Chereads / Hadiah Untuk Ummi / Chapter 5 - BAB 5

Chapter 5 - BAB 5

Aku terbangun dari tidur ku,karna merasakan dingin nya AC mobil.Kenapa mobil berhenti ? dimana Fikri ?.Aku melihat HP ku,waah ada banyak panggilan tak terjawab dari Ibu kandung ku,dan ada beberapa sms dari David,tapi sms itu aku segera hapus,sudah,aku tidak mau mengingat nya.

"Dari mana ?" Tanya ku pada Fikri saat dia masuk ke dalam mobil.

"Beli isi E-Toll Card"

"Emang kita udah sampai mana?"

"Sebentar lagi kita masuk Toll TMII"

"Oohh"

Sudah dekat ternyata.

"Kamu udah sehat ?" Tanya Fikri

Aku Tertawa " Loh emang aku sakit ?"

"Loh emang sakit kan ? Sakit hati.Hahahaaa!!" Fikri pun tertawa.

Aaaaahhh.Perasaan ku sudah mulai membaik,hanya tinggal aku menyiapkan mental untuk menceritakan semua pada keluarga ketika aku sampai rumah nanti.

"Oh ya,masalah bisnis yang waktu itu aku omongin ke kamu" Kata Fikri .

"Iya mau lah,masa ada orang yang mau pinjamin aku modal usaha aku tolak,kan ga lucu" Aku tertawa.

"Ya Syukur lah ,klo kamu menerima"

"Eit" Ucap ku tiba-tiba " Masalah jangka waktu dan bunga nya ?"

Fikrim mengerem mobil nya.Dia menatap ku.

DEEGG !!

What !?

"Kamu pikir aku Bangke apa ?"

Aku menaikan alis ku.

"Bangke ?"

"Bank Keliling" Jawab Fikri tertawa.

Sejam kemudian kami telah sampai di rumah orang tua ku,aku menatap sekeliling rumah.Aku rindu.Keluarga ku menyambut dengan suka duka.Suka anak nya datang,duka karna tau rumah tangga anak nya bernasib seperti itu.

Setelah di Jakarta,aku punya pekerjaam baru,mengelolah Toko Baju.Yaahh,saat itu Fikri meminjamkan modal usaha kepada ku,Fikri memang dari dulu sangat baik pada ku,tapi entah kenapa aku tidak pernah merespon perasaan nya.Mungkin saat ini belum,dan aku tidak tau apa perasaan itu berubah ? yang pasti aku harua tetap menjalani hari ku dengan bahagia,demi bayi yang ada dalam kandungan ku.

Bulan demi bulan aku lewati,aku bekerja di Toko Baju milik ku dengan di tolong seorang karyawan,ketika aku membeli stok barang Fikri akan mengantar ku ke Suplier,begitu terus sampai akhirnya aku melahirkan bayi kembar tanpa di temani suami.Aku sangat bahagia atas kelahiran bayi kembar ku,semua lelah,letih bahkan sakit,semua hilang .

Wajah mereka sangat bersinar.

Aku harus berpikir untuk memberikan nama yang baik.

Panggil saja Rayyan dan Ghina.

Rayyan dan Ghina selalu aku bawa ke toko,karna mereka membutuhkan ASI,semua perhatian ku aku curahkan hanya untuk mereka,sebenarnya aku kewalahan juga menjaga mereka,tapi aku harus bisa membuktikan bahwa aku bisa membesarkan mereka.

'Aku hampir ga ada waktu buat ngajakin kamu jalan'

Sebuah chat dari Fikri.

Jangan kan untuk memikirkan jalan-jalan,semua nya aku fokus kan untuk merawat bayi ku.

"Iya sesekali sana sih pergi,biar Rayyan sama Ghina,mamah yang jagain" kata Mamah ketika aku pulang."oh ya, ada surat dari KUA tuh di meja kamar"

Aku membaca surat tersebut.

Aku menahan nafas sangat lega,akhirnya aku berpisah dengan David dan hak asuh anak ada pada ku.Aku lantas menciumi anak-anak ku yang terlelap tidur.

Semoga ini menjadi masa depan yang bahagia,walaupun perceraian bukanlah sesuatu yang aku ingin kan,tapi keadaan nya memaksa aku untuk mengambil jalan tersebut.

Aku sudah tidak tau lagi bagaimana keadaan mantan suami ku itu,semua kontak dan media sosial sudah aku blokir,aku sangat tidak mau lagi melihat segala berita apa pun tentang dia,sekarang yang ku punya hanya buah hati ku dan keluarga besar ku.

