Chereads / Oh hantu ku / Chapter 6 - Chapter 6

Chapter 6 - Chapter 6

Soon Ae berhasil masuk kembali ke tubuh Bong Sun saat Bong Sun lengah lalu bergerak cepat menelepon ambulance dan memberitahu mereka bahwa ayahnya pingsan. Tapi dia tidak bisa pergi karena PD acara masak itu langsung menyeretnya kembali ke studio untuk melanjutkan syuting.

Soon Ae gelisah karena dia ingin pergi ke ayahnya sekarang juga tapi dia juga tidak bisa menghindar dari syuting ini. Sun Woo cemas melihat kegelisahan Soon Ae (walaupun dia mengira Soon Ae/Bong Sun sedang dalam kondisi depresi).

Dia berusaha menyemangati Soon Ae dan menasehatinya untuk tidak tegang dan tidak usah mendengarkan orang lain dan fokus saja dengan adonannya.

Sun Woo meyakinkan Soon Ae untuk tidak mencemaskan tepung yang dia tumpahkan tadi karena dia sendiri yang akan mencari cara untuk menangani adonan mereka yang kekurangan tepung.

Saat syuting dimulai lagi, Soon Ae bingung apa yang harus dia lakukan dengan adonannya apalagi mereka sudah tidak diperbolehkan untuk mendapatkan tepung tambahan.

Tapi kemudian, Soon Ae berpikir cepat untuk mencampur adonannya dengan tepung kacang sembari memohon dalam hatinya agar ayahnya bertahan sebentar dan berjanji bahwa dia akan segera pergi menemui ayahnya.

Masakan dadakan ala Soon Ae (pancake salmon tepung kacang) sukses besar dan membuat Sun Woo lagi-lagi memenangkan tantangan masaknya.

Setelah semua orang di studio memberikan selamat atas kemenangannya dan memuji masakannya, dia malah bingung karena tidak menemukan keberadaan Soon Ae/Bong Sun.

Soon Ae ternyata sudah lari duluan ke rumah sakit. Sesampainya di IGD, Soon Ae melihat sesosok roh yang baru keluar dari tubuh seseorang.

Dia langsung cemas dan ketakutan mengira roh itu adalah roh ayahnya. Dia mendekat ke ranjang tempat roh itu berasal... dan langsung lega melihat bukan ayahnya yang meninggal dunia.

Saat ia tengah kebingungan mencari keberadaan ayahnya, ahjussi Shin tiba-tiba menggenggam tangannya dari belakang.

Soon Ae begitu lega melihat ayahnya sampai-sampai dia langsung memeluk dan menyebut-nyebut ahjussi Shin dengan panggilan. "Ayah, ayah. Syukurlah. Ayah baik-baik saja kan? Aku takut sekali"

Dokter memberitahu Soon Ae bahwa ahjussi Shin menderita sirosis liver yang diakibatkan karena kebanyakan mengkonsumsi alkohol.

Untunglah penyakitnya itu masih belum terlalu parah jadi ahjussi Shin bisa rawat jalan tapi pastinya dia harus berhenti minum-minum.

"Terima kasih. Kau jauh lebih baik daripada putraku sendiri" ujar ahjussi Shin "Tapi, dari mana kau tahu ada berada di sini?"

"Saya mampir ke warung anda dan tetangga anda bilang anda dibawa ambulance. Anda benar-benar bisa dalam masalah besar, anda beruntung penyakit anda tidak seberapa parah! Saya sudah bilang jangan kebanyakan minum, bahkan wajah anda kelihatan sangat suram. Anda minum sebanyak itu dalam keadaan perut kosong, tentu saja liver anda jadi menderita" omel Soon Ae.

Ahjussi Shin langsung tertawa mendengarnya "Mendengarmu mencerewetiku seperti itu, benar-benar mengingatkanku pada putriku"

Ahjussi Shin yakin Bong Sun sebenarnya tidak bermaksud memanggilnya dengan sebutan ayah tadi. Tapi bagaimana pun juga, dia tetap menyukainya karena dalam keadaan setengah sadar, dia merasa putrinya kembali walaupun cuma sesaat.

Soon Ae langsung berkaca-kaca mendengarnya, tapi dia berusaha keras menahan air matanya saat dia meminta ahjussi Shin untuk menganggapnya sebagai putrinya.

"Aku sudah menganggapmu sebagai putriku sendiri"

Kyung Mo datang dan langsung memeluk ayahnya dengan tangis sedih dan ketakutan karena dia mengira ayahnya akan pergi seperti noona-nya dan membuatnya jadi yatim piatu.

Soon Ae langsung ngomel-ngomel kesal pada Kyung Mo, kalau Kyung memang secemas itu maka tidak seharusnya dia membiarkan ayah jadi seperti ini.

Soon Ae lalu menyeretnya keluar sambil menjewer kupingnya dan mengomelinya untuk sadar diri dan berhenti bermain-main apalagi ayah saat ini menderita sirosis hati.

Kyung Mo mengingatkan bahwa ayah adalah ayahnya dan bukan ayahnya Bong Sun, jadi orang yang seharusnya bersedih dan cemas yah hanya dia seorang.

"Kenapa kau bertingkah seolah kau sudah jadi menantunya bahkan sekalipun kau sangat tergila-gila padaku?" gerutu Kyung Mo. hahaha... ampun deh nih anak kepedean amat.

Soon Ae langsung memukul kepalanya dan mengomelinya untuk cepat-cepat sadar diri karena ayah harus segera diperiksa hari ini juga. Dia juga memperingatkan Kyung Mo untuk berhenti bermain apalagi cuma tidur-tiduran.

Setelah Soon Ae pergi, Kyung Mo langsung terkagum-kagum karena Bong Sun adalah wanita pertama yang memukul kepalanya... selain noona-nya.

Sun Woo tengah merapikan peralatan masaknya saat So Hyeong datang untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya dan memuji ide hebat Sun Woo dalam membuat masakan kreatifnya tadi. So Hyeong bertanya apakah Bong Sun baik-baik saja apalagi tadi Bong Sun tiba-tiba berlari pergi begitu saja.

"Aku sendiri juga tidak tahu apakah dia baik-baik saja atau tidak" desah Sun Woo.

