Siena bermimpi dirinya berada di taman tempat pria itu menyerang Dika dan Ares, kemudian dengan sangat cepat dia ada pondok tempatnya disekap. Pria itu hendak melakukan apa yang sering dilakukannya terhadap Siena selama di pondok itu dan Siena tak mampu berbuat apa pun. Dia sama sekali tidak bisa bergerak. Perempuan itu ingin menjerit, tetapi tak ada suara sama sekali yang keluar dari mulutnya.
*
Dika mengguncang tubuh Siena, tetapi mata sang istri terpejam sangat erat. Tangan Siena mencengkeram erat kain seprai, wajahnya basah oleh air mata, tetapi tubuhnya kaku. Bibirnya terkatup dengan sangat rapat, sama seperti kedua matanya. Keringat membasahi gaun tidur perempuan itu. Siena merintih.
"Sayang," panggil Dika. "Bangun. Buka matamu, Sayang."