Aku tak mampu melepaskan pandanganku dari Siena barang sedetik pun. Mataku selalu mengikuti setiap gerakannya Siena. Ke mana pun dia melangkah, mataku otomatis mengikutinya. Saat dia membungkuk untuk mengambil sesuatu, saat dia menelengkan kepala, saat dia mengusap keringat di dahinya, bahkan aku menandai setiap tarikan napasnya. Bisa kupastikan kalau tak ada satu pun gerakan Siena yang luput dari pengamatanku.