So Hyeong lalu memberitahu Sun Woo bahwa barusan dia mendapat perintah dari atasannya yang menyuruh agar asisten chef-nya Sun Woo diganti saja karena atasannya So Hyeong menduga kalau asisten chef-nya Sun Woo kurang berpengalaman, karenanya dia takut kejadian seperti tadi akan terulang lagi.

Sun Woo tidak setuju, bukankah So Hyeong sendiri yang bilang kalau Bong Sun harus tetap melanjutkan perannya jadi asisten chef? Apakah orang-orang yang bekerja di stasiun TV selalu seperti ini, menyingkirkan seseorang hanya karena satu kesalahan?

"Aku tidak mau mengganti (asisten). Kalau kau ingin menyingkirkannya maka sekalian saja singkirkan kami berdua. Dan juga, pancake salmon tepung kacang tadi adalah idenya Na Bong Sun"

So Hyeong heran kenapa Sun Woo begitu sensitif tentang hal ini tapi Sun Woo langsung menyangkalnya, yang sensitif itu bukan dia tapi orang-orang TV.

Sun Woo memberitahu So Hyeong bahwa saat dia mempekerjakan seseorang maka dia mengawasi orang itu selama minimal 6 bulan. Jika dia merasa tidak cocok dengan pegawai itu maka dia akan mencarikan tempat kerja lain sebelum melepaskan si pegawai. Kenapa? Karena itu adalah kesopansantunan antar manusia.

Soon Ae berjalan kembali ke restoran dengan perasaan lega karena keadaan ayahnya tidak parah lalu meminta maaf pada Bong Sun karena merasuki tubuhnya lagi.

"Anggap saja ini sebagai takdimu, apa yang bisa kau lakukan? Aku janji aku akan bersikap baik, jangan khawatir. Aku kan tidak akan melakukan sesuatu yang buruk"

Di kamarnya, Sun Woo menempelkan telinganya ke dekat dinding yang berdekatan dengan kamarnya Bong Sun tapi tidak mendengar suara apa-apa. Sun Woo gelisah dan bertanya-tanya apakah Bong Sun sudah pulang atau belum?

"Ah, dia itu gadis aneh. Tiba-tiba melarikan diri seperti itu. Kemana dia pergi sampai belum kembali juga? Saat ini kan pikirannya sedang tidak stabil"

Cemas, Sun Woo akhirnya memutuskan untuk menelepon Bong Sun. Saat Soon Ae mengangkatnya, Sun Woo langsung ngomel-ngomel menanyakan keberadaannya.

Tapi Soon Ae malah menjawabnya dengan suara manja dan menggodanya "Kenapa? Apa kau mencemaskanku, chef?"

Soon Ae berbohong mengatakan dia sedang berada di tempat yang sangat jauh hingga tidak bisa mendengar suara Sun Woo dan langsung mematikan teleponnya... tapi sesaat kemudian, tiba-tiba dia muncul mengejutkan Sun Woo dengan senyum ceria.

"Kau bilang kau berada di tempat yang jauh"

"Bahkan sekalipun aku jauh, aku bisa datang secepat mungkin. Aku adalah seseorang yang hidup dalam hatimu, chef"

Soon Ae dengan cerewetnya bertanya bagaimana kelanjutan syutingnya tadi? Apakah semuanya lancar? Apakah Sun Woo tadi kaget?

Sun Woo heran melihat perubahan sikap Bong Sun yang sangat berbeda antara tadi pagi dengan yang sekarang. Dia langsung menduga jangan-jangan hal ini karena Bong Sun sedang mengalami mania.

"Mungkin saja. Mungkin seperti itu, mungkin juga tidak seperti itu" goda Soon Ae.

Soon Ae lalu berbaring di kasurnya Sun Woo bahkan berusaha membujuk Sun Woo untuk berbaring di sampingnya. Sun Woo tidak mau dan langsung menariknya bangun, Soon Ae berusaha bertahan dan memohon agar mereka berbaring bersama 5 menit saja. Tapi Sun Woo terus menariknya bangkit untuk bicara di luar.

Soon Ae menggerutu kesal, kenapa musti dikatakan di luar. Dia tidak suka luar ruangan... tapi kemudian dia mulai mikir yang aneh-aneh lagi "Di luar juga bisa membuat hati berdebar."

Gara-gara pikiran anehnya itu, dia langsung berlari menghampiri Sun Woo dan dengan antusias mengira kalau mereka akan melakukan sesuatu di sini. Tapi Sun Woo menegaskan bahwa mereka hanya akan bicara. Sun Woo lalu bertanya apa yang ingin Bong Sun lakukan di masa depan nanti?

"Kau tahu apa yang ku inginkan" goda Soon Ae

"Jangan bercanda. Apa impian hidupmu yang sebenarnya?"

"Impian? Aku hanya punya satu impian. Yaitu melakukannya denganmu, chef."

Saat Sun Woo mulai kesal, Soon Ae langsung terdiam. Sun Woo bertanya apakah Bong Sun benar-benar ingin menjadi chef? Jika iya apakah Bong Sun mau mendapat pelatihan darinya?

Dia ingin melatih Bong Sun karena mereka akan terus tampil di TV dan mungkin saja kejadian seperti tadi akan terulang. Melihat dari 2 masakan dadakan yang Bong Sun buat, Sun Woo merasa Bong Sun punya bakat dan insting yang baik tapi pengetahuan dasarnya masih kurang.

"Ah, jadi kau ingin mengajariku. Oh, aku suka. Oke deal!"

Sun Woo dengan kesal memperingatkan Bong Sun untuk tidak menganggap hal ini sebagai candaan karena dia benar-benar akan melatih Bong Sun dengan keras.

Soon Ae setuju-setuju saja karena jika Sun Woo terlalu lembek maka dia tidak akan terlihat keren, pria keras itu memang yang terbaik. Soon Ae menyodok-nyodoknya dengan gaya imut sampai membuat Sun Woo tersenyum.

"Baiklah, ikuti aku"

"Mulai hari ini? Wah, dia benar-benar keras"

Latihan pertama dan paling mendasar adalah cara menggunakan pisau. Sun Woo mengajari Soon Ae bagaimana caranya memotong berbagai jenis sayuran dengan benar karena ada cara sendiri-sendiri dalam memotong sayuran tergantung jenis sayurannya.

