"Katakan sekali lagi, Sayang," bisik Ares dengan bibir bergetar.
"Daddy ...." Yara dan Yesa mengucapkannya secara bersamaan.
Ares langsung menarik Yara dan Yesa, lalu mendekap mereka berdua ke dalam pelukannya. Dia menangis tersedu-sedu sembari menggumamkan terima kasih entah kepada siapa.
"Daddy jangan nangis," kata Yara. Lengan montoknya melingkar di leher Ares.
Ares menggeleng sembari tersenyum lebar, kemudian dia mengusap air matanya. "Daddy nangis karena terlalu bahagia, Sayang," ujar Ares dengan suara parau. Dia menyentuh pipi Yara dan Yesa, lalu bertanya, "Kenapa kalian tiba-tiba manggil Daddy? Siapa yang ngasih tahu kalian berdua? Mama?"
Yara dan Yesa serentak menggelengkan kepala mereka berdua. "Papa," jawab mereka bersamaan.