Chereads / Hadiah Untuk Ummi / Chapter 6 - BAB 6

Chapter 6 - BAB 6

Aku masih sibuk dengan Toko Baju ku,untuk menghidupi kedua anak kembar ku.

Fikri adalah orang yang sangat dekat dengan ku saat ini,tapi aku masih belum bisa menambat hati ini pada nya,aku masih trauma pada pernikahan pertama ku,dan aku juga masih belum menaruh hati kepada nya,sekali pun dia sudah sangat baik pada ku.

Hari adalah tahun ke 3 aku hidup sendiri,bekerja sendiri,aku sudah tidak tahu lagi bagaimana kabar tentang mantan suami ku beserta pasangan baru nya,yang aku tau mereka masih tetap bersama nya.Semoga saja mereka hidup bahagia.

Aku harus mencari uang lebih giat lagi.karna 2 tahun lagi anak-anak akan memasuki waktu sekolah,dan aku sudah tidak sabar melihat mereka tumbuh dewasa.Aku berjualan offline dan online,memanfaatkan tekhnologi pada zaman sekarang,keuntungan nya sedikit demi sedikit aku tabung untuk kebutuhan anak-anak ku kelak,aku bahagia karna mempunyai keluarga yang sangat peduli kepada keluarga ku,terutama orang tua ku.Karna bahagia itu teryata bukan hanya dengan pasangan.

David Part :

Hari ini aku membuka counter handphone ku,seperti biasa aku harus bangun lebih awal,karnaistri baru ku masih tidak biasa untuk bangun pagi,kadang aku harus memasak breakfast sendiri,tapi biar lah ini tidak masalah untuk ku.

"Sayang..bangun sudah jam 9 pagi"

Aku membangun kan Citra

Sebelum nya aku tidak pernah membangunkan mantan istri ku,karna dia disiplin bangun pagi,yaaah ini berbeda istri adalah Citra,sosok wanita terawat,terjaga dan lebih muda dari dia masa lalu ku,tentu nya.

Terkadang aku masih memikirkan kabar mantan istri ku itu,karna sejak kami bercerai aku sudah tidak pernah lagi mendengar kabar nya,hanya saja aku tahu dia sudah melahirkan anak kembar dari darah ku. Sebenarnya Ibu ku menyuruh ku untuk menghubungi dia melalui media social,tapi Citra selalu melarang ku dengan alasan yang klasik,yaitu takut aku kembali pada nya.Entah kenapa kepada Citra aku bisa saja menurut semua kemauan nya,tapi pada Cahaya,aku selalu ingin di turuti dan bahkan bersikap egois. Terkadang aku ingin tahu seperti apa anak-anak ku,aku ingin mencoba menggendong nya,mencium wajah mereka,tapi jangan kan untuk menggendong nza,untuk menghubungi Ibu mereka pun aku di larang.

Sungguh aku ingin melihat anak-anak ku.

Hari ini aku mengantar Citra ke Bandara karna dia akan pulang ke Medan untuk menemui orang tua nya,aku hanya mengantar nya,karna uang kami tidak cukup untuk membeli tiket pesawat berdua.Setelah itu aku pulang dan ini adalah kesempatan ku untuk dapat melihat media social Cahaya dan sedikit melihat wajah anak-anak ku.Yah,aku hanya dapat melihat wajah mereka saja,karna aku tahu Cahaya tidak akan mungkin mengizinkan aku menemui mereka,tidak mungkin juga aku terbang ke Jakarta.

Sejak perceraian ku dengan nya,aku memang sama sekali tidak pernah memberikan apa pun kepada nya,jangan kan uang untuk anak kembar ku,bertanya kabar pun aku hampir tidak pernah.Sejahat ini kah aku terhadap anak-anak ku sendiri.Terlihat poto Cahaya bersama anak kembar ku,mereka sangat cubby,bersih dan yang pasti mereka sama seperti ku.Tampan.

Cahaya Part :

Aku menginap di Toko karna masih banyak sekali pekerjaan yang belum aku selesai kan.Mengemas pesanan yang besok akan di ambil kurir,me-list pesanan yang akan di kemas dan masih banyak lagi.Si kembar tertidur di dekat ku,begitu lelap.

Pukul 01:00 dini hari aku tertidur lelap memeluk kedua anak kembar ku.

Didalam tidur ku aku di kelilingi asap tebal,yang entah datang dari mana,sayup-sayup terdengar anak kembar ku menangis,aku terbangun dan...

Toko ku terbakar.

Aku lekas menggendong anak-anak ku,menyelamat kan apa pun yang bisa ku bawa dan keluar.

Diluar sudah banyak orang berkerumun.

"Ay..." Panggil seseorang yang langsung memeluk ku.

Fikri.

Dia langsung menggendong kedua anak ku dan aku masih terdiam seribu bahasa menatap Toko ku yang habis akibat kebakaran tersebut.

Fikri membawa ku masuk ke dalam mobil,dan aku masih ti,apa aku dak percaya atas kejadian ini.Aku berusaha mengingat apa aku lupa mematikan gas,atau mungkin konsketing listrik atau apa lah itu,aku su gguh tidak dapat mengingat nya.

