Nirmala mengunci diri didalam kamarnya,dia berada ditrumah seorabg diri karena neneknya sedang berada di pasar,neneknya seorang penjual sayur dipasar,jadi beliau akan pulang saat dagangannya sudah habis,kadang beliau pulang awal,tetapi tidak jarang beliau pulang sangat terlambat karena dagangannya tidak laku.
"Kamu keluarlah dari dalam selimut,kenapa kau menghindariku?"Nimala mendengar suara Farel berada didalam kamarnya,dia kemudian mengintip dari balik selimutnya,tetapi tidak melihat siapapun,dia pun meresa lega.
"Ahhh ternyata aku hanya berhalusinasi,mana mungkin dia masih disini,lagi pula para hantu yang baru meninggal itu semuanya seperti itu,kenapa mereka tidak menyadari kalau mereka sudah mati?"Nirmala kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan keluar dari kamar,dia kemudian memasak untuk makan dia dan neneknya yang mungkin sebentar lagi akan segera kembali.
"Setiap ku melihatmu.."
"Ku terasa dihati.."
"Ku punya segalanya.."
"Yang aku impikan.."
"dan angan ku tak henti.."
"Bersajak tentang bayangmu"
"walau kutahu.."
"Kau tak pernah anggap ku ada.."
"Ku takkan bisa menggapaimu,tak kan pernah bisa,"
"Walau sudah letih aku,tak mungkin lepas lagi.."
"Kau hanya mimpi bagiku,tak untuk jadi nyata.."
"dan sgala rasa buatmu,harus padam dan berakhir.."Nirmala bersenandung sambil meracik sayuran dan mengiris bumbu,tangan kecilnya sangat cekatan,dia memang bukan gadis manja seperti gadis seusianya,kedua orang tuanya sudah meninggal dalam sebuah kecelakaan dan kini dia hanya tinggal berdua dengan neneknya,hidup mereka sangat pas-pasan.
"Suaramu lumayan merdu juga.."suara Farel kembali mengusik Nirmala,gadis itu meloncat karena terkejut,lalu dia menemukan sososk transparan Farel berada didepannya.
"Ke..ke..napa kamu datang lagi?bukankah aku sudah menyuruhmu pergi?pergilah keduaniamu sendiri,jangan mengganggu aku.."Nirmala meringkuk di pojok karena agak takut dengan Farel,meski wajah Farel tidak semenyeramkan hantu-hantu yang pernah ditemuinya sebelumnya.
"Apakah kita tidak bisa berteman?"Farel bertanya kepada Nirmala,gadis itu membenamkan kepalanya diantara kedua lututnya,dia enggan memandang Farel,karena jengkel,Farel menghampiri Nirmala,dia hanya ingin bertanya,berada dimana dia saat ini,dan apakah tempat ini jauh dari rumahnya atau tidak,dia berjalan mendekati Nirmala dan ingin menyentuh bahunya,tetapi tangannya menembus tubuh Nirmala,Farel merasa sangat kaget,kenapa dia tidak bisa menyentuh Nirmala,dia lalu berjalan kearah pintu dan ingin mencoba menyentuhnya,tetapi hasilnya sama,semua yang akan dia sentuh,menembus tangannya.kemudian dia kembali menghampiri Nirmala.
"Gadis kecil,tolong jelaskan kepadaku,kenapa aku tidak bisa menyentuh apapun,kenapa aku tiba-tiba berada disini,apakah kau bisa membantuku kembali?"Farel mencoba bernegosiasi dengan Nirmala,gadis itu pun perlahan mengangkat wajahnya dan memandang kearah Farel,setelah memperhatikan dengan seksama,dia melihat wajah tampan Farel,lalu dia mengangguk,dia perlahan berdiri dan menghampiri Farel.
"Tuan hantu,bagaimana caramu meninggal?kenapa kau bisa bergentayangan seperti ini?apakah kau dibunuh atau meninggal karena kecelakaan?"Nirmala bertanya kepada Farel,karena agar bisa membantu dia,satu-satubya cara adalah mengetahui sebab dia meninggal.
