Siang itu untuk pertama kalinya Siena bisa tidur pulas setelah beberapa hari terakhir dan tidak mengalami bermimpi buruk. Dia, Yara, dan Yesa mengobrol banyak. Satu yang perempuan itu ketahui dari obrolan mereka bertiga siang hari itu, Yara dan Yesa mengalami trauma dengan apa yang sudah keduanya lihat.
Yara mengatakan kepadanya bahwa anak itu sering kali memimpikan kejadian di taman, begitu pula Yesa yang mengatakan hal serupa.
"Daddy datang ke mimpi Abang," ujar Yesa.
Alis Siena terangkat. "Oh ya?" tanya perempuan itu. Dia mencoba menyikapinya dengan biasa-biasa saja. Namun, di dalam rongga dadanya, jantung Siena bertalu-talu, menggedor tulang rusuknya.
Jadi Abang menemui mereka juga? batin Siena.
Yesa mengangguk. "Iya. Daddy minta aku buat jagain Mama, Yara, sama Orianna. Daddy juga bilang kalau dia sayang sama kita dan nggak akan pernah ninggalin kita. Daddy akan selalu melindungi kita. Katanya, Daddy akan selalu ada di sini," Yesa menunjuk dadanya, "untuk selamanya."