Nadya menyesal telah membuka jalan penasaran suaminya. Terpaksa ia mengatakan hal itu meskipun memalukan.
"Ah… tidak mau, kak. aku malu." Tolak Nadya enggan menatap Revan.
"Kamu mau anak kita tidak dapat keinginannya? Bisa membuat anak kit-" bibir Revan terdiam, disaat istrinya memberikan ciuman. Lalu secepatnya Nadya melepas ciuman itu.
Revan menyeringai "Jadi, ini kemauan bayinya apa Mamanya?" goda laki laki ini, Nadya yang tersenyum malu menyangkal.
"Benar bayinya, kok."
"Kalau bayinya menginginkan ini, dengan senang hati Papanya akan memberikan" Revan menarik kepala istrinya, menekan tengkuk Nadya agar bisa menyempurnakan rengkuhannya.
Revan terus saja mencecap anggur yang diberi julukan oleh Nadya, iapun meniru hal itu. ia juga menyebut benda kenyal dan berisi kemerahan juga begitu nikmat dengan nama Anggur.