"Kenapa kau bilang aku sudah meninggal.aku ini masih hidup,kenapa kau tidak percaya.."Farel kesal sekali pada Nirmala,sementara Nirmala kembali ketakutan karena bentakan Farel.
"Kalau kau belum mati,kenapa rohmu bisa keluar dari tubuhmu?kalau kau tidak mau mengaku,bagaimana aku membantumu?"Nirmala mencoba menjelaskan kepada Farel dengan suara yang gemetar,tetapi,setelah dia berfikir,kenapa dia mesti takut dengan Farel?bukankah dia tidak bisa menyentuhnya?
"Aku juga tidak tahu,seingatku,aku sedang berada disebuah lingkungan yang banyak sekali anak-anak seusiaku,mingkin itu semacam asrama,lalu aku terbatuk dan memuntahkan darah segar hingga aku pingsan,saat aku bangun,aku sudah berada diatas pohon di tempat kau berada tadi.,kalau aku mati,kenapa roh ku masih ada disini?"Farel itu sangat pintar,tentu dia tidak akan percaya kalau dia sudah mati sementara dia masih berada didunia ini.
"Aku juga tidak tahu,tuan hantu,aku berjanji akan membantumu,tetapi sekarang tolong kau pergi dari sini,kita akan bertemu lagi besok,please.."Nirmala menyuruh farel pergi,Farel pun bingung,dia harus pergi kemana,sementara dimana dia berada saat ini pun dia tidak tahu.
"Lalu aku harus kemana,gadis kecil,tolong ijinkan aku tinggal dirumahmu,aku berjanji aku tidak akan mengganggumu,yang penting aku boleh tinggal bersamamu selama aku belum bisa kembali,aku takut berada diluar sendirian."Farel memohon dengan sangat agar diperbolehkan tinggal disini.
"Tuan hantu,kau ini kan seorang hantu,lalu kenapa kau takut diluar?apakah hantu takut kepada hantu?"Nirmala agak heran dengan kelakuan hantu yang satu ini.
"Nirmala,kamu berbicara kepada siapa?"Nenek Nirmala yang baru saja pulang dari pasar bertanya kepada cucunya,dia tadi mendengar Nirmala sedang berbicara kepada seseorang.
"Aku tidak bicara dengan siapapun nek,nenek pasti salah dengar."Nirmala kemudian mengedipkan matanya kepada Farel,meminta Farel agar pergi kekamarnya,tetapi Farel yang penasaran dan tidak percaya kalau tidak ada yang bisa melihat dia,Farel mencoba berjalan dan berdiri didepan nenek Nirmala.
"nek,ini aku,apa kau benar-benar tidak melihatku?"Farel melambaikan tangannya dihadapan nenek Nirmala tetapi tetap saja nenek nirmala tidak menggubrisnya,karena memang,nene Nirmala tidak melihat apapun.
'Nenek,sekarang nenek istirahat dulu,Nirmala mau meneruskan acara masak Nirmala,nanti kalau sudah matang akan Nirmala panggil."Nirmala membujuk neneknya agar pergi kekamarnya,dan akhirnya nenek Nirmala menuruti kata-kata Nirmala,setelah kepergian Nenek Nirmala,dia kemudian memarahi Farel.
"Tuan hantu,kalau kamu masih mau tetap berada disini,kamu harus menurut kepadaku,kau akan menuruti semua yang kukatakan,kalau tidak,aku akan mengusirmu dari sini."Nirmala sangat jengkel dengan sikap Farel yang Ndableg.
"Oke,baiklah,aku minta maaf gadis kecil,sekarang aku mau beristirahat dalam kamarmu,"Farel langung menghilang dari hadapan Nirmala.
"ya sudah sana,jangan menggangguku sekarang,aku akan berbicara padamu besok."Nirmala kemudian melanjutkan memasaknya,Farel berbaring di ranjang milik gadis kecil itu.
"Tuhan..kenapa nasibku seperti ini,kenapa rohku tidak kau kembalikan kedalam tubuhku?sekatang aku malah terombang ambing seperti ini."Farel kemudian berfikir,apa yang telah dia lakukan dahulu,sehingga dia mendapat hukuman seperti sekarang ini.