Suasana pagi ini terasa membahagiakan Dan menenteramkan. Dalam rumah terasa aroma asap yang memenuhi udara di dalam ruangan dan suara kayu yang bergemeletak Karena di hanguskan oleh si jago merah. Lin Shio terbaring di samping pemanas ruangan tradisional yang membantunga menghangatkan tubuhnya pasca melahirkan, disampingnya berbaring anak bungsunya Xhio Tang, anak bungsu yang gemulai dan dengan wajah yang penuh damai. Sang ayah dengan wajah yang cerah dansemangat memulai harinya. Xhio Kujinam, itulah nama sang ayah, yang bekerja sebagai pemborong dan sekaligus sebagai kuli bangunan. Kehidupan yang begitu sederhana dengan jumlah anggota keluarga yang cukup banyak. Keluarga yang hanya berharap pada kemurahan sang mistikal.
Anak-anak dengan canda dan tawa pergi menimba ilmu di SDN 117840 Selat Cina. Dalam keluarga tidak terdapat dalam perbendaharaan mereka kata "manja", semuanya belajar mandiri dengan sendirinya dan Lin Shio dan Xhio Kujinam membiarkan waktu yang mengajarkan anak-anak mereka tentang kemandirian. Xhio Kujinam adalah seorang pekerja yang gigih dan pekerja keras, dari pagi hingga sore ia bekerja sebagai kuli bangunan dan malam hari ia mengajarkan pada anak-anaknya belajar membaca dan menulis. Tak terlihat rasa lelah di raut wajahnya, hanya senyum yang sumringah dan kata-kata lembut yang keluar dari dirinya. Lin Shio adalah ibu yang hebat, ia adalah pekerja serabutan dan tidak memiliki penghasilan tetap sama sekali. Namun, tetap bejuang untuk mencukupi kebutuhan dapur dan kebutuhan anak-anak.
Musuh terbesar Lin Shio dan Xhio Kujinam ialah akhir tahun, karena mereka harus merogoh kocek lebih dalam dan harus menggunakan simpanan untuk membelikan baju baru bagi ke-6 anak-anaknya. Bahkan mau tak mau harus meminjam dari tetangga, jika kekurangan biaya. Itulah potrer dari keluarga sederhana Xhio Kujinam. Xhio Tang masih dipangku dan di gendong oleh sang ibu, Lin Shio. Keluarga sederhana yang akan membentuk Kepribadiannya.
Xhio_Tang