Seketika…
Mata coklat itupun terbuka sempurna, posisi tubuhnya sudah berbeda. Ia sedang terbaring dikamar menghadap dinding. Nadya berusaha mengenali ruangan itu. sayangnya Revan telah tertidur dan telah memadamkan lampu kamar, hanya tersisa lampu tidur dengan minim cahaya.
Gadis itu terisak, sakit hatinya masih sangat terasa. Ia menangis dalam diam, air mata sudah mengucur deras mengenai bantal. Nadya teringat kata-kata yang disampaikan oleh Pamannya melalui mimpi.
Ia merasa bersalah terhadap suaminya, hingga di mimpipun Paman mendatanginya sekedar mengucapkan sepenggal kalimat. Nadya tak bisa menahan suaranya lagi, ringisannya sayup-sayup di dengar Revan.
Pria di sebelah nya terkaget, ia langsung melihat apa yang terjadi. Revan beringsut mendekati istrinya, memegang bahu.
'Apa dia bermimpi' pikirnya.
"Sayang. Nadya." gadis itu tak menyahut. Tapi dengan jelas Revan mendengar suara ringisan.