tak karuan,

apa ayah akan menghukumnya? dan tidak mengizinkan dia pergi keluar? ah ayolah, itu sangat tidak manusiawi bagi Marvel.

bagi dia, sehari tidak bertemu dengan bidadarinya sama saja tidak bernafas selama 1 detik.

memang kalo sudah bucin ya susah dilepas.

Marvel memasang wajah datar, melangkahkan kakinya dan terduduk disamping sang ayah.

"Marvel!"

kaget, Marvel tersadar dari lamunannya

"ada apa ayah?" suaranya begitu kaku, tubuhnya gemetar, keringat dingin mulai mengalir, bulu kuduk pun ikut berdiri. selamatkan lah Marvel dari hukuman!

dan tanpa permisi, ayah memeluk Marvel sambil mengatakan "ayah hanya ingin membicarakan pesta ulang tahunmu"

ah...syukurlah .. dia tidak jadi menghukum Marvel,

dan lagi Marvel hanya menghela nafas, menatap ayah penuh kekesalan tapi dia cukup sabar.

"untung ayah, kalo tidak sudah ku tendang selangkangan nya" batin Marvel

dan yang lain pun merasa lega dan mulai membuka suara

"ayah tega sekali, kasihan Marvel ketakutan"

"aku sudah cukup tegang"

"apa dia selalu seperti ini? menyebalkan juga"

begitulah cuitan dari ibu, tante dan paman.

adik tirinya, Melvin terlihat begitu polos dan hanya tertawa saja.

"jadi, di pesta ulang tahunmu nanti kau boleh mengundang siapa saja yang kau mau. kita akan merayakan nya dirumah"

ide bagus.

yang pertama kali terlintas dipikiran Marvel tentu saja Ana.

ia pasti akan mengundangnya.

"benarkah? baiklah akan ku tulis daftar nama nya!"

dengan semangat Marvel beranjak dari kursi, berlari menuju kamar dan mulai membuat daftar nama di salah satu buku diary nya.

ulang tahun Marvel berlangsung 4 hari lagi, tentu bukan waktu yang singkat untuk mempersiapkan semuanya.

"aku ingin kamu datang ke acara ulang tahunku Ana, kau akan menjadi tamu undangan paling spesial" Marvel tersenyum di sela sela menulisnya.