Seperti bagaimana caranya memotong terong dengan ukuran yang sama, bagaimana caranya mengiris bawang dengan benar, dsb. Dan Soon Ae cepat tanggap dengan semua ajarannya. Sun Woo kagum dengan kepintaran Bong Sun dan Soon Ae tentu saja langsung membangga-banggakan dirinya yang memang pintar.

Walaupun awalnya menyenangkan, tapi Soon Ae malah terus dipaksa memotong sayuran-sayuran sampai capek. Soon Ae mengeluh capek tapi Sun Woo terus saja memaksanya karena dia harus bisa menguasai cara memotong baru setelah itu dia bisa lanjut ke tahap berikutnya.

Terpaksalah Soon Ae melanjutkan acara memotongnya sambil menggerutu tapi kemudian dia pura-pura mengiris jarinya dan berteriak kesakitan.

Sun Woo langsung mendekat dengan cemas dan Soon Ae langsung memasukkan jarinya ke mulutnya Sun Woo... hahaha biar darahnya dihisap kayak di drama-drama romance.

Sun Woo mengeluarkan jarinya Soon Ae dan langsung kesal menyadari kalau Soon Ae berbohong. Soon Ae berusaha memohon agar mereka berhenti sekarang bahkan mengancam akan menyerang Sun Woo kalau Sun Woo terus menyuruh memotong sayuran.

Saat Sun Woo terus saja menyuruhnya memotong sayuran, Soon Ae langsung menyerang Sun Woo dengan pelukan erat sambil terus mendesak agar Sun Woo menyudahi latihannya.

Sun Woo berusaha melepaskan pelukan Soon Ae tapi lama-lama dia jadi tersenyum dan menyerah. Dan walaupun Sun Woo sudah bersedia menyudahi latihan mereka, Soon Ae tetap tidak mau melepaskan pelukannya.

Saat Soon Ae akhirnya masuk kamar gudangnya, dia langsung kagum. Karena daripada tidur di sofa restoran, tidur di kamar ini sendirian terasa seperti tinggal di hotel.

"Dia itu benar-benar tidak tahu kalau semua ini berkat aku. Dasar Na Bong Sun itu, dia sangat tidak tahu terima kasih"

Dia berbaring kelelahan gara-gara latihan beratnya barusan. Tapi kemudian berpikir bahwa latihan ini ada bagusnya juga karena jika pria dan wanita sering menghabiskan waktu bersama maka akan berlanjut ke...

Soon Ae membayangkan Sun Woo mengajarinya cara memasak saus (yang tampak seperti back hug), kemudian Sun Woo menangkup wajahnya dan memandangnya dengan penuh cinta, menyudutkannya lalu menciumnya dengan mesra.

Khayalan itu langsung membuat Soon Ae memekik bahagia. Dia jadi bertanya-tanya apa yang sedang Sun Woo lakukan sekarang? Jangan-jangan Sun Woo sedang mandi tanpa mengenakan apapun.

Sun Woo memang baru saja mandi dan hanya memakai celana pendek saja. Saat dia mendengar suara Soon Ae memanggilnya dari luar pintu, dia langsung berlari panik untuk mengunci pintunya .

"Wah, hampir saja. Dia suka sekali mengambil setiap kesempatan" gerutu Sun Woo

Soon Ae juga menggerutu kesal begitu menyadari Sun Woo mengunci pintunya. Saat dia hendak kembali, dia melihat anjing peliharan Sun Woo kali ini tidak menggonggonginya, Soon Ae bertanya-tanya anjing itu mengacuhkannya apa karena dia menyuruh si anjing diam? Anehnya, anjing itu tetap saja mengabaikan  Soon Ae.

Keesokan harinya, para asisten baru masuk dapur dan langsung terheran-heran melihat banyaknya sayuran yang sudah dipotong-potong. Sun Woo memberitahu mereka bahwa dialah yang memotong semua sayuran.

Saat Sun Woo bertanya hari ini menu spesialnya apa? Min Soo dengan bangganya memberitahu Sun Woo tentang masakan yang dibuatnya dan masakan itulah yang akan menjadi menu spesial hari ini.

Tapi Sun Woo dengan santainya mengganti menu spesialnya Min Soo dengan menu spesial yang lain yang akan dibuat dari semua sayuran yang sudah dipotong-potong itu.

Min Soo tentu saja langsung kecewa berat tapi Sun Woo tetap bersikeras karena mereka harus mendahulukan sayuran yang sudah dipotong-potong itu, sementara menu spesialnya Min Soo bisa mereka gunakan untuk besok.

Soon Ae mengejar Sun Woo untuk bertanya kenapa Sun Woo berbohong mengatakan kalau dialah yang memotong sayuran-sayuran itu?

Sun Woo berkata bahwa dia melakukannya karena Min Soo pasti akan marah pada Bong Sun kalau dia sampai tahu menu spesialnya disingkirkan gara-gara Bong Sun. Dia juga memperingatkan Soon Ae untuk tidak memberitahu siapapun kalau dia mengajari Soon Ae karena orang-orang bisa saja salah paham.

"Salah paham apa?" goda Soon Ae sambil merangkul erat lengan Sun Woo. Takut dilihat orang, Sun Woo langsung melepaskan rangkulan Soon Ae dengan menggigit tangan nakalnya.

"Dia manis sekali kalau lagi marah, aku jadi ingin melakukannya lagi kalau kau seperti itu"

Eun Hee tiba-tiba datang dan bertanya dia ingin melakukan apa? Soon Ae beralasan kalau dia cuma ingin berolahraga saja.

Keceriaan Bong Sun membuat Eun Hee bertanya-tanya apakah Bong Sun sudah membaik haro ini karena kemarin wajah Bong Sun tampak sangat suram seperti dulu.

Soon Ae tampaknya masih kesal dengan Eun Hee (karena menikahi Sung Jae), bahkan walaupun dia tersenyum manis pada Eun Hee tapi kata-katanya menusuk hati, menyindir perhatian Eun Hee sebagai beban baginya. Eun Hee jadi bingung sendiri dengan sindiran Bong Sun.

Setelah menulis menu spesial di papan menu, Soon Ae menelepon Kyung Mo untuk memastikan kalau Kyung Mo membawa ayahnya pulang dari rumah sakit lalu mengomeli Kyung Mo untuk menjaga ayahnya dengan baik.

