Takdir yang membuat kita dekat
Ku harap takdir takkan membuat kita jauh
-Echa-
HAPPY READING READERS KU TERCINTA :")
Brruukkkkk
Echa menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur pink bermotif Hello Kitty. Ia menatap langit - langit kamarnya.
Dia bingung, mengapa seharian ini yang didalam pikirannya hanya Aldi saja?
Kok gue mikirin dia mulu sih?
Apa gue udah gila ya?
Batin Echa.
"Apa gue kerumahnya aja ya? kan gue temen sekelasnya jadi wajar dong gue jengukin dia." gumam Echa yang bingung dengan keadaannya sendiri.
Echa membulatkan niatnya untuk pergi menjenguk Aldi.
Echa melangkahkan kakinya kedapur untuk mengambil sesuatu.
**********
Kini Echa sudah sampai didepan rumah berwarna cream muda yang tak lain adalah rumah Aldi.
Ia berjalan mendekati pintu dan langsung mengetuk pintu tersebut.
Tok...tok.....tok.....
Saat tengah mengetuk pintu rumah tersebut, Echa mendengar suara langkah kaki yang menuju ke arah pintu.
Sepemikiran Echa itu pasti seseorang yang akan membukakannya pintu.
Kreeekkkkk
Pintu besar itu kini sudah terbuka.
Di samping pintu itu tengah berdiri wanita yang sudah lumayan berumur yang melemparkan senyum ramah pada Echa.
"Cari siapa nak?" tanya nya ramah.
"Halo tante saya Echa temannya Aldi. Saya kesini mau jenguk Aldi tante karna denger - denger dia lagi sakit" jawab Echa seraya menyalim tangan wanita didepannya itu dengan sopan.
Wanita itu terkejut sekaligus kagum dengan anak gadis yang berada didepannya saat ini karena kesopanan dan santunnya gadis itu kepada orang tua.
"Ohh temennya Aldi, tante Mamanya Aldi. Kok Aldi ngga pernah cerita ya punya temen secantik kamu?" puji Mama Aldi yang membuat Echa tersipu malu.
"Ahh tante bisa aja, makasih tante"
"Ohh iya ayoo masuk. Aldi lagi tidur dikamar, dia lagi demam" ajak Mama Aldi
Echa berjalan mengikuti langkah kaki wanita yang ada di depannya.
Saat tengah berjalan menuju kamar Aldi, Echa melewati ruang keluarga Aldi.
Echa melihat begitu banyak foto masa kecil Aldi yang di pajang disana.
Echa menghentikan langkah kakinya saat ia melihat di atas sebuah meja di pajang foto masa kecil Aldi yang begitu lucu.
Di dalam foto itu Aldi tengah tersenyum lebar menampakan dengan jelas giginya yang ompong.
Mama Aldi menoleh kebelakang, ia melihat Echa tengah tersenyum memperhatikan foto Aldi yang begitu lucu itu.
"Lucu ya?" Mama Aldi berjalan menghampiri Echa seraya tersenyum.
Echa terkejut dan langsung mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu.
"Ehh iya tante," jawabnya malu.
"Aldi kalau di sekolah orangnya gimana Cha?" tanya Mama Aldi padanya.
"Ohh Aldi di sekolah baik kok tan."
"Ahh masa sih? padahal setau tante dari kecil Aldi itu orangnya jahil banget, seneng banget ngisengin orang lain."
"Ahh ngga kok Tante, Aldi baik kok di sekolah" bela Echa.
Iya tante.....
Anak tante emang jahil banget
Dan aku selalu jadi sasaran ke jahilannya tante.....
Lirih batin Echa.
**********
Langkah kaki kedua wanita itu berhenti di depan sebuah pintu kamar.
"Masuk aja, Aldi nya di dalam kok" ucap Mama Aldi seraya mengeluh lembut bahu Echa.
"Tante tinggal ya."
Wanita itu berjalan pergi meninggalkan Echa semakin jauh hingga tak terlihat lagi.
Saat Echa akan mengetuk pintu kamar itu,ia berhenti.
"Nanti gue ngomong apa ya?"
Echa bingung nanti harus menjawab apa atas semua pertanyaan yang akan di lontarkan Aldi padanya.
Tok....tok...tok...
Echa mengetuk pintu kamar itu,namun ia tak mendapatkan jawaban apapun.
Akhirnya Echa memberanikan dirinya membuka pintu kamar itu.
Krekkkk...
Echa membuka pintu kamar itu, ia celingak - celinguk ke kanan dan ke kiri untuk melihat kondisi kamar itu.
Di sebuah kasur berwarna biru ia melihat Aldi tengah tertidur.
Echa berjalan masuk kedalam kamar itu menghampiri Aldi.
"Al,bangun dong Al" ucap Echa seraya memukul pelan tangan Aldi.
Aldi terbangun karna ia mendengar suara seseorang membangunkannya.
Mata Aldi terbelalak saat ia melihat Echa tengah berada di dalam kamarnya.
Ia langsung terbangun dan mendudukan dirinya di atas kasur.
"Lo kok ada di kamar gue?" tanya Aldi yang masih di selimuti rasa bingung dan terkejut.
