Aku berbaring dengan Oriana yang tertidur pulas di sisiku setelah dia menyusu. Di sebelah kiriku, Yara dan Yesa masih tidur dengan sangat pulas. Aku menatap wajahnya yang tampak begitu damai. Di ranjang yang satunya, Bang Dika dan Bang Ares tengah tertidur seperti orang mati setelah semalam mereka berdua hampir tidak tidur karena mengasuh Oriana yang terus terjaga semalaman. Semenjak kelahiran Oriana, kami memang memutuskan untuk tidur sekamar dengan dua ranjang di dalamnya. Satu ranjang untukku dan anak-anak, ranjang yang lainnya untuk Bang Ares dan Bang Dika. Kadang-kadang, Yara dan Yesa juga tidur di bersama mereka.
Sudah satu bulan berlalu setelah kejadian penculikan itu. Mereka selalu mengkhawatirkanku—terlalu mengkhawatirkanku. Keduanya bahkan sampai membawaku berkonsultasi pada psikolog.