Kyung Mo heran sejak kapan Bong Sun punya nomor teleponnya, Kyung Mo lalu menyimpan nomornya Bong Sun dengan senyum senang.

Ahjussi Shin senang mengetahui Bong Sun menelepon. Dia sangat kagum pada Bong Sun, yang tidak cuma pintar dan kuat tapi sangat perhatian.

Tapi Kyung Mo dengan pedenya memberitahu ayahnya untuk tidak cepat-cepat membuka hatinya untuk Bong Sun karena dia masih belum memutuskan apakah dia menyukai Bong Sun atau tidak. Pffft!

Sung Jae mengintip warungnya ahjussi Shin tepat saat Kyung Mo dan ahjussi Shin datang dari belakangnya. Sung Jae pura-pura sok perhatian membantu ahjussi Shin duduk dan berkata bahwa dia sangat cemas saat mendengar ahjussi dibawa ambulance.

Sung Jae lalu bertanya apakah ahjussi Shin sudah cukup sehat sekarang mengingat dia keluar dari rumah sakit secepat ini.

Saat ahjussi berkata bahwa dia hanya perlu melakukan rawat jalan untuk penyakit livernya yang terdeteksi dengan cepat, Sung Jae tampak tidak senang.

"Tapi... siapa yang menemukan anda?" tanya Sung Jae.

Kyung Mo memberitahunya bahwa si penelepon itu juga misteri bagi mereka karena pihak rumah sakit mengatakan kalau yang menelepon adalah putri ayahnya.

"Memangnya noona ku bangkit dari kematian apa"

Ucapannya itu langsung menarik perhatian Sung Jae. Ahjussi Shin yakin kalau pihak rumah sakit mungkin salah. Dia lalu bangkit untuk memberikan sebotol minuman untuk Sung Jae sebagai ungkapan terima kasih untuk Sung Jae.

Sung Jae meminta ahjussi Shin untuk berhenti minum dan menjaga kesehatannya apalagi dalam usianya yang sekarang

Saat Sung Jae keluar dari warung, senyum manisnya langsung menghilang seketika. Dan saat dia sudah cukup jauh, dia langsung melempar botol minumannya ke sebuah kaca mobil dengan penuh amarah.

Setelah restoran tutup, para asisten akhirnya bisa makan malam bersama. Min Soo masih kesal karena masakan hari ini sayuran semua dan terus menerus mengkritiki menu hari ini yang semuanya sayuran, bahkan menurutnya mie sayuran pedas yang sekarang sedang mereka makan lebih terasa sayurannya daripada mie-nya.

Bong Sun tidak setuju dengan kritikannya karena makanan itu yang paling populer dan mendapat respon yang baik dari pada pelanggan mereka. Seo Joon memberitahu Soon Ae bahwa masakan itu diciptakan oleh Sun Woo.

Semua orang mulai menggosipkan kehebatan dan keprofesionalan Sun Woo. Tapi Min Soo langsung menyela mereka dan mengingatkan bahwa dia jauh lebih profesional karena dialah yang selalu mendampingi Sun Woo, dialah yang selalu mencicipi masakan Sun Woo dan semua masakan yang dia setujui pasti akan langsung masuk daftar menu.

"Tidak, makanan yang paling populer adalah makanan-makanan yang tidak kau sukai" ujar Seo Joon

Min Soo langsung emosi tapi asisten yang lain bergerak cepat menenangkan emosi Min Soo dengan memuji-muji kehebatannya. Saat Sun Woo turun, dia langsung mengajak Soon Ae belanja ke pasar ikan.

Setelah mereka pergi, para asisten langsung bergosip karena mereka merasa akhir-akhir ini chef mereka suka sekali membawa Bong Sun kemana-mana. Sepertinya Sun Woo juga memperlakukan Bong Sun dengan cara yang berbeda daripada dulu.

Bahkan cara Sun Woo memandang Bong Sun pun tampak berbeda, pandangan matanya pada Bong Sun seperti pandangan mata penuh cinta. Seo Joon diam saja tapi dia tampak memikirkan gosipan mereka dengan seksama.

Di luar, mereka bertemu dengan Sung Jae yang datang menjemput Eun Hee check-up ke rumah sakit. Sun Woo memberitahu Sung Jae untuk membawa Eun Hee langsung pulang saja setelah periksa, tapi kemudian dia masuk kembali karena lupa membawa sesuatu.

Sung Jae memperhatikan perbedaan Bong Sun yang tampak lebih ceria dibandingkan beberapa hari yang lalu saat Bong Sun tampak depresi di kantor polisi.

Soon Ae tentu saja bingung tidak tahu pertemuan antara Sung Jae dan Bong Sun di kantor polisi, tapi kemudian dia pura-pura ingat. Sung Jae langsung heran dengan kecanggungan Bong Sun/Soon Ae.

Sun Woo mengajak Soon Ae ke pasar ikan untuk mengajari Soon Ae dan memberitahu bahwa seorang koki harus memiliki mata yang tajam dalam memilih bahan makanan, memiliki mata tajam sama sekali tidak mudah karena dia harus menyentuh dan merasakan bahan-bahan makanan yang dipilihnya. Mendengar itu, Soon Ae langsung meraba-raba Sun Woo.

"Sedang apa kau?"

"Kau bilang harus menyentuh dan merasakannya"

Saat mereka tiba di toko langganannya Sun Woo, ahjumma langsung menyapanya dengan sebutan 'anakku'. Hubungan akrab antara Sun Woo dan ahjumma tampak jelas, Sun Woo bisa langsung tahu kalau ahjumma mengeriting rambut hanya dengan sekali melihat bahkan menggoda ahjumma dengan dialek daerah. Soon Ae kaget dan kagum melihat keakraban mereka berdua.

Tiba-tiba seorang ahjussi yang membawa bak berisi air dingin, tak sengaja menubrukkan baknya ke kakinya Soon Ae dan airnya tumpah membasahi sepatunya Soon Ae. Setelah selesai belanja, Soon Ae mengeringkan kakinya.

Sun Woo datang membawakan sepasang sepatu boot yang dia pinjam dari ahjumma untuk mengganti sepatunya Soon Ae yang basah.

