"Hai," sapaku ketika aku kembali ke kamar perawatan Siena. "Bagaimana keadaanmu?" tanyaku sembari mengusap rambutnya.
Siena mengangguk. Dia tersenyum tipis. "Lumayan," sahutnya. "Kau baru menemui Oriana? Seperti apa dia?" Siena bertanya. Aku, Ares, serta Siena memang sudah mempersiapkan nama jauh-jauh hari sebelum Oriana lahir. Kami mulai mencari nama begitu dokter memastikan kalau jenis kelamin bayi kami perempuan.
Mengingat dia melahirkan secara sesar, Siena hanya berbaring. Dia belum bisa meski hanya untuk sekadar memiringkan tubuhnya, apalagi duduk. Sudah ada sedikit rona di wajahnya, meskipun dia masih terlihat pucat.
Aku mengambil ponsel di sakuku, kemudian menunjukkan foto bayi kami. Senyum tersungging di bibir Siena. Wajah Siena berseri-seri. "Dia cantik," gumamnya.
"Sangat cantik," ralatku. Siena hanya memutar bola matanya, kemudian terkekeh. Tetapi kemudian dia mengernyit.