"Ya, ya gue datang kesini buat jengukin lo, kata Lisa lo lagi sakit" jawab Echa gugup.
Echa masih berdiri di tempatnya.
Sesaat suasana ruangan itu sangat canggung,sedangkan Aldi masih terkejut dengan kehadiran Echa di kamarnya.
"Ini gue bawain bubur ayam buat lo,gue denger - denger bubur ayam bagus buat pencernaan orang yang lagi sakit," tutur ECha.
Ia memberikan bubur yang dibawanya tersebut pada Aldi.
Aldi langsung menerima bubur tersebut,"Makasih ya. Jadi ngerepotin nih gue."
"Oh iya duduk Cha," tawar Aldi sambil menepuk - nepuk pinggiran tempat tidurnya.
Echa menuruti perkataan Aldi dan langsung duduk.
Kini Echa tengah duduk di samping cowok yang selalu membuatnya jengkel setiap hari.
Aldi langsung membuka wadah yang berisi bubur ayam yang dibawa Echa tadi.
"Emmm.Wah dari aromanya aja udah enak banget,pasti rasanya juga enak nih," puji Aldi,
"ini lo yang masak Cha?" lanjutnya.
"Iya, gue yang masak. Jadi kalau kurang enak maaf ya, soalnya gue ngga pinter - pinter banget masaknya," jelas Echa tulus.
"Pasti enak kok, kan masaknya pakai hati" terang Aldi.
"Emmm. Kan apa gue bilang, Ini itu bubur terenak yang pernah gue makan selama ini," puji Aldi seraya menikmati bubur yang ada di tangannya.
"Apaan sih lo Al. Lo tau dari mana kalau gue masaknya pakai hati?"
"Yaa tau lah.Sepinter apa pun seseorang masak,tapi masaknya ngga pake hati rasanya tetap bakalan ngga enak.Gue makan bubur yang lo buat dan gue ngerasa bubur lo enak banget,berarti lo masaknya pakai hati."
Echa tersenyum malu mendengar ucapan Aldi.
"Makasih udah muji masakan gue."
"Makasih udah peduli sama gue,makasih udah jengukin gue."
Aldi menatap mata Echa penuh arti.Ruangan itu terasa sunyi,Echa dan Aldi masih saling bertatap mata.
Tatapan yang penuh arti, hanya mereka berdua yang tau arti dari tatapan itu.
Echa tersadar dan langsung memalingkan pandangannya dari Aldi.
Baru hari ini untuk pertama kalinya Echa melihat sisi lain dari Aldi selama ini.
Aldi yang jahil, Aldi yang menyebalkan,dan Aldi yang selalu mencari cela untuk mengganggu Echa setiap hari sangat berbanding terbalik dengan Aldi yang di lihat Echa saat ini.
Aldi yang di lihat Echa saat ini adalah Aldi yang baik, Aldi yang ramah, Aldi yang lembut, dan Aldi yang tidak menyebalkan.
"Al, gue boleh nanya sesuatu ngga sama lo?"
"Boleh, asal jangan nanya yang aneh - aneh."
"Ihh ya ngga lah. Gue serius Al mau nanya sesuatu sama lo?"
"Lo mau nanya apa sih Cha? kok gue jadi penasaran ya?"
"Gue mau nanya, kenapa mulai dari pertama kita kenal di sekolah lo selalu gangguin gue, lo selalu jahilin gue, lo selalu mencari - cari kesempatan buat gue kesal. Kenapa Al? apa yang lu ngga suka dari gue sampai lo segitu ngga sukanya sama gue?" ucap Echa lirih.
Echa menundukkan wajahnya tak mampu lagi berkata - kata.
Selama ini Echa selalu merasa bahwa Aldi tidak suka dengannya, makanya Aldi selalu mencari - cari kesempatan untuk mengganggunya.
Aldi meletakkan bubur ayam yang di pegangnya itu di atas meja di samping tempat tidurnya.
Aldi memegang wajah Echa dengan lembut dan mengangkatnya agar bisa menatap wajahnya.
Aldi menatap mata Echa begitu dalam.
Tatapan yang sulit untuk di artikan oleh Echa, namun Echa bisa merasakan ada rasa bersalah dalam tatapan tajam namun lembut itu.
"Lo mau tau kenapa selama ini gue gangguin lo Cha?"
"Lo salah kalau selama ini lo mikir gue benci sama lo, sedikit pun gue ngga punya rasa benci ke lo Cha. Gue ngelakuin semua itu karna gue pengen narik perhatian lo Cha, gue pengen dapat perhatian dari lo Cha."
Deg!
"Lo itu orangnya cuek banget Cha, susah banget buat dapetin perhatian lo. Gue bersyukur akhirnya setelah hampir dua tahun gue berusaha buat dapetin perhatian lo ngga sia - sia. Akhirnya sekarang lo perhatian sama gue Cha."
Deg!
Echa terdiam mematung mendengar semua penjelasan dari Aldi.
Bahkan selama ini ia tak pernah berpikir Aldi melakukan itu karena ingin mendapatkan perhatiannya.