Saat Soon Ae protes karena sepatu itu jelek dan ukuran kebesaran, Sun Woo langsung berlutut untuk memakaikan sepatu itu untuknya.

Soon Ae jadi malu "Maksudku... kalau kau ingin membawakan sepasang sepatu... seharusnya kau membawa sepatu yang lebih cantik"

"Tutup saja mulutmu sebelum aku menutupi wajahmu dengan tas plastik"

Perutnya Soon Ae tiba-tiba berbunyi, maka mereka pun langsung masuk ke kedai terdekat. Saat mereka hendak makan. Soon Ae mendapati ada sisa makanan di meja sebelah yang kosong, Soon Ae mengira mungkin orang itu tidak menghabiskan makanannya.

Akan tetapi tepat saat itu juga, pria yang tadinya duduk di meja sebelah kembali lagi dan langsung bingung mendapati wanita tak dikenal hendak memakan makanannya.

Soon Ae jadi malu dan langsung mengembalikan makanan pria itu. Sun Woo meminta maaf untuk Soon Ae. Begitu melihat wajah Sun Woo, pria itu langsung mengenalinya. Sun Woo mengira pria itu mau minta tanda tangannya tapi pria itu langsung mengingatkan kalau dia adalah teman SMP-nya Sun Woo.

Sun Woo tampak tidak senang bertemu teman lamanya itu tapi dia pura-pura tersenyum dan menyapanya akrab.

Saat pria itu berkata kalau dia hendak menemui teman-teman lama mereka yang lain, Sun Woo langsung berinisiatif mentraktir mereka makan di restorannya, dia bahkan memastikan agar seorang teman lamanya yang bernama Chul Min untuk datang juga.

Pria itu tentu saja langsung menerima undangan Sun Woo dengan senang hati. Soon Ae diam saja tapi dia memperhatikan keanehan ekspresi Sun Woo.

Dalam perjalanan pulang, Soon Ae terang-terangan mengaku kalau dia bisa melihat Sun Woo tidak begitu senang bertemu dengan teman lamanya tadi jadi Sun Woo pasti tidak akrab dengan teman lamanya tadi kan? Tapi Sun Woo tidak mau memberikan jawaban.

Akan tetapi dalam flashback, kita bisa tahu apa alasan Sun Woo tidak senang bertemu dengan teman lamanya tadi. Karena teman lamanya tadi adalah orang yang pernah membully-nya dulu saat mereka masih SMP, terutama seorang teman kelasnya yang bernama Chul Min.

[Flashback] Suatu hari tak sengaja bola yang sedang Chul Min mainkan mengenai kepalanya Sun Woo. Walaupun seharusnya dia yang salah, tapi Chul Min malah langsung menggerutu dan mengomeli Sun Woo dengan kesal dan memerintahkan Sun Woo untuk mengembalikan bola itu padanya. Sun Woo yang ketakutan meminta maaf lalu mengembalikan bola itu ke Chul Min yang malah mengejek dan mengatai Sun Woo orang idiot karena Sun Woo meminta maaf padahal dia yang salah.

Kyung Mo berlari sambil memanggil ayahnya karena dia barusan menemukan sejumlah uang yang disimpan noona-nya didalam buku diarynya.

Dia sangat bahagia dan berniat untuk membagi setengah uang temuannya itu dengan ayahnya tapi ahjussi Shin langsung memerintahkan Kyung Mo untuk mengembalikan uang itu ke kamar noona-nya.

Kyung Mo langsung kesal karena ayahnya tidak pernah mengizinkannya untuk menyentuh barang-barang noona-nya. Dia tidak mengerti kenapa mereka harus mendiamkan uang itu?

Dia lebih tidak mengerti lagi kenapa sampai sekarang ayahnya masih saja membiayai tagihan ponsel noona-nya padahal ponsel noona-nya sudah hilang.

"Putri ayah yang sudah meninggal jauh lebih penting dariku kan?"

Kyung Mo langsung berlalu pergi dengan kesal sampai membuat ahjussi Shin geleng-geleng kepala melihat kelakuan putranya. Ahjussi Shin lalu menelepon nomor ponselnya Soon Ae, tapi tidak ada jawaban.

Setelah menemani Eun Hee check-up, Sung Jae langsung mengantarkannya pulang sesuai perintah Sun Woo. Sung Jae memberitahu Eun Hee untuk tidak terlalu kecewa karena mereka kan masih bisa mencoba lagi untuk punya anak. Eun Hee meyakinkannya untuk tidak mencemaskannya lalu menyuruh Sung Jae kembali kerja sekarang.

Sung Jae lalu menanyai Eun Hee tentang Bong Sun. Apakah Bong Sun dan Sun Woo memang dekat? Eun Hee berkata tidak karena biasanya Bong Sun selalu takut pada Sun Woo tapi sepertinya mereka jadi dekat sejak syuting acara masak bersama.

Lalu apakah Bong Sun itu orang yang sering lupa? Eun Hee bilang Bong Sun itu orang yang pemalu tapi akhir-akhir ini dia jadi lebih ceria, bahkan belakangan ini Bong Sun sering membuat mereka tertawa.

Eun Hee heran kenapa Sung Jae menanyakan Bong Sun? Sung Jae menjawab bukan karena apa-apa tapi dia tampak memikirkan semua jawaban Eun Hee dengan penasaran.

Setelah Sung Jae pergi, Eun Hee menaruh notebook kehamilannya di laci. Tapi saat dia hendak menutup lacinya, tiba-tiba laci itu tersendat oleh sesuatu yang berada di laci bagian bawah.

Eun Hee mencari barang yang menghambat laci atas dan menemukan sebuah ponsel yang sudah rusak dan screen-nya tampak sudah retak.

Eun Hee bingung tapi dia berpikir mungkin itu ponsel lamanya Sung Jae yang sudah rusak lalu menaruhnya lagi di laci. Wah, jangan-jangan itu ponselnya Soon Ae.

Di restoran, Sun Woo memberitahu para asistennya untuk tidak membuka restoran diatas jam 9 karena teman-teman sekolahnya akan datang dan meminta para asistennya untuk kerja lembur hari ini.

Min Soo heran karena biasanya Sun Woo tidak pernah pernah mengundang teman-teman sekolahnya.

Sepertinya Sun Woo mau pamer, karena dia menyiapkan kedatangan teman-temannya dengan membuat restorannya jadi tampak mewah.

