"Dika terus menerus mengkhawatirkanmu. Dia bertanya-tanya, kenapa kau tidak kunjung menengoknya. Kami beralasan bahwa Orianna tidak bisa ditinggal, tapi Dika semakin sering menanyakanmu. Dia membutuhkanmu, Naa. Temuilah dia. Bicaralah kepadanya. Kalian berdua harus saling berbicara."
Siena tengah duduk termenung di dekat jendela di kamarnya, merenungkan perkataan kakak iparnya. Dia mendongak, menatap langit malam nan gelap. Hanya terlihat beberapa bintang yang tampak berpijar, sisanya bersembunyi di balik awan. Bulan yang hanya separuh tampak malu-malu untuk menampakkan dirinya mengintip dari balik awan. Dia sengaja membuka sedikit jendela kamarnya, sehingga angin malam yang berembus lembut bisa menyusup dari celah jendela yang terbuka. Udara malam itu terasa lembap dan dingin. Ketika Siena memejamkan mata, dia bisa mencium aroma hujan yang melayang-layang di udara.