Hari hari terus aku jalani penuh rasa bahagia,walau terkadang aku rindu keberadaan lelaki di sisi ku,tapi untuk berniat mencari pengganti Ayah bagi anak-anak ku,aku sungguh masih sangat trauma,bagaiman jika kegagalan dalam rumah tangga kembali terjadi,aku sangat tidak mau mengulangi rasa sakit nya itu,dan hampir setiap hari juga Fikri berusaha untuk menemani ku.Yaaahh,aku sangat bimbang,Fikri sangat baik,dari dulu sampai hari ini dia masih sama.

"Besok aku dinas ke Natuna" Kata Fikri suatu hari,ketika dia mengunjungi Toko Baju ku

"Berapa lama ?"

"Yaahh,cukup lama,mungkin antara 2-3 bulan"

Aku mengangguk.

"Besok aku antar kamu ke Bandara"

"Ga usah,kasian Si Kembar"

Aku menaikan dahi ku

"Aku titip dulu ke mamah,cuma antar kamu ajah,terus aku pulang"

Fikri mengangguk.

"Oh...Ya udah terserah kamu aja"

Fikri sangat dekat dengan anak-anak ku,dia pun tidak sungkan untuk menggendong mereka.

"Hangat !" Ujar Fikri saat menggendong Rayyan.

"Hahh !?"

"Piiipiisssss !!!!!" Ucap Fikri tertawa

Aku pun ikut tertawa.

Kami tertawa bersama.

"Yaah dede rayyan,tau ajah kalo om belum mandi"

Aku bergegas membersihkan pipis Rayyan,karna jika terlalu lama aku takut Rayyan mengalami ruam di bagian belakang.

"Maaf yah,Fik"

Fikri tersenyum.

"Ya ampun,ngapain kamu yang minta maaf,Rayyan mana ngerti.Oh ya,aku pulang dulu ya,mandi dan packing untuk besok" Fikri mencium Si Kembar sebelum pergi,layak nya Ayah dan anak.

"Hati-hati yah,besok kamu jemput di rumah,aku antar kamu ke Bandara"

"Siap,bye!!"

Pagi ini aku menyiapkan semua kebutuhan Si Kembar,sebelum Mamah ku datang,jadi ketika mamah datang,beliau tidak perlu repot lagi.Jarak rumah aku dan orang tua ku tidak begitu jauh,yaahh hanya 10 menit berjalan kaki.

Biasa nya Mamah dan Papa ku datang menggunakan sepeda atau motor.Ternyata mereka datang bersamaan dengan datang nya mobil Fikri.

"Assalammualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Fikri bersalaman dengan kedua orang tua ku.

"Mau tugas yah,Fik ?" Tanya Papa ku

"Iyah,pa"

"Iya udah deh,hati-hati yah Fik,jaga-jaga kesehatan" Sambung Mamah

Fikri tertawa.

"Iyah Pah,Mah."

Setelah basa basi dengan orang tua ku,kami pun segera meluncur.

"Gimana Si Kembar ?"

"Alhamdulillah baik"

"Nanti kamu pulang bawa mobil aku aja" Kata Fikri sambil terus mengemudi mobil.

"Ga usah lah,aku naik MRT aja,udah lama juga aku ga iseng jalan sendiri"

"Apaan ? Kamu mau ngapain jalan sendiri ?"

"Loh emang ga boleh ?"

"Ga !!!"

"Ih...kenapa ?"

"Nanti di godain orang "

"Helleehh...Mana mau godain janda 2 anak kaya aku" Aku tertawa

"Bukti nya aku mau"

Aku menoleh ke arah Fikri,tapi dia malah santai mengendarai mobil nya.

"Mau apa ?" Canda ku

"Mau jadi Ayah dari anak-anak kamu.Hahahaaahaaaa ....!" Tawa Fikri pun menggelegar.

Aku hanya bisa ikut tertawa,mendengar gombalan dia yang seperti anak ABG.

Kami asik mengobrol hingga tak terasa kami tiba di Bandara,Fikri memarkirkan mobil nya,kami pun masuk ke dalam.

Aku mengantar Fikri hanya di depan.

"Aku pergi yah"

Aku menggangguk

"Hati-hati yah"

Fikri mencium kening ku.

Aku hanya diam.Aku diam karna aku tidak menyangka ,dia akan melakukan itu pada ku,di tengah ramai nya orang.Tapi seperti nya dia tidak peduli,dia malah terus berjalan,meninggalkan aku yang masih syok.Sampai di dalam,dia hanya melambaikan tangan nya.

Aku pulang menggunakan Taksi menuju stasiun MRT, dan aku pulang menggunakan MRT,sambil menikmati pemandangan Jakarta melalui jendela MRT.

Sangat menyenangkan.