Menyuruh para asistennya untuk mengganti taplak mejanya dengan taplak meja yang dia beli di Itali, menyuruh mereka mengganti seragam mereka dengan seragam yang baru, mengeluarkan semua piagam penghargaannya dan tiba-tiba saja mengganti menu spesial yang seharusnya masakannya Min Soo jadi masakan lain yang terbuat dari bahan-bahan yang harganya sangat mahal.

Min Soo kecewa berat, masakan andalannya lagi-lagi gagal jadi menu spesial tapi dia juga tidak mampu melawan Sun Woo.

Para asisten sangat bingung, ada apa dengan Sun Woo hari ini karena sikapnya benar-benar lain dari biasanya. Apakah teman-temannya itu orang penting?

Jam setengah 9 malam, semua asisten melakukan semua hal yang Sun Woo perintahkan tadi sementara Sun Woo mengecek segalanya dengan seksama lalu kemudian menunggu kedatangan teman-temannya dengan tegang.

Saat teman-temannya datang, dia langsung pasang senyum untuk menyambut kedatangan mereka.

Saat mereka baru masuk, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh para asistennya Sun Woo yang menyambut mereka dengan teriakan serentak ala tentara, mereka jadi canggung sendiri dengan sapaan para asisten.

Sun Woo senang melihat reaksi teman-temannya lalu bertingkah sok bossy, memerintahkan para asistennya untuk menyiapkan makanan seolah dia adalah raja. Semua teman-temannya langsung kagum dengan kehebatan Sun Woo.

Sun Woo heran kenapa dia tidak melihat Chul Min? Salah seorang temannya berkata kalau Chul Min akan datang setelah dia pulang kerja nanti.

Saat Sun Woo memerintahkan para asistennya (yang menatap ke depan dengan gaya kaku bak tentara) untuk menyiapkan berbagai makanan mahal, teman-temannya Sun Woo langsung bengong mendengar makanan-makanan mahal yang Sun Woo sebutkan.

Sun Woo juga memerintahkan agar para asistennya untuk mengeluarkan wine paling mahal yang disajikan dalam gelas kristal. Para asisten benar-benar terheran-heran melihat tingkah Sun Woo, apa Sun Woo sudah gila?

Acara pamer-nya Sun Woo semakin menjadi-jadi saat dia bahkan memerintahkan Soon Ae untuk melepaskan celemeknya tepat di hadapan teman-temannya.

"Kalian semua pasti lapar. Tunggu sebentar, aku sudah menyiapkan truffle dan daging sapi wagyu. Makanan-makanan yang tidak akan bisa kalian makan setiap hari. Hari ini, aku akan membuat kalian terkesan dengan makanan yang rasanya luar biasa" ujar Sun Woo dengan gaya soknya.

Tapi yang paling Sun Woo tunggu-tunggu adalah kedatangan Chul Min. Saat Chul Min akhirnya datang, Sun Woo langsung menyindir halus tentang perubahan mereka karena terlihat jelas betapa berbedanya Chul Min yang dulu dengan yang sekarang.

Dulu Chul Min tampak gagah, berkarisma dan sangat angkuh tapi sekarang dia terlihat sudah tua dan gendut. Siapa yang akan mengira kalau mereka teman sekelas kalau penampilan Chul Min seperti itu? Chul Min jadi canggung dengan sindirannya tapi dia berusaha untuk tidak mempermasalahkannya.

Awalnya Sun Woo tampak berbaik hati dengan berkata bahwa dia akan menyiapkan makanan apapun yang Chul Min inginkan.

Tapi kata-kata manisnya dengan cepat berubah jadi sindiran tajam "Seperti bagaimana dulu aku memberimu makanan sebagai pembayaran pajak padamu. Kurasa kau juga pernah mencuri uangku."

Chul Min tampak merasa bersalah dengan sindiran Sun Woo sementara teman-teman yang lain berusaha menghilangkan kecanggungan mereka dengan mengingatkan kalau semua itu sudah jadi masa lalu.

Saat mereka sudah mulai makan, Sun Woo masih saja meneruskan acara pamernya. Memberitahu mereka tentang banyaknya tawaran untuk membuka cabang tapi dia tidak mau karena dia hanya ingin menjadi chef dan bukan pebisnis.

Tak lama kemudian, Chul Min pamit pergi duluan karena masih banyak pekerjaan yang harus dilakukannya. Sun Woo ikut bangkit untuk mengejarnya.

Saat Soon Ae tengah menyajikan makanan-makanan yang lain, dia mendengar teman-temannya Sun Woo menggosipkan betapa berbedanya Sun Woo.

Sekarang dia sukses besar, penuh percaya diri dan sangat angkuh. Sun Woo yang sekarang benar-benar sangat berbeda dengan Sun Woo yang dulu sering di-bully Chul Min.

Di luar, Sun Woo pura-pura kecewa karena Chul Min pulang duluan padahal dia sudah menyiapkan banyak makanan spesial.

Sun Woo memberitahu Chul Min untuk datang lagi kapan-kapan lalu memberi Chul Min sejumlah uang untuk ongkos naik taksi. Awalnya Chul Min menolaknya tapi karena Sun Woo terus mendesak, akhirnya dia mau juga menerima uang itu.

Chul Min lalu memberikan kartu namanya dan memberitahu Sun Woo kalau dia adalah seorang sales vacuum cleaner lalu meminta bantuan Sun Woo untuk mencarikan konsumen untuknya karena akhir-akhir ini penjualannya tidak begitu bagus. Chul Min berterima kasih atas makanan dan ongkos taksinya lalu pergi.

Semua pengakuan jujur Chul Min itu langsung membuat Sun Woo merasa bersalah dan menyadari perbuatannya.

Soon Ae keluar untuk buang sampah dan melihat Sun Woo dengan kepala tertunduk sedih. Saat restoran tutup, Sun Woo merenung dalam kegelapan seorang diri.

Soon Ae kembali ke restoran tak lama kemudian dengan senyum ceria dan bertanya apakah hari ini tidak ada latihan? Tapi Sun Woo hanya mendesah sambil menyuruh Soon Ae untuk berlatih sendiri lalu naik ke atap.