"Aku sudah telpon keluarga kamu,jadi mereka tunggu kamu di rumah" Kata Fikri membuyarkan lamunan ku,aku hanya terdiam. "Besok hasil TKP baru bisa di ambil,aku juga minta rekaman CCTV dari pihak security,jadi kita bisa tahu apa penyebab dari kebakaran itu"

Fikri mengantar ku sampai rumah,di rumah aku bisa melepas tangis ku,di pelukan mamah.Karna Mamah adalah yang paling dekat dengan ku,ku gendong anak ku yang menangis karna merasakan kesedihan yang di alami oleh Ibu nya.

Aku masih sangat syok atas apa yang terjadi pada Toko ku tadi malam,sungguh aku tidak pernah memikirkan hal itu akan terjadi pada aku dan ke dua anak ku.saat Keluarga ku dan Fikri ingin secepatnya mengetahui hasil TKP,aku malah tidak memikirkan itu sama sekali,yang aku pikirkan adalah bagaimana aku harus memenuhi kebutuhan kedua anak ku nanti,mustahil aku harus berpangku tangan,menunggu orang tua dan kakak-kakak ku memberikan bantuan.

Saat ini aku sangat bimbang.

Fikri datang mengagetkan lamunan ku pagi itu.

"Ngapain bengong,neng?"

"Loohh,,kapan datang ?" Tanya ku

"Makanya jangan bengong,dari tadi aku ngucapin salam ga di jawab-jawab"

Aku hanya tersenyum kecil.

Fikri memberikan sebuah card reader

"Apaan ?" Tanya ku heran

"Ini hasil TKP semalam,dari CCTV pos jaga,dan dari CCTV Minimarket depan toko kamu itu"

"Ga penting aahhh!" Ucap ku cuek

"Pelaku nya Citra"

Aku menatap Fikri tajam.

"Kamu neh negative thinking deh"

"Iiihh...beneran,di CCTV minimarket itu terlihat Citra jalan sama 2 orang lelaki,bawa botol minum besar,naah mereka berjalan ke depan toko kamu,dan pura-pura menjatuhkan isi dalam botol itu dan pergi,nah 5 menit kemudian dari arah berlawanan ada 1 orang lelaki berjalan buang koreng api ke situ"

Aku terdiam mendengar penjelasan Fikri.

"Mungkin ga ya dia di suruh sama David ?"

"Ga mungkin"

"Kok membela ?" Ucap Fikri

"Aku ga membela,dia memang jahat sama aku tapi dia ga mungkin sejahat itu kepada darah daging nya"

"Ha!? Ga jahat kamu bilang,terus dia ninggalin kamu,ga peduli sama anak kamu,ga ada tanza kabar bahkan bantuan materi yang harus nya menjadi kewajiban dia,masih bilang ga jahat ?"

"Tapi mustahil dia mau melukai anak nya sendiri,itu ga mungkin,mungkin dia ga tahu kalo Citra datang sendiri ke Jakarta."

Fikri terdiam.

Aku masuk ke dalam rumah,meninggalkan Fikri.

Marah ?

Tidak

Aku hanya bingung,tidak tahu aku harus bagaimana,antara percaya atau tidak,bahwa kejadian itu adalah wanita yang merusak rumah tangga ku.Sungguh aku sangat tidak percaya.Belum puas kah dia menghancurkan rumah tangga ku ? Belum puas kah dia mengambil suami ku ? sekarang dia masih ingin melukai anak-anak ku. Ini sangat keterlaluan.

David Part :

Hari ini Citra kembali dan aku harus menjemputnya di bandara nanti siang.kemarin aku sempat menzimpan poto kedua anak kembar ku,dan hari ini aku harus segera menghapus nya sebelum Citra tahu kalau aku menzimpan photo anak-anak ku,karna selalu nya dia mengira aku akan kembali bersama Ibu mereka.

KKLIIING !!

Smartphone ku berbunyi.

DEEEGG !!!

Rasa nya aku mengenali nomor ini . Benar. Ini nomor Cahaya.i.

Ketika aku membuka chattingan nya,ternyata dia mengirimkan sebuah video dan aku segera membuka nya,aku berharap itu adalah video kedua anak-anak ku,nyata nya.Bukan. Di video itu terlihat Citra brsama seorang lelaki berjalan menuju sebuah toko baju membaca sebotol air,ketika sampai di depan toko,lelaki tersebut menjatuhkan botol air minum dan mereka segera berlalu pergi.Selang 5 menit kemudian dari arah berlawanan seorang lelaki berhenti di depan toko tersebut dan membuat sebuah korek api,dan dia pun berlari pergi. Seketika itu toko tersebut mulai terbakar,api semakin besar karna itu adalah toko baju banyak kain yang mudah terbakar.

Kumatikan video tersebut,aku terduduk lesu,jadi Citra bukan pergi ke Medan bertemu dengan keluarga nya tapi pergi ke Jakarta untuk melukai mantan istri ku.Sungguh jahat.Aku bergegas pergi ke bandara dalam keadaan hati dan pikiran yang penuhi oleh rasa emos