Shuten-doji (酒呑童子 しゅてんどうじ, "Pemabuk kecil") adalah salah satu dari tiga monster terkuat bersama dengan hantu kaisar Sutoku dan sang Kitsune berekor Sembilan, Tamamo-no-Mae.[1][2] Shuten-doji asalnya bukanlah oni, tetapi adalah seorang anak laki-laiki yang telah lahir selama ribuan tahun yang lalu di sebuah daerah yang kini disebut Shiga atau Toyama.[3] Ibunya adalah seorang manusia, dan ayahanya adalah seekor Yamata-no-Orochi.[4]
Legenda

Lukisan karya Toriyama Sekie, berjudul Shuten-doji dari buku Konjaku Gazu Zoku Hyakki.
Rumor yang berkembang mengatakan dahulunya Ia adalah manusia, tetapi berubah bentuk menjadi oni.[1] Bagaimana hal itu bisa terjadi, masih menjadi perdebatan, tetapi terdapat salah satu kisah mengenai jalan hidup shuten-doji yang paling populer adalah: Pada suatu hari terdapat seorang anak-anak laki-laki yang memiliki kekuatan supranatural dan kecerdasan yang melampaui rata-rata anak seusianya.[1] Penduduk sekitar memanggilnya sebagai anak iblis karena kekuatan dan ketangkasannya yang luar biasa, dan perlahan-lahan ia pun menjadi anak yang antisosial dan membenci lingkungannya.[1] Pada umur enam tahun, dia dibuang oleh ibunya.[1] Lalu, dia mengabdikan dirinya sebagai seorang pertapa di gunung Hiei, Kyoto.[1] Namun, sifatnya aslinya kembali keluar, Ia merasa sebagai orang tercerdas dan membenci biksu lain yang tidak sejalan dengan pikirannya.[2] Setelah itu Ia jadi lebih sering bolos dan menjadi anak beringas yang gemar bertarung dan senang minum-minuman beralkohol.[2] Kegemarannya meminum alkohol ini sangat kuat hingga tidak ada siapapun yang berani menantangnya dalam adu kuat minum.[2] Karena kecintaannya pada minuman keras inilah Ia disebut dengan Shuten-doji.[3]
Pada suatu malam digelarlah festival rakyat di kuil, dan Shuten-doji ikut campur dalam keadaan mabuk berat.[3] Sambil menempelkan topeng oni, dia melompat-lompat dan berteriak menakut-nakuti seluruh peserta pesta yang hadir di sana.[1] Setelah puas menakut-nakuti, tiba-tiba dia berteriak kaget; pasalnya, topeng yang Ia kenakan tidak bisa dilepas.[3] Dia pun mengamuk dan lari ke bukit hutan dan berjanji tidak akan pernah berinteraksi lagi dengan manusia.[1] Selama-lama bertahun hidupnya terisolir dari manusia, makan dan minum dengan mencuri ransum penduduk sekitar, dan terus bermabuk-mabukan.[2] Setelah itu, banyak golongan penjahat mengikuti jejak langkahnya dan menjadi bidak setianya.[4]
Bersama-sama dengan kelompoknya Ia menjalankan misi untuk menguasai Kyoto dan kerajaannya.[4] Ia pun bertemu dengan anak-anak oni yang senasib dengannya, yaitu Ibaraki-dōji, oni yang menjadi tangan kanannya.[4] Sesampainya mereka di pusat kota Kyoto, mereka memperkosa gadis-gadis bangsawan, dan memakan organ tubuh mereka mentah-mentah, dan menculik anak-anak dan perempuan lainnya, lalu pulang ke markas mereka.[2] Mengetahui hal itu, datanglah seorang tokoh pahlawan Minamoto-no-Yorimitsu bersama pasukan kecilnya dan tangan kanannya Sakata Kintoki mengepung kastil Shuten-doji dan menyerang para oni seorang diri dengan senjata racun sihir yang ampuh membunuh seluruh anggota geng oni.[2] Terakhir, dia bertarung dengan Shuten-doji dan memotong kepalanya.[4] Kepala Shuten-doji dikubur di gunung Oinosaka, dan botol racun yang digunakan Minamoto-no-Yorimitsu disimpan di kuil Nariai-ji, Kyoto.[1]
Popularitas
Shuten-doji banyak muncul dalam budaya populer Jepang seperti anime, manga, film, maupun game.[5] Dalam gim Persona 4 yang diproduksi oleh Atlus, dia muncul sebagai tokoh pendamping tokoh utama dalam gim untuk menyelesaikan misi dan sebagai senjata.[5]