Sun Woo minum-minum saat dia merenung menatap kartu namanya Chul Min. Soon Ae datang untuk menghiburnya dengan membawakan pancake untuknya.

Soon Ae ingin menyuapi Sun Woo tapi Sun Woo menolak. Soon Ae tidak peduli dan terus memaksa Sun Woo memakannya sampai akhirnya dia berhasil menyuapkan sepotong.

"Bagaimana rasanya? enak kan?"

"Kau membumbuinya dengan cukup baik"

"Chef, kau itu benar-benar sesuatu. Aku hanya belajar satu kali darimu tapi kemampuan masakku langsung meningkat tajam" puji Soon Ae sambil dengan santainya mengambil kaleng birnya Sun Woo untuk dia minum sendiri.

Sun Woo langsung tersenyum mendengarnya "Kau memujiku tapi kemudian menjatuhkanku. Sebaiknya kau kembalikan saja aku ke keadaanku yang asli"

"Ya ampun... kau sangat tampan saat kau tersenyum. Aku ingin sekali melakukannya denganmu sekarang"

Sun Woo langsung protes, barusan saja Soon Ae bersikap baik tapi sekarang malah kumat lagi. Sun Woo dengan kesalnya memperingatkan Soon Ae untuk berhenti bicara seperti itu karena kelakuan Soon Ae itu membuatnya terbangun kaget tengah malam.

Soon Ae heran kenapa Sun Woo selalu kaget setiap kali dia membicarakan hal-hal seperti itu? Tunggu, jangan-jangan Sun Woo... (masih perjaka) hahaha!

"Omo, benarkah? Maksudku, kenapa?" tanya Soon Ae kaget 

"Kenapa apanya? Apa yang kau pikirkan? Kau pikir aku ini siapa?"

"Kau yakin kau bukan (perjaka)?"

Sun Woo terus berusaha menyangkalnya dan memperingatkan Soon Ae untuk berhenti atau dia akan berada dalam masalah besar.

Tapi Soon Ae dengan santainya memberitahu Sun Woo kalau dia ingin sekali bermasalah dengan Sun Woo.

"Ah, apa yang bisa kubicarakan dengan seorang penderita jiwa" gerutu Sun Woo

"Jaman sekarang siapa yang benar-benar bebas dari penyakit jiwa? Maksudku adalah kita semua harus berusaha menjalani hidup dengan bahagia. Setelah menjalani hidupku dengan seutuhnya, itulah yang bisa kukatakan. Hidup itu jauh lebih pendek daripada yang kau harapkan"

Setiap hari sangatlah berharga. Jauh lebih baik memaafkan dan mengalah dan hidup bahagia. Mereka yang memaafkan akan bisa tidur dengan tenang. Dan bahkan jika Sun Woo masih saja marah, maka dia bisa melakukan sesuatu yang sederhana seperti makan dan minum bir untuk meredakan emosinya dan jadi bahagia.

Semua yang Soon Ae katakan itu begitu mengena bagi Sun Woo, dia menyetujui semua ucapan Soon Ae dan langsung menjalankan saran Soon Ae, melanjutkan minum birnya dan makan pancake-nya Soon Ae.

Soon Ae ingin mereka berselfie bersama. Sun Woo protes tapi ujung-ujungnya, dia mau juga berpose.

Setelah itu, Soon Ae tiba-tiba berbaring di pangkuan Sun Woo sambil menggumamkan kekaguman akan keindahan langit malam.

Walaupun mulutnya protes tapi Sun Woo tetap membiarkan Soon Ae berbaring di pangkuannya. Soon Ae berkata kalau dia cuma ingin berbaring sebentar gara-gara merasa agak mabuk, tapi kemudian tangan nakalnya mulai lagi meraba-raba Sun Woo.

Sun Woo dengan cepat menyingkirkan tangan nakal Soon Ae lalu memberitahu bahwa walaupun Soon Ae membumbui pancake-nya dengan cukup baik tapi adonannya terlalu encer.

Sun Woo mengatakan bahwa ada tempat di Hongdae yang pancake-nya sangat enak "Aku akan membawamu ke sana sebagai pembelajaran."

Soon Ae tentu saja langsung senang apalagi saat Sun Woo bilang kalau dia akan membawa Soon Ae ke sana besok. Bahkan dengan antusias, dia memaksa Sun Woo untuk berjanji jari kelingking dengannya.

Sun Woo lalu beranjak bangit karena dia mau tidur, tapi Soon Ae tidak mau melepaskannya begitu saja dan langsung memeluknya erat-erat sambil ngotot kalau dia ingin melakukannya sekali saja dengan Sun Woo.

Sun Woo berusaha melepaskannya tapi Soon Ae terus mendesaknya dan hampir saja melukainya punggungnya Sun Woo. Sun Woo berteriak kesakitan dan saat itulah Soon Ae akhirnya melepaskan pelukannya.

Keesokan harinya, Soon Ae menemui ayahnya di warung dan mendapati ayahnya sedang menyapu. Soon Ae langsung cemas melihatnya karena seharusnya dia beristirahat.

"Dimana si Kyung Mo itu? Dia masih tidur yah? Dasar, aku sudah menyuruhnya untuk bersikap baik. Anak itu benar-benar tidak mau mendengarkan"

"Kau benar-benar seperti putriku. Kau bicara sama persis seperti dia"

Soon Ae cemas dengan keadaan ahjussi dan menyarankan agar dia tutup saja dulu selama beberapa hari. Ahjussi Shin menolak karena dia tidak suka rumah sakit lagipula dokter juga menyarankan agar sebaiknya dia lebih sering jalan-jalan dan berolahraga.

Mendengar itu, Soon Ae langsung menyarankan agar sebaiknya ahjussi jalan-jalan naik gunung, bahkan langsung mengajak ahjussi untuk jalan-jalan naik gunung bersamanya sekarang juga.

Mereka kemudian jalan-jalan bersama. Saat Soon Ae berkata kalau tempat ini masih belum berubah, ahjussi langsung bertanya apakah Bong Sun sering jalan-jalan ke sini? Soon Ae beralasan kalau dia cuma pernah lewat saja.

