Tubuh Siena menegang. Di dalam hati, perempuan itu merutuki kebodohannya sendiri. Dia seharusnya sudah bisa menduga akan hal itu. Rahang perempuan itu mengatup rapat. Dia sama sekali menolak kalah dan tidak memutuskan kontak matanya dengan sang suami.
"Aku tidak melakukan sesuatu apa pun yang salah dengan Rhysand. Kami hanya berkirim pesan, itu saja. Aku bahkan sama sekali tidak berusaha untuk menghapus pesan dari pemuda itu. Dan kau masih mengetahui kata sandi ponselku, jadi kau juga masih bisa mengakses ponselku dengan bebas. Kau bisa membaca pesan kami sampai puas. Lalu, sebenarnya apa yang jadi masalah di sini?" geram Siena dari sela-sela giginya. Kedua tangan perempuan itu terkepal erat di sisi tubuhnya.