"Putriku dulu selalu ke sini setiap pagi. Dia selalu memintaku untuk pergi bersamanya tapi aku tidak pernah mau. Manusia itu memang bodoh. Kita akan menyesal setelah segalanya menghilang dan sudah sangat terlambat. Kau jangan hidup seperti itu"

Soon Ae mengiyakannya lalu mengajak ahjussi untuk jalan-jalan naik gunung bersamanya tiap pagi dan ahjussi langsung menyetujuinya.

Di restoran, para asisten sedang sibuk menggosipkan kejadian kemarin sementara Min Soo sibuk mengkritiki semua orang. Sun Woo datang dan mengucapkan terima kasih pada asistennya atas kerja lembur mereka kemarin dan berjanji akan membayar gaji lembur mereka lalu menyuruh Min Soo untuk meletakkan papan menu spesialnya di luar.

Min Soo protes tapi saat dia melihat menu spesial hari ini adalah masakan andalannya, dia langsung memeluk papan menu itu erat-erat. Sun Woo memerintahkannya untuk menaruh papan nama itu sekarang juga sebelum dia berubah pikiran.

Sun Woo dan Soon Ae diam-diam saling bertukar pandang penuh arti dan Seo Joon memperhatikan interaksi mereka berdua.

Seo Joon lalu memanggil Soon Ae ke ruang ganti untuk bicara berdua. Seo Joon bertanya apakah ada sesuatu diantara Sun Woo dan Bong Sun? Kenapa...?

Entah kenapa Seo Joon tiba-tiba tidak jadi melanjutkan kalimatnya dan memutuskan untuk tidak memikirkan masalah yang bukan urusannya.

Dia hendak pergi tapi kemudian kembali lagi untuk memperingatkan Bong Sun untuk tidak sampai terluka seperti orang bodoh. Soon Ae sama sekali tidak mengerti apa maksud Seo Joon.

"Aku tidak tahu dia bicara apa tapi terkadang dia sangat tampan"

Ahjumma dukun terburu-buru datang ke sebuah cafe dimana Hae Young sudah menunggunya. Ahjumma menggerutu heran kenapa Hae Young selalu saja memanggilnya dan mengajaknya bertemu, memangnya mereka pacaran atau apa? Hmm... sepertinya karena Hae Young sepertinya sudah sangat menyukai ahjumma dukun.

Saat Hae Young sedang memesan kopi, ahjumma dukun menggerutu kesal karena harus berurusan dengan orang macam Hae Young dan bukannya dengan pelanggan yang punya uang banyak.

Ahjumma dukun yakin semua ini gara-gara Soon Ae, dia benar-benar heran dimana Soon Ae bersembunyi sampai-sampai dia tidak bisa melihatnya dimanapun? Akan tetapi perasaannya mengatakan kalau Soon Ae sedang bersembunyi di sekitarnya, dia yakin kalau sepertinya dia melewatkan sesuatu.

Tepat saat itu juga, seorang wanita membuka pintu dan membuat lonceng yang terletak di atas pintu berbunyi. Bunyi lonceng itu mengingatkannya akan bunyi lonceng yang sama dengan yang pernah dia dengar saat dia pergi ke restorannya Sun Woo waktu itu.

Sun Woo menelepon Chul Min untuk menawarkan bantuannya mengenalkan beberapa konsumen untuk Chul Min.

Tapi belum sempat mengatakan apapun, Chul Min menyela dan memberitahu Sun Woo untuk melupakan permintaannya kemarin. Chul Min menyesal karena sebenarnya dia tidak punya hak untuk minta bantuan Sun Woo.

Sun Woo terkejut mendengarnya, dia lalu memberitahu Chul Min bahwa jika Chul Min berubah pikiran maka Chul Min bilang saja karena dia akan memperkenalkan Chul Min pada banyak orang.

"Baiklah, terima kasih... Sun Woo-yah, aku minta maaf atas kejadian di masa lalu"

Sun Woo tercengang mendengarnya tapi kata maf tulus dari Chul Min itu langsung membuat Sun Woo tersenyum "Tidak apa-apa, lupakan saja. Semua itu sudah jadi masa lalu. Hiduplah dengan baik"

Soon Ae datang untuk bertanya, Sun Woo tidak lupa dengan janji pancake mereka kan? Sun Woo meyakinkannya kalau dia sama sekali tidak lupa dan memberitahu Soon Ae untuk menunggunya di halte bis setelah jam kerja selesai nanti malam.

Berhubung hari ini adalah hari-H untuk melakukan itu dengan Sun Woo, maka Soon Ae pun langsung naik ke kamarnya untuk mencari baju yang cantik.

Tapi sayangnya, tidak ada satupun baju-bajunya Bong Sun yang layak pakai untuk kencan. Soon Ae akhirnya berinisiaif menggunting bajunya Bong Sun untuk membuatnya jadi baju yang lebih layak dan lebih cantik.

Dia lalu mencabut bulu kakinya dengan memakai lakban dan menggunakan pengharum ruangan sebagai ganti parfum.

Sun Woo ternyata sudah tiba duluan di tempat janjian mereka dan bingung kenapa Bong Sun masih belum datang juga.

"Ini kan bukan kencan sungguhan, kenapa juga aku harus menunggunya?"

Soon Ae ternyata terlambat gara-gara menghabiskan waktunya mengaca di toko orang dan mengagumi sosok Bong Sun yang sudah dia dandani dengan cantik. Saat dia menyadari kalau dia sudah telat, dia langsung bergegas pergi.

Tapi tiba-tiba dia membeku di tengah jalan saat ahjumma dukun menghadang jalannya. Soon Ae berusaha berpura-pura tidak mengenal ahjumma dukun tapi ahjumma dukun memperingatkan Soon Ae untuk berhenti berpura-pura.

Saat Soon Ae masih saja berpura-pura, ahjumma dukun langsung melabraknya sampai Soon Ae akhirnya menyerah.

Soon Ae langsung melarikan diri dan ahjumma dukun langsung mengejarnya sambil mengayun-ayunkan tongkatnya. Saat ahjumma dukun hampir saja mendapatkan Soon Ae dengan tongkatnya, Soon Ae langsung keluar dari tubuh Bong Sun dan masuk ke sebuah bis.

Ahjumma dukun mengejarnya dengan taksi sementara Bong Sun berjalan dengan kebingungan.

Bong Sun terus berjalan dengan bingung sampai tiba-tiba dia berhenti di tengah jalan... dan melihat Sun Woo yang tengah menunggunya.